Bupati Giatkan Pembangunan

Bupati Giatkan Pembangunan

TUBEI, BE - Memperingati Ulang tahun Lebong ke - 10, Senin (6/1) kemarin DPRD Lebong menggelar Sidang paripurna istimewa.  Paripurna ini dihadiri  langsung oleh Bupati Rosjonsyah, anggota DPRD Lebong, Forum koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Presedium Pemekaran Kabupaten Lebong, Pejabat dilingkungan Pemda Lebong, Camat, Lurah, serta kepala desa. Sidang paripurna ini sendiri dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Lebong, Azman May Dolan. Bupati Lebong H Rosjonsyah SIP MSi dalam pidatonya mengungkapkan, kabupaten Lebong yang saat ini telah berusia 10 tahun terus berupaya mengejar ketertingggalan dari kabupaten Lain di Provinsi Bengkulu. Pemerintah Kabupaten Lebong terus menggiatkan pembangunan disemua bidang, dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. \"Pembangunan masih terus kita lakukan. Hal ini untuk menjadikan Lebong lebih baik. Pembangunan ini bisa terlaksana karena seluruh elemen baik Pemda, DPRD, Pemuda Maupun Masyarakat Lebong ikut serta memberikan andil,\" kata Bupati. Menariknya, dalam sambutannya, Bupati mengakui jika ditahun 2013 yang lalu banyak pembangunan yang tidak terselesaikan hingga akhir tahun anggran. Lebih lanjut Bupati memaparkan, tanggal 30 Desember 2013 kemarin, kita telah lakukan pengesahan APBD Lebong tahun 2014. Dengan harapan ditahun 2014 pelaksanaan dan pengelolaan keuangan daerah dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Mulai dari awal hingga akhir tahun anggaran , sehingga tepat sasaran dan tepat waktu. \'\'Saya juga mengakui ditahun 2013 yang lalu banyak pembangunan tidak terselesaikan hingga akhir tahun anggran. Mudah-mudahan ditahun 2014 ini kejadian ini tidak terjadi lagi,\" ungkap Bupati. Selain itu, Bupati juga mengharapkan agar pemerintah Provinsi Bengkulu membantu kabupaten Lebong terutama untuk meningkatkan infrastruktur jalan provinsi dari Rejang Lebong maupun dari Bengkulu Utara. \"Jalan Provinsi yang ada di kabupaten lebong ini kita harapkan dapat diperlebar di tahun 2014, termasuk pembanguan jembatan di wilayah Atas Tebing yang saat ini hanya mampu menahan beban dibawah 8 Ton,\'\' kata Bupati. Kondisi ini dirasakan bupati mempengaruhi mobilitas transportasi mapun pembanguan. Sebagi contoh jika ingin mendatangkan alat berat dari wilayah lain, harus melewati Rekang lebong. Tentunya hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama daripada melintas dari wilayah Bengkulu Utara. Bupati juga mengharapkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Bengkulu terkait rencana kabupaten Lebong untuk membuka jalan dari lebong ke Merangin di Jambi dan jalan dari Lebong ke Musirawas. \"Kami sudah memaparkan rencana pembangunan jalan ini di hadapan Gubernur, dan hal yang sama sudah kita lakukan di hadapan ketua DPR RI. Dukungan dari Ketua DPR RI sangat besar untuk dilakukan pembukaan jalan ini. Ditahun 2013 yang lalu kita masih mengalami kendala,belum ada FS dan DED. Namun, ditahun 2014 ini FS dan DED ini sudah siap,\" jelas Mundur Hari jadi Kabupaten Lebong ke - 10, pada 7 Januari 2014 hari ini, ternyata mendapatkan penilaian tersendiri dari mantan bupati Lebong , Drs H Dalhadi Umar BSc MSi. Menurut Dalhadi,, hingga menginjak usia ke -10, Lebong ini bukannya menjadi kabupaten yang berkembang dan maju, melainkan mengalami kemunduran. Hal itu dilihat oleh mantan orang nomor 1 di Bumi Swarang Spatang Stumang ini  dari sisi ekonomi masyarakat, kesehatan, pendidikan hingga pembangunan. Diungkapkan Dalhadi Umar, pada BE usai rapat paripurna istimewa HUT Kabupaten Lebong ke 10 kemarin,  penilaian tersebut bukanlah atas penilaian pribadinya. Melainkan atas temuan dan cerita langsung dari masyarakat di beberapa wilayah Kabupaten Lebong saat ia turun langsung kemasyarakat. \"Beberapa waktu lalu saya sempat melihat Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Bukit Nibung. Kondisinya saat ini sangat mengkhawatirkan . tumbuh rumput yang hampir menutupi bangunan Pustu tersebut. Kalau kondisinya seperti itu, artinya tidak ada aktifitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat disana,\" Kata Dalhadi. Selain itu, dari sisi ekonomi masyarakat juga tak jauh berbeda. Bahkan, beberapa warga yang ditemuinya pun mengakui jika selama beberapa tahun terakhir perekonomian masyarakat mengalami ketidakpastian. \"Ini dari cerita masyarakat, ketidakpastian ekonomi masyarakat ini mungkin saja disebabkan karena para pejabat yang ada sekarang bukan berasal dari Lebong, sehingga perputaran uang tidak terjadi didalam melainkan terjadi di luar Kabupaten Lebong. Kondisi itu menyebabkan ekonomi masyarakat menjadi sulit,\" kata Dalhadi. Kemudian, lanjut Dalhadi, dari sisi pembangunan juga disebutkannya tidak ada perkembangan yang berarti sepeninggalnya waktu menjabat sebagai bupati Lebong. Ia pun mengaku menerima cerita masyarakat jika pembangunan yang sudah dilakukannya pada waktu menjabat dulu, saat ini dibiarkan terbengkalai dan tak terawat. \"Contohnya bangunan Pustu tadi,\'\' katanya. Dalhadi mengatakan mungkin hal itu disebabkan adanya kesalahan managerial. Hal ini juga terjadi pada bidang pendidikan dan kedisiplinan pegawai. Pada bidang pendidikan misalnya, honor para guru yang bukan PNS itu sebesar Rp 200 ribu dan inipun kadang dibayarkan 3 bulan sekali.  Kemudian pada bidang kedisiplinan, Dalhadi menemukan sendiri pukul 11.00 WIB, pegawai  yang ada di salah satu dinas hanya tersisa 4 orang pegawai saja. Terkait berbagai permasalahan ini, Dalhadi menyarankan agar Pemkab Lebong bersama DPRD Lebong untuk turun langsung ke tengah masyarakat agar mendengarkan secara langsung apa yang menjadi kebutuhan mereka. \"Termasuk juga DPRD, jangan hanya menampung aspirasi masyarakat saja,  tetapi harus juga memperjuangkan aspirasi masyarakat. Minimal di Dapil mereka masing-masing, sehingga pembangunan yang akan dilakukan benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tujuannya agar peningkatan kesejahteraan masyarakat benar-benar terwujud,\" pungkas bupati Lebong periode 2005-2010 ini.(777)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: