Atasi Dampak Kenaikan Elpiji
BENGKULU, BE - Meroketnya harga elpiji ukuran 12 kg menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, tak terkecuali anggota DPRD Provinsi Bengkulu. Kekhawatiran bukan karena harga barang lain yang berhubungan dengan elpiji akan ikut naik, melainkan khawatir semua masyarakat beralih ke elpiji 3 kg yang masih disubsidi oleh pemerintah. Jika itu yang terjadi, maka tidak menutup kemungkinan elpiji ukuran 3 kg akan sulit didapat. Untuk itu, anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Drs Gustianto meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu segera melakukan terobosan atau kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak dari kenaikan harga Liquid Petroleum Gas (LPG) atau elpiji ukuran 12 Kg sejak tanggal 1 Januari 2014 kemarin itu. Ia mengungkapkan, jika pemerintah tidak melakukan pengawasan atau mengatir pendistribusiannya, maka elpiji 12 Kg pun terancam tak laku di pasaran. \"Apabila banyak masyarakat beralih ke elpiji 3 Kg, maka tidak menutup kemungkinan elpiji 3 Kg tersebut akan langka. Jika terjadi kelangkaan maka masyarakat pun akan kesulitan mendapatkannya, dan masyarakat kurang mampu lah yang akan merasakan dampak yang paling parah,\" paparnya. Ia mengungkapkan, untuk mengantisipasti kelangkaan itu, pemerintah seharusnya berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk memastikan ketersediaan stok elpiji, baik yang berukuran 3 Kg maupun 12 Kg. Selain itu, Gustianto juga meminta Disperindagkop Provinsi Bengkulu berkoordinasi dengan Disperindag kabupaten/kota untuk melakukan pengawasan mengenai pendistribusian elpiji 3 kg agar tepat sasaran. Seperti tidak memberikan kepada masyarakat kalangan menengah keatas, restoran atau rumah makan dan untuk usaha lainnya. \"Elpiji 3 kg itu disubsidi untuk masyarakat yang kurang, jika nanti dinikmati oleh kalangan mampu, berarti langkah Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg akan sia-sia,\" ujarnya. Sementara itu, Kepala Biro Ekonomi Pemprov Bengkulu, Ismed Lakoni, SE mengakui pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan pihak Pertamina pun menyatakan stok elpiji, baik ukuran 3 kg maupun 12 Kg di Bengkulu cukup untuk beberapa bulan ke depan. \"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina, dan mereka menyatakan stok elipiji di Bengkulu aman,\" ujarnya. Ia mengatakan Pemprov Bengkulu tidak akan tinggal diam mengenai persoalan ini, dan stok elpiji di lapangan tidak boleh kosong, karena elpiji ini sudah termasuk kebutuhan mendasar bagi masyarakat sejak subsidi mintak dicabut oleh pemerintah beberapa waktu lalu. \"Dalam upaya pengawasan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Disperindagkop dan ESDM Provinsi Bengkulu, koordinasi ini bertujuan untuk mengantisipasi berbagai kecurangan, seperti agen atau distributor memindahkan isi dari elpiji ukuran 3 kg ke 12 Kg,\" tandasnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: