Anak jadi Bos Kecil, Salah Orang Tua
ANAK bertindak layaknya bos atau raja kecil di rumah. Bukan anak yang harus disalahkan, tapi tetap orang tua. Hal tersebut dibenarkan Karin Lucia Tanojo SPsi MPsi.
Pada dasarnya, semua perilaku anak, termasuk sindrom bos kecil itu, bersumber utama dari pola asuh orang tua. Selanjutnya, barulah faktor lingkungan. Misalnya, acara TV dan pergaulan dengan teman. Maklum, pada usia 5 tahun, golden age, anak sangat mudah menyerap apa yang dilihat dan didengar. Pola asuh orang tua juga menjadi kiblat alias modeling anak dalam berperilaku. Dalam hal ini, pola asuh orang tua dibagi mejadi empat jenis. Yakni, otoriter, demokratis, permisif indulgent, dan permisif indifferent. \'\'Biasanya pola asuh yang mengakibatkan anak bersifat bos kecil adalah permisif indulgent. Orang tua selalu memanjakan dan menuruti semua permintaan anak,\'\' tutur dosen Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan Surabaya itu. Selain pola asuh, karakter diri berpeluang menciptakan sifat suka memerintah tersebut. Karakter yang dimaksud adalah sifat keras kepala. \'\'Karakter anak itu biasanya timbul sejak lahir,\'\' kata alumnus Universitas Surabaya tersebut. Tidak hanya itu, karakter dasar anak umumnya mudah dikenali berdasar urutan kelahiran mereka. \'\'Sindrom bos kecil itu dimiliki anak sulung. Mereka suka memerintah adik-adiknya dan menginginkan perhatian semua orang di rumah tertuju padanya,\'\' terangnya. Menurut Karin, pola asuh yang konsisten merupakan cara ampuh mengatasi si bossy. Artinya, pola asuh harus didasari perilaku yang sama dari orang tua dan keluarga terdekat. Faktanya, saat ini kesibukan kerja orang tua membuat anak mendapat pola asuh dari orang lain. Ada kesepakatan yang sama antara orang tua dan para pengasuh anak. \'\'Jangan sampai terjadi, misalnya, orang tua tidak menuruti permintaan anak. Kemudian, anak lari ke neneknya yang lantas menuruti keinginannya,\'\' tuturnya. (bri/mas/nda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: