Elpiji Eceran Tembus Rp 145 Ribu
RATU SAMBAN, BE - Kenaikan harga elpiji 12 kilogram per 1 Januari lalu membuat harga gas tersebut melambung di pasaran. Dari harga biasanya Rp 97 ribu per tabung, kini menjadi Rp 145 ribu per tabung. Kondisi ini memicu keluhan para pengguna gas elpiji 12 kilogram. Tak sedikit pula yang beralih menggunakan gas elpiji 3 Kg yang masih disubsidi. Seperti diungkapkan Sri (55) warga Panorama Kota Bengkulu. Ia terpaksa mengganti pemakaian elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg akibat harga yang melambung. \" Awalnya saya pakai elpiji 12 kg untuk 3 bulan. Karena harganya naik jadi Rp 145ribu dari Rp 97 ribu saya mulai beralih,\" katanya. Kenaikan harga elpiji 12 kilogram juga dikeluhkan agen gas, Muchtardi. Sejak ada kenaikan pembelian berkurang. Biasanya 300 tabung gas elpiji ukuran 12 Kg laku terjual perhari, saat ini turun menjadi 150 tabung per hari. \" lpiji ukuran tabung 12 kilogram ini kurang diminati. Masyarakat banyak beralih menggunakan elpiji ukuran 3 kilogram,\" katanya. Dia sendiri menjual elpiji saat ini dengan harga Rp 129.600 per tabung 12 kilogram. Harga ini akan berbeda di tingkat eceran karena harus dikenakan biaya transportasi, sehingga menyebabkan harga elpiji melambung tinggi. Pasalnya pedagang harus membayar ongkos transportasi elpiji tersebut. Di sisi lain, menyikapi kenaikan elpiji itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu bersama dengan kepolisian mengecek situasi di lapangan. Kenaikan elpiji 12 kg akan berdampak beralihkan konsumen ke elpiji ukuran 3 kg. Akibatnya bisa terjadi kelangkaaan hingga dua pekan ke depan. Terlebih tidak adanya keseragaman harga di pasaran \"Regulasi itu langsung di Pertamina, Pemkot hanya mengawasi,\" kata Kabid Perdaganggan Disperindag Kota Bengkulu, Rahmansyah SH. Awasi Distribusi Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengawasi pendistribusian elpiji non subsidi ukuran 12 Kg yang harganya dinaikkan oleh Pertamina pada 1 Januari 2014 lalu. Pasalnya, elpiji tersebut rawan diisi dengan elpiji 3 Kg yang saat ini masih disubsidi oleh pemerintah. \"Kita mengantisipasi terjadinya berbagai kecurangan, seperti memindahkan isi elpiji yang 3 Kg ke 12 Kg. Hal ini bisa saja dilakukan oleh agen atau distributor, karena harga elpiji per kilogramnya jauh berbeda antara ukuran 12 kg dengan elpiji ukuran 3 kg,\" ungkap Asisten II Pemprov, Ir Edy Waluyo MM, kemarin. Untuk melakukan pengawasan, Edy Waluyo mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Pertamina dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan (Disperindagkop) provinsi Bengkulu. \"Kita akan berkoordinasi dengan Pertamina mengenai kesediaan stok, jika stoknya aman mudah-mudahan tidak ada masalah,\" ujarnya. Senada juga disampaikan Kepala Biro (Karo) Ekoni, Ismed Lakoni SE. Ia mengungkapkan, pengawasan yang dilakukan pihaknya untuk mencegah kecurangan tersebut di tingkat agen atau distributor. \"Jika ada agen atau distributor yang sengaja memindahkan isi elpiji yang berukuran 3 Kg ke 12 kg, maka akan diberikan sanksi tegas oleh Pertamina,\" ujarnya. Menurutnya, distributor atau agen akan mendapatkan keuntungan berlipat ganda jika isi gas tersebut dipindahkan. Karena saat ini elpiji 3 Kg sendiri seharga Rp 15 ribu per tabung, sedangkan harga elpiji 12 Kg mencapai Rp 125 ribu - Rp 135 ribu. Dan untuk mengisi gas yang berukuran 12 kg itu hanya membutuhkan 4 tabung gas berukuran 3 kg. \"Kita juga akan berkoordinasi dengan pihak ESDM, untuk ikut melakukan pengawasan di lapangan,\" tambahnya. Ia menjelaskan, pengawasan yang dilakukan pihaknya selain mengantisipasi pemindahan isi, juga bertujuan untuk mencegah terjadinya kelangkaan elpiji ukuran 3 kg. Karena kemungkinan masyarakat akan berpindah ke elpiji 3 kg karena harganya jauh lebih rendah. \"Jika elpiji 12 kg tidak lagu laku, maka elpiji 3 kg akan langka yang berujung pada membengkaknya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah,\" tutupnya.(400/247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: