Mertua dan Mantu Tewas
Kehabisan Oksigen di Sumur
BENGKULU, BE - Naas dialami Nurhadi (60), warga Perumahan Betungan RT 13 RW 02 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, dan Yulianto (35), warga Gang Sepakat RT 23 RW 06 Kelurahan Sawah Lebar Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu. Keduanya tewas di dalam sumur milik pasangan Wasdi (45) dan Nelawati (43), di Perumahan Betungan No 43 RT 12 RW 02 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, Kamis (2/1) sekitar pukul 10.30 WIB. Kedua korban yang diketahui mertua dan menantu itu diduga tewas lantaran kehabisan oksigen saat berada di dalam sumur sedalaman 8 meter. Proses evakuasi kedua jenazah oleh Tim Basarnas Bengkulu dan kepolisian memakan waktu 3 jam. Saat diangkat keduanya sudah kaku dan badan membiru dengan mulut penuh dengan air. Saat ini, jenazah korban Nurhadi mertua Yulianto oleh pihak keluarga langsung disemayamkan di Perumahan Betungan. Sementara, jenazah Yulianto menantu Nurhadi langsung disemayamkan di kediamanya Gang Sepakat Kelurahan Sawah Lebar Kota Bengkulu. \"Kedua korban saat kita evakuasi sudah meninggal. Diduga saat didalam sumur keduanya kehabisan oksigen. Juga di dalam sumur ada bensin yang tertumpah,\" kata Yudi Patria, Korlap Pegamanan Siaga Basarnas Provinsi Bengkulu saat ditemui usai evakuasi korban, kemarin. Data yang berhasil dihimpun BE di lapangan, Nurhadi dan Yulianto keseharianya berprofesi sebagai buruh banggunan dan penggali sumur di Kelurahan Betungan. Sebelum kejadian ia membersihkan membersihkan sumur milik Wasdi sekitar pukul 09.00 WIB, Nurhadi dan menantunya Yulianto membersihkan sumur dengan cara menyedot menggunakan mesin. \"Sumur itu sudah sekitar 5 tahun tidak dibersihkan, makanya saya upahan sama dia untuk membersihkan sumur. Biasanya saya kasih uang sekitar Rp 200 ribu,\"ujar Wasdi kepada BE kemarin. Diceritakan Wasdi, saat sebelum kejadian itu korban Nurhadi membersihkan dengan mengunakan mesin sedot. Namun pada saat membersihkan pipa mesin penyedot itu tidak sampai lagi menyedot air tersebut. Kemudian mesin penyedot oleh Yulianto disingkirkan di atas sumur itu, karena pipa mesin tidak sampai lagi menyedot kotoran di dalam sumur. Nurhadi dan Yulianto membersihkan sumur tersebut dengan cara menderek mengunakan ember. Saat itu posisi Nurhadi di dalam sumur dan Yulianto atas untuk mengangkat ember tersebut. Berselang beberapa menit kemudian, tiba-tiba mesin yang berada di atas sumur itu tersengol oleh Yulianto dan mesin tersebut langsung masuk ke dalam sumur. Melihat mesin tersebut masuk, Nurhadi minta tolong kepada Yulianto dan pemilik rumah Wasdi untuk mengangkat mesin tersebut. Oleh keduanya mesin tersebut berhasil ditarik keatas. Setelah mesin tersebut berhasil dinaikan, Yulianto turun ke dalam sumur untuk membantu mertuanya Yuhardi. Naas bagi keduanya saat berselang beberapa menit kemudian keduanya terjebak di dalam sumur dan meminta tolong kepada pemilik rumah Wasdi, untuk mengambilkan tali. Oleh Wasdi korban diberikan tali, namun setelah tali tersebut diberikan ia bersama korban langsung putus komunikasi. \"Waktu itu dia sempat komonikasi, minta tolong. Tapi setelah tali itu saya jatuhkan ke dalam sumur, komunikasi sama saya putus,\"ujarnya. Melihat korban tidak ada lagi suaranya, Wasdi dan istrinya Nelawati langsung terkejut. Seketika itulah ia langsung beteriak meminta tolong warga setempat. Namun warga setempat tidak berbuat banyak lantaran terkendala dengan alat yang dimiliki. \"Saya tadi habis pulang dari Bumi Ayu, tiba-tiba orang sebela rumah minta tolong ada orang masuk sumur. Saya langsung lari untuk menyelamatkannya, tapi pas saya lihat orangnya sudah tengelam,\" ujar Yanto (42) warga sekitar. Salah seorang kerabat korban yang juga Ketua RT 30 Perumahan Betungan Mirdo (34) mengatakan, jika Sosok Nurhadi di perumahan Betungan merupakan Imam Masjid Al-Alamanah. Selain itu ia memang berprofesi sebagai pengali sumur tersebut sudah digelutinya sejak beberapa tahun lalu. \"Kami biasa manggilnya nama pakde, karena dia itu orang jawa,\"cerita Mirdo.
Langsung Dimakamkan Usai disemayamkan, jenazah keduanya oleh keluarga langsung dimakamkan. Di mata keluarga dan warga sekitar Nurhadi merupakan sosok yang baik dan penyabar, selain menjadi imam masjdi ia juga sering memberikan ceramah agama pada warga sekitar. \"Bapak itu orangya sabar dan kalau di masjid itu sering ngisi ceramah pada jamaah. Kita juga kaget mendengar ia meninggal di dalam sumur,\" kata Fitriayani (30) tetanga korban. Senada juga diungkapkan Arifin (30) keluarga korban, Nurhadi di matanya memang sosok yang sabar dan pekerja keras. Disamping bekerja sebagai buruh bangunan, korban selalu taat beribadah dan selalu menjadi imam di Masjid Al-Amanah. \"Kita sangat kehilangan, karena sebelum dia pergi itu masih sempat ngobrol. Tapi harus gimana lagi kalau memang sudah waktunya meninggalkan kita,\"tutup Arifin.(618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: