Walimurid dan Guru Teken Tolak Mutasi
RATU SAMBAN, BE- Dimutasinya 5 guru di MIN 1 (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) kota Bengkulu, membuat sejumlah walimurid kecewa dan melakukan perlawanan. Pagi kemarin, ratusan walimurid dan guru ikut menolak mutasi tersebut. Mereka melakukan aksi galang tandatangan atau meneken pernyataan menolak mutasi yang dilakukan jajaran Kementerian Agama Kota Bengkulu tersebut. Salah satu walimurid, Erni mengaku sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan Jajaran Kemenag kota Bengkulu itu. Menurutnya, pemindahan guru senior dan menggantikannya dengan guru honor sangat tidak wajar. \"Kami tidak senang 5 guru dipindahkan, apalagi penggantinya belum tahu kualitasnya\" katanya. Ratusan tandatangan walimurid berhasil dikumpulkan, begitu juga didukung aksi tandatangan dari dewan guru. Kumpulan tanda tangan itu dikumpulkan ketua komite Mulyadi, dan akan diserahkan kepada kepala sekolah. Lalu ditembuskan ke Kemenag kota Bengkulu. Tandatangan itu sebagai bentuk kekecewaan walimurid atas dipindahkanya guru senior dari MIN 1. Sementara itu, 5 orang guru yang dimutasi itu, Aini Mardiah, Rosni, Winda, Hanifa Sri Hartati, merupakan guru senior dan mereka merupakan perintis dalam memajukan sekolah MIN 1 ini. \"Dulu mereka inilah yang mencari siswa satu persatu secara door to door ke rumah warga, agar anaknya sekolah di MIN. Setelah sekarang maju dan MIN 1 mulai dilirik dan berprestasi, perintis ini mulai disingkirkan,\" katanya. Kami terang walimurid kelas 4 itu, yang diamini walimurid lainnya, sepakat membubuhkan tanda tangannya untuk mempertahankan guru senior dan berkualitas yang memajukan MIN 1. Mereka pun berencana melakukan demo, jika tuntutan pembatalan mutasi ke -5 guru itu diabaikan Kemenag. \"Tuntutan kami guru senior itu jangan dipindahkan, jika tidak kami siap demo, \" tandasnya. Sementara itu salah satu guru yang dimutasi, Aini Mardiah mengucapkan rasa terimakasihnya atas dukungan dari walimurid MIN I. Dirinya bersama dengan keempat guru lainnya pun akan memperjuangkan dan mempertanyakan alasan pemindahan dirinya ke kementerian Agama. \"Kita akan bawa bukti tandatangan itu ke Kemenag dan kita serahkan juga ke kepala sekolah, \" tandasnya. Rasa kecewa terlihat diraut wajah kelima guru yang dimutasi. Terlebih dua guru yang dimutasi itu harus mengajar menjadi guru biasa di SD dalam kota Bengkulu. Sementara itu Kepala MIN 1 kota Bengkulu, Hasan Yahya SPdi, mengatakan, mutasi ini untuk penyegaran, dan mutasi ini bukan hanya di MIN, tapi di MTs dan MAN bahkan sekolah swasta juga dilakukan. \"Saya dititipi amanah untuk menumbuhkan anak menjadi cerdas, dan menempatkan guru sesuai dengan bidangnya. Kinerja para guru ini bagus. Mungkin pertimbangan mutasi ini karena mereka sudah lama dan untuk pemerataan guru. Disiniguru olahraga ada tiga orang. Memang mereka ini honor dengan menambah jam belajar di MIN,\'\' katanya. Untuk berkas penggalangan tanda tangan walimurid itu, kata Hasan ia belum menerimanya. Menurutnya, mereka ini hanya meminta dukungan. Hasan pun sebenarnya juga meminta agar guru di MIN 1 tidak dimutasi. \'\'Namun, inikan program Kemenag. Ini penyegaran, supaya ada pembaharuan. Saya tidak berani mempertahankan mereka. Karena itu wewenang Kemenag. Semua guru baik, tinggal bagaimana niat mereka meningkatkan kualitas pendidikan, \" katanya. Aksi mogok sulit terjadi, kata Hasan. Mengingat semua guru sudah diberikan pengertian. Mutasi itu bisa saja terjadi pada guru lainnya, hanya menunggu waktu saja. \'\' Bagaimana dengan guru yang dipindahkan ke luar daerah, dan mereka legowo saja menerima. Saya harap hargai atasan, dan jalani apa yang sudah ditugaskan. Itu semua bukan harga mati, bisa saja nanti kembali ke sekolah ini, \" tandasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: