Pemuda dan Mahasiswa Datangi Kejati
BENGKULU, BE - Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsayah kembali mendapat serangan para aktivis anti korupsi Bengkulu. Bila sebelumnya Gubernur diserang melalui perkara SK Dewan Pembina RSMY, kali ini diserang melalui perkara dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) RSMY dengan anggaran belasan miliar rupiah. Desakan tersebut nampak dari pernyataan sikap LSM KITA, yang mendatangi Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu kemarin (16/12). Dalam pernyataan sikap tersebut, disebutkan Kejati Bengkulu untuk mengusut dugaan keterlibatan Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, terkait korupsi RSMY senilai Rp 19,7 milliar. Dalam pernyataan sikap tersebut, kelompok yang mengatakan aktivis anti korupsi tersebut meminta agar penyidik mengusut harta Junaidi Hamsyah. Ketua Gabungan Pemuda dan Mahasiswa dari BEM Unihaz dan Unived, Zedtriansyah membantah dengan keras bila gerakan dirinya dan kawan-kawan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unihaz dan Universitas Dahasen (Unived) tersebut ada kepentingan politik karena ditunggangi oleh kepentingan kelompok lain, yang akan memperoleh keuntungan dari perkara tersebut. \"Silakan buktikan kalau kita ada yang menunggangi. Kita ini murni gerakan untuk mengungkap kasus ini, tidak ada kepentingan lain,\" elak Zedtriansyah. Dari pengamtan BE di lapangan, Kedatangan mahasiswa yang digawangi oleh LSM KITA (Komite Indipendent Transparansi Anggaran) kemarin (16/12) sekitar pukul 09.30 WIB bertujuan untuk menanyakan perkembangan pengusutan perkara dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) RSMY yang ditangani Kejati Bengkulu. Tiga orang perwakilan rombongan, Zedtriasyah (Ketua KITA), Ari S (Unihaz) dan Ari Wibowo (Unived) diterima di ruang Kasi Penyidikan Zulkifli yang berada diGedung Pidana Khusus (Kejati). Dalam pertemuan tersebut para pemuda dan mahasiswa tersebut mempertanyakan ketegasan para penyidik Kejati Bengkulu untuk mengungkap tersangka dalam proyek yang mengakibatkan kerugian negara milliar rupiah tersebut. \"Kita sudah laporkan perkara ini ke KPK, sebab data yang kita dapat. Sebelum proses lelang ada pertemuan antara Dirut RSMY dengan Gubernur di Jakarta, kita meminta penyidik mengungkap ada apa dibalik pertemuan tersebut,\" ujar Zedtriansyah. Sementara itu, Kasidik Zulkifli yang ditemui di ruang kerjanya mengatakan, rombongan pemuda dan mahasiswa tersebut mendatangi Kejati hanya memberikan pernyataan sikap saja tanpa melengkapi dengan bukti-bukti nyata akan kebenaran data yang dimaksudkan rombongan tersebut. Namun laporan tersebut akan dijadikan bahan untuk melakukan pengsutan perkara untuk melakukan pemeriksaan saksi-saksi kedepan. \"Ya nanti bisa kita panggil lagi saksinya (Yusdi), kita tanyakan kebenaran hal ini,\" tegas Kasidik.(320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: