Amandel Pada Anak
Amandel adalah jaringan limfe yang berfungsi sebagai pertahanan untuk daerah mulut. Apabila amandel membesar diluar ukuran yang normal maka hal ini sangat mengganggu dan membuat anak menjadi sulit bernafas, susah tidur, tidurnya ngorok dan sulit makan. Jika anak-anak mengorok itu berarti ada sumbatan pada jalan nafasnya. Apabila si anak mengalami infeksi berulang misalnya dalam setahun setiap dua bulan si anak sakit tenggorokan dan demam ataupun batuk berulang maka kemungkinan amandelnya akan diangkat. Amandel dapat menjadi sumber infeksi, tempat kantong tumbuhnya kuman atau bakteri dan tubuh tidak bisa melakukan perlawanan lagi. Batuk pilek akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 5 hari. Jika lebih dari waktu itu maka kemungkinan sudah ada sumber infeksi atau anak mengalami alergi maka segeralah memeriksakannya ke dokter. Pada anak-anak yang mulutnya terbuka pada saat bernafas, pertumbuhan giginya menjadi kurang baik. Pertumbuhan rahang juga akan terganggu, tidurnya tidak nyenyak dan ngorok. Amandel yang sudah tidak berfungsi dengan baik akan menangkap kuman dan bakteri namun tidak membunuhnya. Hal ini bisa menjadi sumber infeksi yang segera menjalar ke hidung, tenggorokan dan telinga anak. Bila infeksi menjalar ke telinga maka anak akan sering mengalami radang telinga. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya fungsi pendengaran. Bila meluas ke hidung maka nafasnya akan terganggu dan menjadi sinusitis. Jika amandel sudah sangat mengganggu anak sampai dengan gejala-gejala diatas tadi dan terapi obat sudah tidak bisa tertangani maka dokter akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan selanjutnya. Gangguan amandel tidak selalu harus di operasi tapi disesuaikan dengan kondisi anak. Gangguan amandel bisa dicegah dengan menghindari makan makanan yang berbahan pengawet, es dan coklat. Sangat dianjurkan untuk membiasakan makanan dengan pola hidup sehat. Sebaiknya tidak meremehkan apabila anak menderita batuk dan pilek yang tidak kunjung sembuh apalagi disertai dengan demam sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: