Terkenal Periang dan Penurut

Terkenal Periang dan Penurut

Mengenang Restu (11) dan Yopi (13) \"rumahKepergian Restu (11), pelajar kelas V SD N 46 BS dan  Yopi (13), pelajar kelas VII SMPN 20 BS untuk selama-lamanya karena tewas ditimpa tunggul pohon pinang dan tertimbun tanah longsor di Sungai Air Ndelengau, meninggalkan luka mendalam di hati keluarga dan teman-temannya. Apalagi keduanya merupakan anak yang periang dan penurut. ASRIANTO,

Manna Kesedihan akibat ditinggal Restu dan Yopi dirasakan juga oleh warga Desa Muara Pulutan Kecamatan Seginim, tempat kedua bocah itu tinggal bersama orang tuanya masing-masing. Tampak kemarin pagi, rumah kedua korban ini dipadati pelayat yang turut berduka cita atas meninggalnya kedua anak itu. Pasalnya mereka tidak menyangka jika keduanya akan meninggal begitu cepat. Terlebih lagi sebelum meninggal keduanya tidak memberikan tanda-tanda akan pergi jauh. Andri (11), teman Yopi dan Restu saat bermain di sungai menuturkan, pada Rabu sore itu mereka berempat yakni Yopi, Restu, Andri dan Rizki pergi ke sungai untuk mandi. Saat itu mereka bermain-main, kemudian mereka main saling lempar tanah. Andri dan Rizki berada di batang kapuk sedangkan  almarhum Yopi dan Restu berada di batang pinang. ”Memang kami saling lempar tanah, tapi tahu-tahu saat itu kedua teman kami itu jatuh ke sungai bersama batang pinang dan tanah. Lalu aku dan Rezki langsung pulang minta tolong warga,” terang Andri yang mengaku tidak mau mandi lagi kesungai usai kejadian itu. Ditambahkan Andri, jika kedua temannya itu menjadi teman bermain dirinya dan teman-teman yang lain. Bahkan kedua anak itu selalu periang hingga  memiliki teman yang banyak. Senada disampaikan Wahyu, yang merupakan teman sebangku dengan Yopi di kelasnya. Dia mengaku sedih atas kepergian temannya itu, sebab selama berteman dengan almarhum dirinya tidak pernah bertengkar .”Saya dan Yopi teman satu kelas dan tempat duduk kami berdampingan, dia itu anak baik dan  periang,” ungkap Wahyu di rumah duka kemarin. Sementara itu, Wardi ayah Yopi mengungkapkan jika dirinya tidak memiliki firasat apa-apa akan kepergian anak sulungnya itu. Sebab saat itu dirinya berada di kebun di Trans Simpur Desa Pagar gading Air Nipis. Namun tiba-tiba sore Rabu itu dirinya mendapat kabar dari warga jika anaknya meninggal dunia. Sehingga dirinya langsung pulang dan mendapati anaknya sudah terbujur kaku di rumah duka. ”Saya tidak punya firasat apa-apa dan kami tidak menyangka anak kami akan pergi secepat ini,” ucapnya yang mengaku jika anaknya itu tidak pernah berulah bikin orang tua marah. Sementara Kepala SMPN 20 BS, Mustafa SPd kemarin datang ke rumah duka bersama guru dan anak-anak SMPN 20 BS. Dalam kesempatan itu  dirinya pun ikut bersedih atas kehilangan anak didiknya itu. Terlebih lagi Yopi anak baik di sekolah dan pandai bergaul. Dirinya pun berhadap agar orang tua yang ditinggalkan dapat tabah dan mengikhlaskan kepergian Yopi. “Yopi itu anak baik dan periang, selama 5 bulan di SMPN 20 dirinya tidak pernah membuat ulah yang tidak baik,” ucapnya. Suasana duka juga tampak di rumah Restu (11) korban yang juga tewas bersamaan dengan Yopi tertimpa tunggul pinang dan tertimbun tanah longsor. Ayah Restu, Syakirin usai pemakaman kemarin mengaku kaget dengan tewasnya anaknya itu. Sebab sore itu dirinya baru tahu anaknya tewas dari warga. Sehingga dirinya langsung ke lokasi dan mendapati anaknya tertimbun tanah. Diakuinya seminggu sebelum anaknya itu tewas, anaknya itu lain  dari biasanya. Setiap dirinya nonton TV anaknya itu selalu menemani. Padahal sebelumnya kurang suka nonton bersama-sama dengannya. “Saya baru sadar setelah anak saya meninggal itu rupanya perubahan drastis satu minggu ini sebagai tanda jika dia akan meninggalkan kami,” ucapnya. Dari pantauan BE, kedua anak ini hampir secara bersamaan dikebumikan di TPU  di Desa Muara Pulutan. Adapun yang pertama di kuburkan yakni jenazah Yopi lalu disusul  jenazah Restu. Kedua anak ini sebelumnya tewas saat mandi di Sungai Air Ndelengau. Saat itu mereka berempat dengan Rizki dan Andri mandi dan bermain di sungai. Akan tetapi sekitar pukul 16.45 WIB kayu tempat kedua anak ini bermain roboh dan jatuh ke sungai, secara bersamaan tanah dipangkal kayu itu longsor dan menimpa keduanya hingga keduanya tidak mampu menyelamatkan diri, dan baru sekitar pukul 18.00 WIB keduanya dapat dievakuasi dan sudah dikebumikan sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: