Keamanan Binduriang Diperketat
BINDURIANG, BE - Suasana kawasan Kecamatan Binduriang Kabupaten Rejang Lebong berangsur kondusif pasca kerusuhan dan pemblokiran jalan, Rabu lalu (26/11). Sekalipun begitu penjagaan keamanan di kawasan ini diperketat. Ini mengantisipasi bertambahnya aksi perampokan dan perusakan kendaraan yang melintas saat terjadi kerusuhan tersebut. Setidaknya fokus pengamanan dilakukan di Desa Simpang Beliti, Kepala Curup, Blitar dan Padang Ulak Tanding. Pengamanan dilakukan gabungan aparat Kodim 0409, Batalyon 144, Polda Bengkulu, dan Polsek Padang Ulak Tanding. Pasukan yang diterjunkan bersenjata lengkap berjaga 1x24 jam agar pengendara kendaraan baik roda dua maupun roda empat bisa aman melintas di sepanjang jalan lintas Curup-Lubuklinggau. Sebanyak 2 mobil Polsek Sindang Kelingi, 1 mobil Polsek PUT, Batalyon 144 Jaya Yudha juga terus berpatroli mengamankan situasi. \"Sebanyak 1 peleton Bataliyon Yonif 144 Curup beranggotakan 75 personel disebar di beberapa titik rawan. Kita mengantisipasi oknum yang memanfaatkan kondisi pasca pemblokiran,\" ucap Danton Bataliyon Yonif 144 Curup Lettu Inf Yudi saat ditemui wartawan di jembatan dua Simpang Beliti, kemarin. Pantauan BE di kawasan Binduriang sejumlah sekolah masih belum beraktivitas. Guru-guru khawatir akan ada kerusuhan lanjutan. Sebab, banyak guru sempat menjadi korban aksi penjarahan dan perampokan. Sampai kemarin arus lalu lintas di Jalan Curup-Lubuklinggau sangat lengang. Pengendara mobil lebih memilih menggunakan jalan alternatif jalur Lahat dan jalur Pagar Alam. Kapolsek Padang Ulak Tanding Iptu Yosril SH, mengungkapkan patroli gabungan dilakukan kepolisian dan TNI di sepanjang jalan lintas Curup-Lubuklinggau dan beberapa titik rawan. Sebab, sekalipun situasi kondusif, bisa dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab.\"Kita ikut mengawal kendaraan yang melintas untuk memastikan keamanannya,\" ucapnya. Sementara itu kerusuhan Rabu lalu (27/11) menjadi lahan panen bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan aksi kejahatan yang merugikan orang banyak. Tercatat 14 kendaraan jadi korban kejahatan dengan rincian 9 korban perampasan motor yang sudah melapor ke Polsek PUT, Sindang Kelingi maupun Polres RL. Selain perampokan dan perampasan sepeda motor, juga tercatat penjahatan terhadap penumpang kendaraan roda empat diantaranya 5 Mobil yang dijarah dan 2 mobil yang dirusak. Termasuk adanya kerugian negara sebanyak 100 juta akibat pembakaran terhadap pos polisi Taba Padang. Kapolres AKBP. Edy Suroso SH melalui Kabag Ops Kompol Novi Ari SH dikonfirmasi membenarkan aksi kejahatan yang terjadi sejak pemblokiran jalan tersebut. \"Beberapa ada yang melapor, tetapi ada juga yang belum melaporkan kepada kepolisian, namun telah kita data semuanya,\" ungkap Novi. Ditegaskan Novi, pihak kepolisian tetap akan menyelidiki dan mengusut kasus kejahatan yang telah merugikan tersebut, dan mencari pelaku di balik aksi perampasan dan penjarahan. \"Laporan akan tetap kita tindak lanjuti, cepat ataupun lambat pelakunya akan tertangkap karena sudah menimbulkan murka bagi banyak korban,\" kata Novi. Pertemuan Tertutup Di bagian lain, sebanyak 5 orang perwakilan warga Binduriang uang meninggal mendatangi Mapolda Bengkulu, sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin (27/11). Kelimanya H Wardani, H Agus Hanura, Ujang D Samsi, Dau alias Fauzi, Ermaneli SSos. Mereka datang didampingi Dandim 0409 Rejang Lebong Letkol Kav Sugi Mulyanto dan diterima langsung Kapolda Brigjen Pol Drs Tatang Somantri MH didampinjgi Wakapolda Kombes Pol Drs Adnans MSi dan pejabat Polda lainnya. Kedatangan perwakilan warga Binduriang untuk meminta penjelasan langsung dari Polda Bengkulu atas kronologis meninggalnya 2 warga mereka; Fajar Aswani (34) dan Aswan (26) di Rumah Sakti Bhayangkara setelah tertangkap hendak merampok nasabah BCA Jalan S Parman Padang Jati Bengkulu, 21 November lalu. Dari pantauan BE pertemuan dilakukan tertutup di Aula Dharma Kerta di lantai dua gedung Dirlantas Polda Bengkulu. Pertemuan baru berakhir sekitar pukul 16.30 WIB, \"Kedatangan kami minta penjelasan sejelas-jelasnya. Tuntutan kami ingin tahu kronologisnya mengapa sampai tewas mengenaskan sekali,\" ujar H Wardani yang mengaku sebagai perwakilan keluarga usai pertemuan, kemarin. Pernyataan yang sama juga disamapikan H Agus. Ia meminta agar kasus tewasnya keluarga mereka dibuka secara transparan. Apakah benar tewas dikeroyok massa atau bukan. \"Kita belum tahu kasus ini dibawa ke Jakarta atau cukup sampai di sini. Kalau keterangan Kapolres Bengkulu tadi sementara ini dipukuli massa. Nanti kita sampaikan kepada keluarga mereka bisa menerima atau tidak,\" kata Agus. Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Drs Hery Wiyanto SH saat dikonfirmasimenjelaskan kedatangan warga dari Binduriang menanyakan kepada Kapolda Bengkulu mengenai bagaimana kronologis dari awal terhadap pengeroyokan Fajar Aswani dan Aswan. Mereka minta konfirmasi karena informasinya simpang siur. \"Hasil pertemuan tadi mereka menanyakan apakah sudah sesuai prosedur karena tidak ada surat penahanannya. Dan kata Kapolres sudah. Mereka juga minta polisi transparan, dan Kapolres sudah menyampaikan kronologis dari awal sampai akhir dan di media juga sudah disampaikan,\" ungkap Hery. Kapolda juga, tambah Hery, menegaskan akan melakukan penegakan hukum. Jika ada kesalahan dari polisi juga akan diproses. Terkait belasan kasus perampokan warga yang melintas di kawasan Binduriang tetap akan diproses. Warga juga menyesalkan terjadinya pemblokiran dan akan disampaikan dengan kapolres. \"Tadi masyararakat Binduriang berjanji akan menaati Kambtimas. Merekajuga tidak mau dicap jelek, markas kejahatan dan minta Polres dan Kodim jaga keamanan,\" katanya Terkait dengan 310 pasukan dari Polda Bengkulu yang diterjunkan mengamankan Binduriang, penarikannya masih menunggu situasi aman dan pulih. Pengamanan juga gabungang dengan Kodim dan Batalyon. \"Kita mengharapkan secepatnya ditarik. Saat ini jalan yang diblokir itu sudah bisa dilalui kembali,\" tandasnya. Terkait pos polisi yang dibakar, kata Kabid Humas, perwakilan warga setempat mengatakan tidak tahu. Mereka sempat menghalangi, karena terlalu banyaknya massa yang mengamuk aksi tersebut tak terkontrol lagi. Dibagian lain, Taten salah satu keluarga dari Aswan (22) terduga pelaku perampokan nasabah BCA di Kota Bengkulu menegaskan kecaman terhadap para pelaku kejahatan yang beraksi di saat susana duka tengah mereka rasakan. \"Tuntutan kami hanya ingin ada kejelasan penyebab kematian keponakan kami, yang dituduh melakukan aksi kejahatan di Kota Bengkulu. Bukan untuk mengahalalkan aksi perampokan dan penjaharan,\" tegasnya. Senada diungkapkan Kades Simpang Beliti Abu Bakar SH. Ia menyayangkan aksi anarkis warga yang memblokir dan membakar pos polisi. Ia pun mengaku aksi pemblokiran jalan tersebut tanpa sepengetahuannya.\"Saya sangat sangat menyesalkan aksi warga saya yang memblokir jalan dan membakar pos polisi. Tindakan itu bukan solusi yang terbaik menyelesaikan masalah. Justru itu menambah masalah baru. Akibat pemblokiran itu banyak yang memanfaatkan keadaan seperti penjambretan, pencurian dan perampasan,\" ucapnya. Sekolah-sekolah di kecamatan tersebut, kata dia, terpaksa memulangkan muridnya. Bahkan ada yang sampai meliburkan proses belajar lantaran khawatir terjadi kerusuhan kembali.\"Saya mengimbau kepada warga saya khususnya Desa Simpang Beliti agar tidak mudah terpancing dan terprovokasi orang yang tidak bertanggung jawab,\" tegasnya.(618/999/cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: