Disaran Berobat ke Jakarta, Berharap Bantuan Pemerintah dan Dermawan
Mengunjungi Elsa, Penderita Hydrocepalus Setiap orang tua, pasti menginginkan buah hatinya menjadi anak yang sehat tanpa kekurangan sesuatu apapun. Namun Allah SWT mempunyai kehendak sendiri. Ketentuan Allah SWT, memang terkadang jauh dan bertentangan dengan keinginan manusia. Inilah cobaan yang dialami pasangan suami istri, Erna Susanti (23) dan Edwin Supriyadi (22), warga Desa Gunung Mesir Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Seluma. Sejak berumur 2 bulan, anak semata wayang pasangan ini, Elsa Supia Ramadani (4 bulan) sudah menderita Hydrocepalus atau pembesaran kepala. Bagaimana kondisinya? Simak laporan berikut;
AIRULLAH SYEKHDI,
Kota Bengkulu
ELSA, begitulah nama anak yang kini berumur 4 bulan itu dipanggil. Ia saat ini hanya bisa tergolek lemah di tempat tidur kamar No 5 ruang Edelweis Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu. Semua kebutuhannya, mulai makan dan minum, hingga buang air besar dilakukan oleh kedua orang tuanya. Sang Ibu, Erna Susanti menceritakan, awal mula sakit hydrocepalus yang diderita Elsa bermula saat ia berumur 5 minggu. Saat itu Elsa terkena sakit sesak napas, dan ia sempat membawa sang anak ke rumah sakit di Manna Bengkulu Selatan. Setelah dibawa ke rumah sakit, Elsa pun sembuh. Tapi, entah kenapa, sekitar 2 minggu sembuh dari sakit sesak napas tersebut, tiba-tiba kepala Elsa membesar secara perlahan. Karena sang ibu curiga takut terjadi apa-apa, Elsa pun dibawa ke rumah sakit M. Yunus Bengkulu. Namun sesampai di rumah sakit, kelaurga Elsa langsung terkejut ketika oleh dokter dinyatakan terkena penyakit hydrocepalus. \"Waktu lahir anak saya ini normal, dan kepalanya mulai besar ini mulai selesai sakit panas itu,\" ungkap Erna saat dikunjungi BE di RSUD M. Yunus, kemarin. Sejak penyakit hydrocepalus ini menyerang hingga kini, badan Elsa kurus dan tampak mengecil, dibandingkan usia normalnya. Sementara kepalanya terus membesar seperti balon. \"Saya berharap anak saya ini cepat sembuh, seperti anak lainnya,\" ungkap sang ibu. Elsa dirawat di rumah sakit dengan mengunakan Jamkesmas. Namun ini belum bisa untuk membawa Elsa ke rumah sakit lain. Pasalnya untuk biaya berangkat ke Jakarta atau Palembang sangat besar, sedangkan kedua orang tua Elsa hanya bekerja sebagai petani. \"Kalu berobatnya memang gratis, tapi untuk biaya hidup kita kesitu itu gak ada, ini saja kita sudah susah,\" keluh Edwin ayah Elsa. Jika nanti ada biaya untuk berobat, rencananya keluarga akan membawa Elsa ke rumah sakit Palembang atau Jakarta untuk dilakukan operasi. Pasalnya hingga saat ini pihak rumah sakit M.Yunus Bengkulu, belum ada dokter yang bisa menangani penyakit tersebut. Sehingga pihak RSMY menyarankan Elsa untuk segera dioperasi ke rumah sakit Palembang atau Jakarta. \"Dari rumah sakit ini belum bisa menangani penyakit ini, ia menyarankan ke Jakarta atau Palembang. Tapi untuk kesitunya itu kita tak ada uang,\" keluh ayah Elsa. Keluarga Elsa tergolong orang yang kurang mampu. Mereka sangat berharap bantuan dari pemerintah dan para dermawan agar anaknya bisa diporasi dan bisa sembuh seperti normal anak-anak seusianya. \"Harapan kami semoga sakit anak saya ini cepat sembuh, dan segera dioperasi. Juga berharap pada pemerintah untuk bisa membantu anak kami untuk berobat,\" harap Edwin.b
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: