Ribuan Mahasiwa Berpotensi Golput
BENGKULU, BE - Ribuan orang mahasiswa di Kota Bengkulu diprediksi akan memilih tidak menggunakan hak pilih atau golongan putih (Golput) di Pemilu 2014. Ini berkaca jumlah 40 ribu mahasiswa yang ada, 35 ribu orang berasal dari luar kota tapi tidak memiliki KTP Kota Bengkulu. Sejauh ini, KPU Kota Bengkulu pun tidak memasukkan para mahasiswa itu ke dalam daftar pemilih tetap (DPT). Alasannya, karena mahasiswa tersebut diperkirakan sudah terdaftar di daerah asalnya masing-masing. Berkaca lagi dari Pemilihan Walikota (Pilwakot) 2012 lalu, sedikitnya 14 ribu mahasiswa tidak memberikan hak suaranya. Fenomena Golput berpotensi untuk terulang pada Pemilu 2014. Anggota KPU Provinsi Bengkulu, Eko Sugianto SP MSi mengakui, banyak mahasiswa yang tidak terdaftar sebagai pemilih. Namun, ia optimis para mahasiswa itu tidak akan golput, karena mahasiswa itu bisa memilih di Kota Bengkulu asalkan membawa surat keterangan pindah mencoblos dari TPS asalnya. \"Kami pikir angka Golput kalangan mahasiswa tidak akan setinggi pada masa PIlwakot. Karena saat ini KPU membolehkan pindah memilih dengan catatan harus membawa surat keterangan dari TPS tempat ia terdaftar dan menyerahkannya ke TPS yang baru,\" terangnya. Namun demikian, Eko mengaku, sejauh iniĀ KPU telah menyiapkan surat suara cadangan sebanyak 2 persen dari jumlah pemilih. \"Meskipun jumlahnya menumpuk di kota, kami rasa surat suara 2 persen itu cukup untuk para mahasiswa. Karena kita tahu bahwa tidak semua pemilih akan memberikan hak pilihnya,\" ujar mantan ketua KPU Bengkulu Utara ini. Sementara itu, Rektor Universitas Bengkulu, Dr Ridwan Nurazim SE MSi berharap agar puluhan ribu mahasiswa yang belum terdaftar di Kota Bengkulu itu, proses pendaftaran sebagai calon pemilih dapat diselesaikan oleh KPU secepat mungkin. \"Saya berharap masalah mahasiswa ini bisa dipastikan dimana mereka akan memilih. Jika mereka tidak bisa menyalurkan hak suaranya karena tidak terdaftar maka KPU bisa dikatakan gagal menyenggarakan Pemilu,\" ungkapnya. Profesor Ridwan mengatakan, tidak memungkinkan jika mahasiswa tersebut bersedia pulang ke daerah asalnya hanya tujuan mencoblos. Untuk itu, KPU mestinya bisa memberikan kemudahan., agar mahasiswa tidak terjebak pada sikap Golput. \"Kami yakin KPU bisa menyelesaikan persoalan ini, karena masih banyak waktu untuk itu,\" pungkasnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: