Sebagian Pengusaha Batu Bara Merugi

Sebagian Pengusaha Batu Bara Merugi

BENGKULU, BE - Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara (APBB) Bengkulu, Syafran Junaidi mengatakan, masalah tidak beroprasinya sejumlah perusahaan batubara di Provinsi Bengkulu terjadi akibat pengusahan merugi. \"Tidak beroperasinya perusahaan tersebut dikarenakan merka masih merugi, karena masih tingginya biaya angkut dengan harga batubara itu sendiri,\" ungkap Syafran Junaidi. Menurutnya, meskipun tidak beroperasi, bukan berarti perusahaan tersebut lumpuh total. Perusahaan terkait hanya tidak melakukan penggalian, namun saat ini masih melakukan penggangkutan maupun penjualan. Batubara yang mereka angkut tersebut adalah batubara yang sudah lama mereka kumpulkan baik yang ada di lokasi tambang maupun di pelabuhan Pulau Baai. \"Mereka masih beroperasi, tapi hanya mengangkut batubara yang memang sudah lama mereka kumpulkan. Hasil penjulan tersebut mereka gunakan untuk membiayai karyawan mereka,\" tambahnya. Istilah APBB, perusahaan sepertiĀ  tersebut, sedang tidur. Lokasinya seperti di wilayah Bengkulu Utara, karena batu bara yang berasal dari daerah itu tergolong batu bara low calorie. Selain itu, harga yang lebih ringan biaya operasinya juga lebih tinggi sehingga ongkos peroduksi lebih besar dari penjualan, sehingga jika diteruskan, pengusahaa akan merugi. Saat ini, lanjutnya, harga batu bara low calorie Rp 420 ribu per ton. Sedangkan batubara high calorie Rp 620 ribu per ton. Lebih lanjut, diakuinya, saat ini jumlah anggota APBB 15 perusahaan. Perusahaan yang bisa bergabung dengan organisasinya adalah perusahaan yang sudah beroperasi. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: