Kincir Angin dan Pusat Ekonomi

Kincir Angin dan Pusat Ekonomi

Catatan Perjalanan Menuju Eropa (3) \"fotoOleh Gubernur H Junaidi Hamsyah SAg MPd ====================

BATU-BATU besar menjadi break water di Pelabuhan Rotterdam. Saya bertanya dari mana mereka mendapatkan batu-batu besar buat break water tersebut. Ternyata bukan batu melainkan mereka buat beton dibuat seperti kubus yang beratnya mencapai 40 ton.

Selesai membangun tanggul mereka timbun dengan tanah lalu ditanami rumput seperti ilalang. Kata mereka akar rumput tersebut menguatkan pematang yang dibangun.

Setelah padat dibangun jalan tol dan railway. Market yang disuguhkan kepada kami untuk MV 2 selesai 2030. Pertanyaan kedua, apakah dalam pelaksanaan pembangun perluasan dermaga dan kawasan industri  negara yang berpenduduk tahun 2012 16.730.632  jiwa ini tidak ada kritik atau protes dari NGO. Jawab mereka. Ada, cuma kita beda masalah.

Kita di Indonesia tanah sudah tersedia lalu ditata dalam RTRW masing-masing peruntukan kawasan sudah jelas. Cuma seiring berjalannya waktu. Masyarakat mulai melanggar dan Pemerintah kurang tegas. Ingat. Zaman Gubernur Soeprapto dulu.

Sepanjang jalan menuju Pelabuhan Pulau Baai dilarang untuk dibangun oleh masyarakat karena kawasan tersebut adalah kawasan industri untuk menunjang keberadaan Pelabuhan Pulau Baai. Apa yang terjadi sekarang. Tidak ada lagi lahan yang kosong bahkan lahan Pelindo II saja puluhan hektar sudah dikuasai masyarakat dengan bangunan permanen.

Usai presentasi kita diajak ke ruangan simulator, bagaimana mengeruk pasir dengan berbagai jenis kapal. Pengerjaan pengerukan yang dilakukan sekarang di Pelabuhan Pulau Baai adalah dari perusahaan mereka Van Oord Indonesia.

Kepiawaian Belanda dalam mengelola pelabuhan tidak perlu diragukan lagi, ini memang karena Belanda sudah banyak makan asam garam dalam perdagangan dunia yang melibatkan pelabuhan-pelabuhan utama seluruh negara. Ini juga bisa dilihat dari jejaknya di Indonesia.

Rata-rata sisa peradaban Belanda yang masih tersisa berada dekat dengan pelabuhan. Misalnya di daerah sekitar Pelabuhan Buleleng, Bali, atau kota tua di Jakarta dekat dengan pelabuhan Sunda Kelapa. Sejarah mengantarkan Belanda dalam keunggulan pelabuhannya.

Perekonomian Belanda ada di pelabuhan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Biro Belanda untuk Analisis Kebijakan Ekonomi, Belanda menghasilkan sekitar 33% pendapatannya dari ekspor barang dan jasa. Peran pelabuhan menjadi sangat penting bagi Belanda karena negara ini yang membawa dan mendistribusikan hampir 90% dari barang-barang yang beredar di Eropa.

Pertemuan usai. Kami disuguhi paket taxi air (speedboat) taxi air pertama hanya saya dan isteri, Pak wali dan isteri, Bu Diah dan Bu Pungki.

Speedboat yang kedua Pak Didik, Cipto, GM Pelindo Pulau Baai, Mattasar dan 2 staf penerjemah 1 dari Jakarta dan satu dia minta dipanggil namanya Syah. Mahasiswa asal Malaysia.  Ternyata naik speed boat ini lumayan ngeri karena kencangnya. Dari speed boat kita tahu Belanda dikelilingi air. Air laut dan sungai. Perjalanan dengan speed boat berakhir di museum kapal.

Museumnya adalah kapal-kapal yang berjejer. Berjejer kapal kuno, kapal-kapal keruk zaman baheula, kapal-kapal dalam berbagai model. Waktu sudah menunjukkan jam 16.30 waktu Londo. Bus kecil yang mengantar sudah menunggu. Kami foto-foto sebentar. Pulang ke hotel. Sebelum masuk hotel sempat keliling-keliling mal.

Dijadwalkan jam 19.00 malam ada makan malam di hotel. Kami memilih tidak ikut makan malam disamping capek juga. Kami bawa magicom kecil dan beras. Tinggal colok, tunggu sesaat, nasi masak dan ada stok sambel tempe campur kacang tanah yang sudah disiapkan dari Bengkulu. \"He..he..he masih ada stok lainnya. Sambel bumbu pecel. Belum dibuka,\" gumam saya.

Jam 03.00 malam waktu Belanda. Beberapa SMS dan telepon masuk dari Bengkulu. Wajar di Indonesia saat jam 03.00 sudah jam 09.00 pagi. Jam-jam sibuk beraktivitas. Saya menerima beberapa laporan  baik dari staf juga dari beberapa orang kepala SKPD. Saya juga bertanya beberapa hal.

Mata sudah enggan terpejam lagi. Yang ada rasa lapar. Saya bangun untuk makan, mandi dan sempat update status Facebook beberapa hadits sambil menunggu datangnya subuh. He..he..he sempat subuh dua kali di hotel ini. Jam 05.00 saya shalat subuh. Terus ada BBM dari Bengkulu mengabarkan subuh di Belanda jam 6 pagi. Akhirnya jam 6 subuh lagi.

Sesuai jadwal jam 08.00 kami akan mengunjungi Maasvlakte 2. Sebelum jam 08.00 tepatnya jam 07.30 saya saya dan isteri ditemani bu Diah turun ke ruang makan. Saya hanya menikmati buah. Jam 07.55 turun ke lobby hotel sekaligus chek out. Hari ini Rabu, 13 Nov jadwalnya ke Amsterdam. Pindah ke hotel di sana.

Perjalanan 1 jam 30 menit kami sampai di kawasan MV 2 (Maasvlakte) kawasan ini adalah kawasan baru dimana ratusan hektar laut dijadikan daratan untuk dermaga dan kawasan industri. Beberapa tiang tertancap dengan kincir di atasnya ternyata itu adalah pembangkit listrik tenaga angin. Kami belum bisa masuk ke kantor MV 2 karena tertulis di luar kantor buka jam 10.00 untuk umum.

Sisa waktu 30 menit kami gunakan keliling melihat pengembangan MV 2. Luar bisa, kesibukan pekerja membangun kawasan baru tersebut.

Kami sempat berhenti untuk melihat sejenak break water yang dibuat di kawasan MV 2 ini dan rumput yang ditanam untuk menguatkan pasir belum merata tumbuhnya. Usai melihat dari dekat kami kembali ke kantor MV 2. Di kantor ini terlihat dengan jelas bagaimana proses pembangunan kawasan MV 2. Mulai dari tahun 2008 yang masih laut lepas sampai tahun 2030.

Proses perkembangan dari tahun ke tahun diceritakan secara detail. Belanda lagi-lagi luar biasa. Alat yg dipakai teknologi luar biasa. Wajar mereka memenangkan tender di berbagai negara untuk urusan pelabuhan. Indonesia, Dubai, Singapura, dan negara-negara lainnya.

Pemerintah Belanda memberi perhatian besar terhadap pelabuhan yang dimilikinya. Sejak tahun 2009 pemerintah Belanda melakukan proyek inovasi pelabuhan yang berkelanjutan terhadap tiga pelabuhan besar dan satu pelabuhan lain, Moerdijk. Proyek ini meliputi cara menjaga lingkungan pelabuhan, keselamatan navigasi dan keamanan pelayaran.

Proyek yang dikembangkan sebagai Communication on a European Ports Policy ini dikarenakan Eropa belum memiliki undang-undang tentang pelabuhan. Sementara pelabuhan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Eropa. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: