Potensi Golput Meningkat

Potensi Golput Meningkat

KISRUH daftar pemilih tetap Pemilu 2014 juga menyedot perhatian kalangan agamawan. Sejumlah pimpinan ormas Islam yang berhimpun di Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) memberikan peringatan keras tentang potensi gagalnya pemilu jika persoalan DPT terus berlarut-larut. \"Kalau DPT terus bermasalah seperti saat ini, masyarakat bisa semakin apatis. Ini yang berbahaya,\" ujar Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj setelah bertemu dengan sejumlah pimpinan ormas Islam di sekretariat LPOI, Jakarta, Kamis (7/11). Menurut ketua umum Tanfidziyah PB NU tersebut, sikap apatis masyarakat itulah yang pada akhirnya membuat pemilu terancam gagal.  Sebab, lanjut dia, ketika apatisme masyarakat semakin tinggi dan luas terhadap pelaksanaan pemilu mengingat DPT-nya yang bermasalah, dengan sendirinya angka golput akan tinggi pula. \"Apa yang diharapkan dari pemilu yang DPT-nya belum jelas,\" imbuhnya. Karena itu, papar dia, LPOI mendesak penyelenggara pemilu, khususnya KPU dan Bawaslu, agar segera menyempurnakan DPT dan mengumumkannya. \"Harus ada sinergi yang baik. Kalau KPU, Bawaslu, dan Kemendagri justru saling bersitegang, yakinlah masyarakat bisa semakin apatis,\" ujarnya lagi. Dia mengatakan, pihaknya turut berkepentingan mendorong pelaksanaan pemilu agar berkualitas. Sebab, dari situlah diharapkan pemimpin berkualitas bisa lahir. \"Kami para ormas Islam juga siap digandeng untuk bersama-sama melakukan pengawasan,\" ucapnya. Selain NU, sejumlah ormas Islam di Indonesia telah berhimpun di LPOI. Yaitu, Persatuan Islam (Persis) Al Irsyad Al Islamiyah, Mathlaul Anwar, Ittihadiyah, dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Ada pula IKADI, Azzikra, Syarikat Islam Indonesia, Al-Wasliyah, dan Persatuan Tarbiya Islamiyah (Perti). Pada kesempatan itu, LPOI juga sepakat untuk mendesak pemerintah agar menindak tegas individu, organisasi kemasyarakatan, maupun LSM yang berkampanye hitam untuk menggagalkan pemilu. Yaitu, dengan menyebarluaskan paham bahwa pemilu adalah haram dan DPR adalah thoghut. \"Pemilu maupun DPR disamakan dengan khamer (minuman keras) atau babi. Ini berbahaya karena bisa merongrong keselamatan NKRI,\" kata Said Aqil. (jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: