Debu Masih Cemari Warga
KAMPUNG MELAYU, BE - Pencemaran lingkungan yang dilakukan dua gudang semen yang dikelola PT Bengkulu Setia Abadi (BSA) dan PT Bukit Barisan Sandjaya Ulma (BBSU) yang terletak di RT 2 RW 1 Kelurahan Kandang Kecamatan Kampung Melayu masih belum terhenti. Hal ini diakui Camat Kampung Melayu, Dra Zulyati, saat dihubungi, kemarin. \"Saya selalu melintas di jalan depan gudang itu. Dan memang tampak sekali debu serta tanah liat sangat mengganggu lalu lintas di sana. Tapi kita tidak bisa serta merta menuntut agar gudang tersebut tutup,\" ujarnya. Dia menjelaskan, banyaknya ceceran tanah liat yang berasal dari pekerjaan konstruksi PT BBSU merupakan hal yang wajar. Pasalnya, perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan proses pekerjaan penimbunan. \"Tapi ini kan sifatnya sementara saja. Saya berharap pemilik gudang dapat intens berkoordinasi dengan warga maupun dengan ketua RT setempat,\" sampainya. Ia juga berharap agar perangkat pemerintah di kawasan tersebut untuk dapat menetralisir keadaan. Menurutnya, sebagai perangkat pemerintahan, selayaknya aparatur dapat mengkomodir apa yang menjadi aspirasi warga masyarakat. \"Kita ini kan perpanjangan tangan walikota. Bagaimana pun kita harus dapat mengerti apa yang menjadi keinginan masyarakat. Saya akan minta agar lurah dan perangkat lainnya untuk dapat memfasilitasinya secara objektif tanpa memihak kemana pun,\" tandasnya. Sementara, Anton Supriadi SKom, warga RT 2 RW 1 Kelurahan Kandang kepada BE mengatakan, mediasi antara warga dengan pihak perusahaan yang dilakukan oleh pihak kelurahan belum menemui titik temu alias buntu. Warga, ujar Anton, berharap agar pihak perusahaan gudang semen dapat memperhatikan kesehatan warga. \"Kini masih deadlock, belum ada titik temunya. Permintaan kami selaku warga agar pihak gudang semen dapat memperhatikan kesehatan warga. Karena dampak bongkar muat semen yang mereka lakukan debunya sangat terasa terhadap kami,\" jelasnya. Selain itu, Anton menambahkan, warga berharap agar jalanan di sekitar rumah warga dapat dibersihkan secara berkala. Pasalnya, warga khawatir jalanan yang licin akibat ceceran tanah liat bercampur hujan dari pengerjaan pembangunan gudang semen PT BBSU akan menimbulkan korban jiwa. \"Sudah ada beberapa yang menjadi korban. Kami minta jalan dibersihkan secara rutin. Jangan sampai ada yang kehilangan nyawa baru perusahaan mau merespon,\" tutupnya.
Semen Holcim Tak Cemarkan Udara Sementara Lurah Kandang, Yumiriani SSos mengatakan, pencemaran atau polusi udara yang terjadi di Desa Kandang tidak saja diakibatkan oleh keberadaan Semen Holcim. \"Awalnya tidak masalah, memang ada polusi tetapi tidak begitu banyak, hanya di sekitar gudang,\" katanya, kemarin. Warga mulai protes setelah ada pembangunan Gudang Semen Tiga Roda oleh PT Bukit Barisan Sandjaya Ulma (BBSU). Pembangunan Gudang Semen Tiga Roda ini melakukan pengangkutan tanah yang diambil dari Daerah Air Sebakul untuk penimbunan di area sekitar gudang di daerah Kandang. Pengangkutan tanah ini menggunakan mobil tronton yang menyebabkan banyak tanah yang berceceran di jalan aspal. Sewaktu hari panas, tanah yang berceceran disekitar aspal mengering dan berterbangan yang menyebabkan polusi udara. Gabungan dari aktivitas bongkar muat di Gudang Semen Holcim dan tanah yang berserakan di jalan akibat pembangunan Gudang Semen Tiga Roda inilah yang menimbulkan gangguan kesehatan beberapa warga sekitar. \"Ada 15 KK (Kepala Keluarga) yang terkena dampak. Antara lain dari RT 2 sebanyak 7 KK dan dari RT 4 sebanyak 8 KK,\" jelasnya. Kemudian, Kepala Lurah dan Warga Kandang meminta agar PT BBSU tidak menggunakan mobil tronton sebagai penyebab utama dari polusi udara, tetapi menggunakan mobil kecil (sejenis engkel) dan menyediakan tenaga untuk membersihkan badan jalan aspal dari ceceran tanah serta merapikan jalan masuk mobil pengangkut tanah agar tanah tidak berceceran di badan jalan. Mengenai tuntutan warga terhadap Semen Holcim yaitu melakukan bongkar muat di dalam gudang, memarkir kendaraan jangan di badan jalan tetapi disekitar area gudang, pintu masuk untuk kendaraan bongkar muat semen menggunakan 1 pintu dan memenuhi kompensasi yang dituntut terhadap warga yang terkena dampak polusi udara, menurut Kepala Lurah, hal ini sudah diakomodir. \"Hanya kompensasi yang dituntut terhadap warga yang terkena dampak polusi udara yang belum karena kita sedang mendata ke-15 warga yang memang benar-benar terkena dampak polusi agar pemberian kompensasi tepat sasaran,\" jelasnya. Dia menambahkan, sebenarnya pihaknya sangat mengapresiasi para pengusaha mau berinvestasi di Kota Bengkulu khususnya Daerah Kandang sesuai dengan Perda no 40 tahun 2012 bahwa wilayah Kandang adalah sebagai wilayah pergudangan dan industri. Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menyerap lapangan kerja di daerah sekitar gudang dan Kandang dan tentunya masyarakat Kota Bengkulu. \"Apabila terjadi konflik itu hal biasa. Itu adalah tanda bahwa daerah kita mau maju,\" pungkasnya. Koordinator Lapangan PT BBSU, Dailami mengatakan, pihaknya tengah berupaya untuk memenuhi tuntutan warga. Sejauh ini, pihaknya telah menyediakan 3 sampai 8 orang tenaga untuk membersihkan tanah dari badan jalan aspal dan mengganti mobil tronton dengan mobil engkel untuk pengangkutan. \"Bahkan mulai kemarin (31/10) kita menyiapkan mobil tangki air untuk menyiram badan jalan aspal untuk meminimalisir polusi udara,\" sampainya. Saat ini di sekitar area tersebut ada setidaknya 4 perusahaan yang sedang membangun. Mereka adalah Semen Holcim, PT Bukit Barisan Sandjaya Ulma, PT Aviant Paint dan perusahaan pabrik pengolahan keramik. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: