Asuransi Ternak Sapi Diharap Dongkrak Kredit Pertanian

Asuransi Ternak Sapi Diharap Dongkrak Kredit Pertanian

JAKARTA, BE – Bank Indonesia (BI) optimis keberadaan produk asuransi ternak sapi dapat meningkatkan penetrasi pembiayaan perbankan ke salah satu subsektor dari pertanian, yakni budidaya ternak yang outstandingnya hanya sebesar Rp11,7 triliun. Pun kredit ke sektor pertanian secara keseluruhan. “Apabila ini didukung oleh perusahaan asuransi lebih banyak, itu lebih baik. Asuransi merupakan upaya kita mengurangi risiko kredit yang dihadapi oleh perbankan,” ucap Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah kepada wartawan di Gedung BI, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2013. Ia menambahkan, kalau risiko kredit menurun dan ternaknya bisa produksi dengan baik tentu ini akan menjadi suatu dorongan yang besar baik untuk petani maupun industri perbankan. Seperti diketahui, sektor pertanian masih belum menjadi sektor primadona bagi perbankan karena dinilai risikonya cukup tinggi. “Jadi ini merupakan suatu tantangan, tidak hanya perbankan tapi juga pemerintah, pada pegiat-pegiat di bidang budidaya peternakan semakin bergairah untuk meningkatkan upaya untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas sapi, dan tingkat risiko yang terkendali sehingga nanti perbankan bersedia menyediakan kredit yang lebih besar,” tutur Halim. Secara keseluruhan, bank sentral mencatat outstanding kucuran kredit perbankan ke sektor pertanian baru sebesar Rp158,5 triliun atau sekitar 5% dari total kredit sebesar Rp3.067,4 triliun pada Agustus 2013. Asuransi ternak sapi memberikan jaminan penggantian kepada pemilik jika ternak sapi mengalami risiko kematian karena penyakit, kecelakaan dan melahirkan maupun risiko kehilangan atau lainnya sebagaimana diatur di dalam polis. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian baik bagi peternak maupun perbankan. Adanya produk asuransi ini juga diharapkan dapat mendorong pendalaman industri asuransi dan perbankan secara umum dan menjadi momentum pengembangan asuransi sektor pertanian di Indonesia. Pun diharapkan akan meningkatkan posisi tawar peternak dalam mengakses kredit, dan dari sisi perbankan akan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor pertanian karena sebagian risiko kegagalan telah diproteksi oleh asuransi. “Oleh karena itu ini adalah langkah yang win win. Bahwa kalau ada khawatir peternak tidak bisa mmbayar, ada yang membayari ini. Sehingga dia juga bisa mendapatkan kredit dari bank lain. Jadi peternakan maju dia juga bisa mendapat akses lebih banyak,” kata Halim. Keberhasilan asuransi ternak sapi sendiri, lanjutnya, ini perlu model yang bagus paling tidak seperti kredit usaha rakyat (KUR) karena didukung oleh pemerintah dan perusahaan asuransi, juga ada program mengikutsertakan bank-banknya serta pengawasan yang baik. “Sehingga dia berjalan. Tentu saja nanti saya berharap program asuransi ternak sapi ini menjadi satu paket. Dengan KUPS (kredit usaha pembibitan sapi) misalnya itu, nanti kalau ada atensi kuat dari pemerintah, perbankan diikutsertakan, perusahaan asuransinya diikutkan, aturan bidang perbankan kita bisa berikan insentif misalnya yang lebih menggairahkan bank untuk memberikan kredit. Saya yakin ini bisa jalan,” tutupnya. (ibn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: