Bernostalgia, Sehat

Bernostalgia, Sehat

APA yang terlintas dalam benak Anda saat mendengar kata nostalgia? Mungkin mainan di waktu kecil, aroma kue kesukaan saat masih TK, cinta pertama, atau mungkin ulang tahun Anda saat balita. Kenangan masa lalu tidak selalu menyenangkan, tapi ada juga yang pahit. Nah, bernostalgia bukan sekadar membuang-buang waktu karena ternyata baik untuk kesehatan. Nostalgia berasal dari bahasa Yunani, nostos yang berarti rumah dan algia yang berarti nyeri. Hmm, nostalgia mungkin sebenarnya merujuk pada emosi yang pahit, kerinduan yang menyakitkan akan seseorang atau peristiwa di masa lalu. Dikutip dari Mirror, Selasa (22/10), dokter menyimpulkan bahwa bernostalgia alias menyusuri kenangan masa lalu dapat membuat hidup terasa lebih bermakna dan kematian jadi tidak begitu menakutkan. Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang diam dan sedih akan masa lalu, mereka menjadi lebih optimistis dan terinspirasi tentang masa depan . Ketika Dr Constantine Sedikides, Tim Wildschut, dan psikolog lainnya di Universitas Southampton mulai mempelajari nostalgia, mereka menemukan bahwa nostalgia sangat umum dilakukan di seluruh dunia. Termasuk pula dilakukan anak usia 7 tahun yang mengingat kembali masa-masa menyenangkan saat ulang tahun, hari raya, maupun saat liburan. Kebanyakan orang mengaku mengalami nostalgia setidaknya sekali seminggu dan beberapa orang melakukannya sebanyak tiga atau empat kali sepekan. Kegiatan ini dilaporkan sering dipicu oleh peristiwa sedih dan perasaan kesepian, akan tetapi beberapa orang mengatakan bernostalgia membantu mereka untuk merasa lebih baik. Untuk menguji hal ini, para peneliti menginduksi mood negatif kepada beberapa orang, di mana beberapa orang diminta membaca tentang bencana mematikan dan melakukan tes kepribadian yang konon bisa mengungkap kesepian. Orang yang depresi dan khawatir akan menjadi kesepian lebih mungkin untuk menikmati nostalgia. Para peneliti menemukan cerita-cerita nostalgia bukanlah latihan sederhana untuk menjadikan seseorang jadi lebih ceria. Hal ini berbeda dengan musik yang bisa menginduksi nostalgia dengan kuat, sehingga menjadi alat penelitian favorit bagi peneliti. Sebuah percobaan di Belanda menemukan bahwa mendengarkan lagu membuat orang tidak hanya bernostalgia tapi menjadi lebih hangat secara fisik. Kehangatan ini diinvestigasi di selatan China dengan mengamati para siswa selama sebulan. Sementara itu para peneliti menemukan perasaan nostalgia lebih umum terjadi di hari-hari yang dingin. Peneliti juga menemukan bahwa orang-orang di ruangan dingin dengan temperatur 20 derajat Celcius lebih mungkin merasakan nostalgia, ketimbang yang berada di tempat hangat. Orang-orang yang menghindari adanya hubungan dekat tampaknya lebih sedikit yang bernostalgia jika dibandingkan dengan orang-orang yang menginginkan kedekatan. \"Jika Anda bukan orang yang neurotik atau avoidant, saya rasa Anda akan mendapat manfaat dengan bernostalgia dua atau tiga kali dalam sepekan,\" kata Dr Sedikides. Dia menambahkan bahwa pengalaman merupakan sesuatu yang berharga. \"Seperti Humphrey Bogart bilang, \'Kita akan selalu memiliki Paris\' karena itu merupakan nostalgia bagi Anda. Kita memilikinya dan tak seorang pun bisa mengambilnya,\" imbuh Dr Sedikides. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: