Air Akuarium Bisa Sebabkan Infeksi Kulit

Air Akuarium Bisa Sebabkan Infeksi Kulit

\"aquarium-refugium\"JIKA anda termasuk orang yang hobi memajang akuarium untuk mempercantik tampilan rumah, sebaiknya mulai saat ini lebih berhati-hati. Sebab, tanpa disadari akuarium bisa mengancam kesehatan anda dan anggota keluarga lainnya.

Itulah yang disampaikan peneliti Henry Ford Hospital yang baru-baru ini meneliti hubungan infeksi kulit dengan air akuarium yang terkontaminasi bakteri. Selama ini, infeksi mycobacterium marinum sering luput dari perhatian dokter karena gangguan di kulit itu baru muncul dua atau empat minggu setelah kulit terkontaminasi. Selain itu, beberapa bahan antijamur dan antibakteri juga tidak efektif mengatasinya.

\"Orang-orang hanya tidak tahu bahkan tidak berpikir bahwa tangki air ikan mereka menyimpan organisme bakteri ini,\" kata George Alangadem MD, dokter di Henry Ford Infectious Diseases sekaligus penulis utama studi tentang air akuarium itu  seperti dilansir laman Newsmaxhealth, Senin (21/10).

\"Saat timbul gangguan, mereka mungkin tidak punya pengetahuan yang memadai tentang mycobacterium marinum dengan masa inkubasi yang lama sehingga pengobatannya sering tertunda,\" lanjutnya.

Para peneliti yang mempresentasikan temuannya pada pertemuan tahunan Infectious Diseases Society of America di San Fransisco mengatakan, infeksi itu bisa terjadi ketika orang membersihkan akuarium dengan air yang tidak diberi tambahan klorin. Akibatnya, bakteri bisa menyerang luka terbuka yang ada di kulit lengan atau tangan.

Temuan ini berdasarkan analisis dari lima pasien yang dirawat antara Januari 2003 dan Maret 2013 di Henry Ford Hospital. Pasien tersebut terkena mycobacterium marinum yang menyebabkan kulit memerah dan ada benjolan di tangan atau lengan.

Masa inkubasi sebelum luka muncul berkisar 11 sampai 56 hari. Lima pasien itu memberi respons efektif terhadap antibiotik, tapi rata-rata pasien butuh waktu 161 hari untuk bisa pulih kembali sejak gejala pertama muncul. \"Mycobacterium marinum bukan penyakit yang mengancam jiwa, tapi tetap merupakan penyebab infeksi kulit yang belum diakui,\" kata Alangaden.(fny/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: