Petunjuk Bahasa Indonesia di Tanah Suci Masih Minim

Petunjuk Bahasa Indonesia di Tanah Suci Masih Minim

JAKARTA -  Kementerian Agama terus mengupayakan pengadaan plang penunjuk jalan dalam bahasa Indonesia di Tanah Suci. Menteri Agama Suryadharma Ali menjanjikan bahwa plang tersebut sudah terpasang tahun depan.

“Insya Alloh tahun depan sudah ada,\" kata SDA di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa sebenarnya sejak tiga tahun lalu, Kemenag sudah meminta pada pihak otoritas Arab Saudi untuk menyediakan plang penunjuk jalan dalam bahasa Indonesia di Tanah Suci. Namun hingga kini, permintaan tersebut masih belum ditanggapi.

Pasalnya, lanjutnya, pihak Arab Saudi selama ini menganggap bahasa melayu yang telah dipasang sama dengan bahasa Indonesia sehingga dirasa sudah dapat mewakili. \"Tapi kita sudah jelaskan kalau itu berbeda. Jika hanya dipasang plang dengan bahasa melayu maka hanya 40 juta orang yang mengerti. Tapi kalau bahasa Indonesia, 240 juta orang,\" ujarnya.

Menurutnya, setelah penjelasan tersebut disampaikan, pihak otoritas Arab Saudi akhirnya menjanjikan pemasangan plang akan dilakukan. Diakuinya, jika hingga kini penunjuk arah dalam bahasa Indonesia baru ada di Madinah.

SDA merasa, plang tersebut sangat penting bagi para jamaah haji Indonesia. Terutama untuk meminimalisir resiko tersesat yang sering terjadi. Apalagi baru-baru ini telah diberitakan bahwa banyak terdapat jamaah haji Indonesia yang tersesat disana. \"Indonesia kan paling banyak, masa tidak ada? Sedangkan bahasa Turki, Melayu, dan Urdu saja ada,\" tegasnya.

Untuk sementara, pihaknya mengantisipasi banyaknya jamaah haji indonesia yang tersesat dengan pendirian pos-pos jaga. Selain itu, pihaknya juga menyediakan pelayanan antar langsung hingga pemondokan.  \"Jadi kita harapkan, masyarakat atau keluarga di tanah air tidak perlu khawatir,\" ungkapnya.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh  Anggito Abimanyu menambahkan, bahwa sesungguhnya petunjuk arah dalam bahasa Indonesia telah dipasang oleh pihak panitia. Namun karena memang masih belum ada izin tertulis dari Pemerintah Arab Saudi maka seringkali penunjuk arah tersebut dicabut oleh aparat.\"Sudah ada sebenarnya, cuma sering dilepas,\" ujar Anggito.

Oleh karena itu, imbuhnya, itu akan terus kita tekan pihak pemerintah untuk segera merealisasikan pemasangan penunjuk arah dalam bahasa Indonesia.

Sampai dengan Sabtu (05/10), menurut data Kemenag, jamaah haji indonesia yang sudah berada di tanah suci sudah 323 kloter dengan 131.940 orang atau 84 persen dari jumlah keseluruhan. (mia/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: