Bengkulu Alami Inflasi 0,33 %
BENGKULU, BE - Perkembangan indeks harga konsumen atau yang lebih dikenal dengan Inflasi di Kota Bengkulu pada September menunjukkan sedikit perkembangan. Jika dibandingkan dengan Agustus inflasi yang terjadi pada September sebesar 0,33 lebih rendah dari Agustus yang sebesar 0,82 persen. \"September lalu inflasi kita sudah mulai membaik dan kita berharap pemerintah terus mengontrol ini agar terus membaik,\" ungkap Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, Nurul Hasanuddin MStat. Inflasi Kota Bengkulu terjadi pada, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 2,54 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 2,01 persen, kelompok sandang sebesar 1,78 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,48 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen. Sedangkan dua kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,26 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,21 persen. Inflasi pada September lalu disebabkan oleh naiknya harga daging ayam ras, kacang panjang, ayam goreng, emas perhiasan, mie, pemeliharaan/ service, sate, biaya pendidikan SLTA, tempe, rokok kretek filter dan lain-lain. Walaupun beberapa barang dan jasa masih menunjukkan penurunan harga seperti cabe merah, bawang merah, bayam, angkutan antar kota, ketimun, jengkol, kentang, angkutan udara, daging sapi, daun singkong dan lain-lain. \"Kita berharap ke depannya tren ke arah positif ini akan terus terjadi,\" harap Nurul. Jika dilihat dari tahun kalender yaitu dari Januari sampai September 2013 ini laju inflasi yang terjadi di Kota Bengkulu tercatat sebesar 9,24 persen dan laju inflasi tahunan yaitu antara September 2012 hingga September 2013 tercatat sebesar 9,54 persen. Sementara itu jika dilihat secara nasional, perkembangan indeks harga konsumen yang terjadi pada September lalu menunjukkan tren positif. Sebab, secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,35 persen. \"Ini cukup menggembirakan karena sejak tahun 2001 lalu, Desember tidak pernah terjadi deflasi dan baru terjadi pada 2013 ini,\" ungkap kepala BPS Pusat Dr Suryamin saat press release, kemarin. Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) di 66 kota di Indonesia, pada bulan September 2013, 53 kota IHK mengalami deflasi dan 13 kota IHK mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 4,28 persen dan terendah di Kota Surabaya sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 1,70 persen dan terrendah terjadi Kota Sukabumi dan Singkawang sebesar 0,04 persen. Kota Bengkulu dengan inflasi 0,33 persen menempati urutan ke- 5. Dari 16 Kota di wilayah Sumatera yang dipantau tingkat inflasinya pada bulan September 2013 9 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang sebesar 1,70 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0.05 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,99 persen dan terrendah terjadi di Kota Palembang sebesar 0,44 persen.(251)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: