Stop Impor Pangan
BENGKULU, BE - Puluhan anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Bengkulu, menggelar aksi simpatik di Simpang Lima Jalan Soeprapto, kemarin. Mereka menuntut kepada pemerintah untuk menghentikan keran impor pangan dan mulai membuat kebijakan pangan yang lebih berpihak kepada kaum petani. \"Kami sangat menyesalkan sikap pemerintah yang membuka hampir semua bahan pangan. Beberapa bahkan dikenakan bea masuk hingga nol persen. Kebijakan ini mencekik petani,\" kata Tiara Silalahi, Koordinator Lapangan aksi simpatik ini. Dalam orasinya disebutkan, sepanjang tahun 2012 saja, impor produk pangan Indonesia telah menyedot anggaran lebih dari Rp 125 triliyun. Dana tersebut digunakan untuk impor daging sapi, gandum, beras, kedelai, ikan, garam, kentang, dan komoditas pangan lainnya. \"Impor gila-gilaan semacam ini tak akan pernah berhasil mengentaskan krisis pangan di negeri ini. Malahan, pembukaan kran impor pangan hanya menguntungkan segelintir mafia kartel, importir dan kapitalis birokrat yang memburu rente dari impor pangan. Karenanya kami mendesak agar pemerintah stop kebijakan impor,\" ujarnya yang diamini massa aksi. Dijelaskannya, alasan pemerintah yang mengatakan bahwa impor sangat dibutuhkan karena minipisnya stok pangan adalah alasan yang terlalu dibuat-buat. Menurutnya, kelangkaan pangan adalah sebab langsung dari kurangnya perhatian pemerintah untuk mendongkrak produktifitas petani dalam negeri dan mengatur pola distribusi pangan agar tidak dimonopoli oleh kelompok pengusaha tertentu. \"Pemerintah tak boleh acuh dengan urusan pangan ini. Kami juga menuntut agar pemerintah menindak spekulan yang menimbun stok pangan. Jangan biarkan rantai distribusi produk pangan dikuasai segelintir pelaku usaha,\" tandasnya bersemangat. Sementara, Ketua PMKRI Cabang Bengkulu, Aprialdi mengatakan, aksi yang mereka lakukan juga mengajak kepada warga masyarakat agar lebih memprioritaskan membeli barang-barang pangan hasil keringat petani sendiri. Menurutnya imbauan ini penting agar para petani dalam negeri tak mengalami kehancuran. \"Produksi pangan kita terus terpuruk akibat derasnya arus impor pangan. Petani kita samakin susah. Kami berharap kita dapat menyelematkannya dengan cara membeli produk dalam negeri,\" ungkapnya. Ditambahkannya, persoalan pangan ini menjadi hidup matinya bangsa ini. Karenanya dengan aksi ini, kelompok mereka berharap agar pemerintah dan masyarakat tergugah untuk dapat mencegah terjadinya kehancuran pangan yang lebih parah. Selain menggelar orasi, para mahasiswa ini juga membagikan 300 stiker dan membentangkan spanduk yang berisi imbauan agar masyarakat mewaspadai terjadinya krisis pangan. Hingga usai, aksi simpatik ini berjalan dengan damai. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: