Mengunjungi Batu Pengantin yang Keramat
Di Kelurahan Pagar Jati Benteng terdapat objek wisata yang cukup menarik, bernama batu pengangtin. Batu unik membungkuk yang memiliki cerita rakyat menarik. Dengan kisah dahulu ada seorang calon pengantin perempuan yang cantik, namun sombong. Lalu disumpah oleh si pahit lidah, sehingga calon pengantin wanita nan cantik itu bernasib buruk. Ia dikutuk menjadi batu dalam posisi menunduk oleh si pahit lidah. Hal itu terjadi karena kesombongan sang calon pengantin, yang tidak mau sekedar menjawab pertanyaan dari si pahit lidah tersebut. Kini keberadaan batu pengantin ini dinilai keramat oleh sebagian kalangan masyarakat. Bagaima kisahnya? Simak Laporan Berikut Ini. Novriyanto- Pagar Jati Setelah menempuh jalan sekitar 2,5 jam, rasa penasaran wartawan BE terhadap keberadaan batu pengantin yang dianggap keramat oleh masyarakat Benteng akhirnya terjawab. Batu pengantin yang terletak di Desa Pagar Jati Kecamatan Pagar Jati itu memang ada, seperti banyak diceritakan warga setempat. Berdasarkan cerita Kepala Desa (Kades) Pagar Jati, Junial Heri, S.Sos, kisah batu pengantin itu berawal pada zaman dulu, ada seorang wanita cantik. Ia duduk dengan posisi bersilah sambil menjemur padi didepan rumah atau tempat patung batu pengantin berada saat ini. Kemudian, lewatlah sesorang yang tak lain si pahit lidah. Selajutnya, si pahit lidah yang kebetulan melintas di desa tersebut bertanya kepada calon pengantin perempuan nan rupawan itu, kemana arah jalan dihadapan wanita itu. Namun karena kesombongannya calon pengantin itu tidak menggubris pertanyaan si pahit lidah. Calon pengantin itu tak kunjung menjawab, meskipun sudah beberapa kali ditanyai oleh sang sipahit lidah tersebut. Wanita cantik itu tetap tidak mau menjawab, seraya menundukkan kepalanya, seolah merasa tak ada seorang pun yang menyapanya. Si pahit lidah pun kesal dibuatnya. Lalu secara spontan si pahit lidah mengeluarkan kata - kata kutukan, \'\'Jadilah kau batu\'\'. Dalam waktu sekejap, wanita itu pun langsung menjadi batu dengan posisi duduk dan menunduk, seperti kondisi batu pengantin sekarang. \" Cerita ini berdasarkan cerita yang diwarisi secara turun - menurun,\" terang Kades. Kisah batu pengatin itu telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu. Hingga saat ini batu pengantin itu masih tetap berdiri kokoh seperti sedia kala. Oleh masyarakat setempat akhirnya batu pengantin itu dijadikan keramat dan dipagari dengan kayu seadanya. Karena, untuk melakukan renovasi objek wisata didaerah Pagar Jati, perangkat desa desa belum memiliki anggaran. Kades mengaku telah mengajukan dana itu kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait. \" Kita hanya ingin melestarikan budaya dan objek wisata yang kita miliki,\" terangnya. Kades menambahkan, ditempat batu pengantin yang keramat ini sering terlihat orang yang seolah memuja atau membayar niat. Ada yang memotong ayam, kambing bahkan sapi, tepat didepan lokasi batu pengantin tersebut. Orang yang membayar niat atau sejenisnya inipun bukan berasal dari warga di desa setempat, melainkan dari luar daerah. Namun, kalau bagi warga sekitar batu itu hanya njadi sebagai objek wisata dan budaya yang harus dilestarikan. \" Inilah bukti otentik jika Desa Pagar Jati ini pernah dilalui oleh si pahit lidah tersebut, \" tandasnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: