Unib Gandeng LIPI & Kyoto University

Unib Gandeng LIPI & Kyoto University

BENGKULU, BE - Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Unib) bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Unit Biomaterial dan Research Institute for Sustainable Humanosphere (RISH) Kyoto University – Jepang, menggelar The 3rd International Symposium for Sustainable Humanosphere (ISSH). Kegiatan yang terpusat di kampus hijau Universitas Bengkulu tersebut berlangsung 2 hari, 17 – 18 September 2013 dan dibuka secara resmi oleh Rektor Prof. Ir. H. Zainal Muktamar, MSc, Ph. Ketua Panitia Penyelenggara, Ir. Ridwan Yahya, M.Sc mengatakan, tema utama kegiatan ini adalah “The Dynamic Interactions Between People and Ecosystems for The Future of The Human Sustanaibility.”  Maksudnya, bagaimana melakukan kegiatan dan upaya pelestarian dari bumi sampai ke langit.  Mencakup sejumlah aspek yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan secara luas.   “Simposium ini membicarakan berbagai persoalan dan upaya pelestarian lingkungan dengan cakupan yang luas,” ujarnya. Kegiatan ini kata Yahya, diikuti ratusan dosen peneliti dari berbagai universitas dalam negeri dan perwakilan dari institusi terkait.  Sebagai pembicara utama adalah Prof. Mamoru Yamamoto dari RISH Kyoto University, dan Dr. Siti Nuramaliati Prijono dari Deputy of Life Science LIPI. Simposium dibagi beberapa sesi dengan topik berbeda-beda tiap sesinya, dan menghadirkan sejumlah pakar dari beberapa perguruan tinggi dalam negeri maupun dari luar negeri sebagai pembicara tamu.  Topik-topik yang akan dibahas yaitu seperti “Community based Development and Social Economic Science”, “Atmospheric Science”, “Geosphere Science”, “Biospahere and Forest Science”, dan “Wood Science and Technology and Wood adn Urban Pest Management.” “Kemudian selain memaparkan sejumlah makalah, pada kegiatan ini juga akan dilakukan pemaparan sejumlah poster oleh para dosen dan peneliti,” ujar Yahya seraya berharap dengan kegiatan ini dapat mendongkrak citra Universitas Bengkulu sebagai universitas kelas dunia, serta memberikan pengayaan ilmu bagi civitas akademika Unib. Rektor Unib Prof. Zainal Muktamar menyambut baik kegiatan berskala internasional seperti ini. Sebab dengan kegiatan seperti ini, dapat mendongkrak eksistensi Unib menuju universitas kelas dunia. Terkait upaya-upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan kata Rektor, Unib sejak lama telah melakukannya dengan dimulai dari lingkungan kampus. Dengan menggandeng para mitra kerja khususnya kalangan perbankan, sejumlah terobosan dan upaya sudah dilaksanakan seperti menetapkan regulasi terhadap pelestarian taman hutan kampus, menciptakan sistem sanitasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, hingga usaha-usaha pengelolaan sampah secara terpadu. Upaya-upaya yang sudah dilakukan relatif berhasil dan terbukti dengan dinobatkannya Unib sebagai salah satu kampus terhijau di dunia, masuk sepuluh besar kampus terhijau se-Indonesia.  “Namun kita tidak boleh berpuas diri sampai disitu. Upaya-upaya pelestarian dan penyelamatan lingkungan dengan cakupan yang lebih luas harus terus kita lakukan, sebab hal ini menyangkut keberlangsungan hidup kita semua umat manusia,” papar Prof. Zainal seraya mengurai selayang pandang tentang Universitas Bengkulu. Kegiatan simposium internasional tentang pelestarian lingkungan ini juga didukung oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS), dan International Center for Interdisciplinary adn Advance Research (ICIAR – LIPI). (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: