Bedak Talk Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium

Bedak Talk Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ovarium

BAGI sebagian orang, menggunakan talcum powder atau bedak talk memang menyegarkan. Namun, waspadalah karena terlalu sering menggunakan bedak talk apalagi untuk menjaga kebersihan sekitar daerah intim bisa menyebabkan kanker ovarium.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer Prevention Research, rutin menggunakan bedak setelah mandi -khususnya di sekitar bagian intim- bisa meningkatkan risiko kanker ovarium hingga 24 persen. Para peneliti dari Brigham dan Women\'s Hospital di Boston, menganalisis data dari 8.525 wanita yang didiagnosis terkena kanker ovarium, sekaligus membandingkannya dengan 9.800 perempuan pengguna bedak yang bebas kanker.

Tim peneliti mengingatkan bahwa partikel dalam bedak yang terdapat di area genital bisa melakukan perjalanan ke dalam tubuh wanita dan memicu peradangan. Kondisi ini memungkinkan sel-sel kanker berkembang. Sekitar 40 persen wanita diperkirakan secara teratur menggunakan bedak untuk kebersihan di sekitar daerah intimnya.

Secara tradisional, bedak talk digunakan pada bayi dan wanita lanjut usia untuk menjaga kulit agar tetap kering dan menghindari ruam. Namun, apakah kini sebaiknya penggunaan bedak talk ini harus dihentikan?

\"Studi terbaru mencerminkan minat yang ada terkait penelitian faktor risiko kanker. Namun, seringkali risiko kanker melibatkan interaksi banyak faktor kompleks yang penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami dan tengah berkembang,\" kata Chief Executive Cancer Australia\'s, Profesor Helen Zorbas, seperti yang dilansir laman Sydney Morning Herald, Jumat (30/8).

Menurut Zorbas, ada beberapa faktor yang membuktikan bahwa individu berada pada risiko kanker yang lebih besar. Namun, Zorbas menegaskan bahwa setidaknya sepertiga dari semua kasus kanker bisa dicegah.

\"Pilihan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, menjaga berat badan, olahraga, konsumsi makanan bergizi dan batasi alkohol bisa jadi pilihan terbaik,\" kata Zorbas lebih lanjut.

Selain bedak talk, masih ada lima hal mengejutkan yang bisa meningkatkan risiko kanker. A[a saja itu?

1. Hewan peliharaan

Analisis kasus kanker payudara oleh para peneliti di University of Munich menunjukkan bahwa 79,7 persen dari semua pasien kanker payudara melakukan kontak teratur dengan anjing peliharaannya sebelum didiagnosis mengidap kanker. Hanya 4,4 persen dari pasien yang tidak mempunyai hewan peliharaan. Menurut peneliti, risiko kanker meningkat 29 kali lipat untuk pemilik hewan peliharaan.

2. Barbeque

Panas tinggi dari proses memanggang bisa menyebabkan asam amino bereaksi dengan creatine untuk membentuk amina heterosiklik, zat kimia penyebab kanker. Karsinogen ini terkait dengan 60 persen kemungkinan lebih tinggi seseorang terkena kanker pankreas.

3. Minyak ikan

Suplemen makanan ini bisa meningkatkan risiko kanker prostat hingga 71 persen terkait dengan omega-3 di dalamnya. \"Ketika berbicara tentang kanker prostat dan ovarium, di mana bedak dan minyak ikan menjadi referensi dalam studi, ilmu pengetahuan sendiri tidak menemukan bahwa segala sesuatu dimodifikasi untuk mengurangi risiko kanker. Didiagnosa menderita kanker adalah keberuntungan yang agak buruk dan saran saya yaitu untuk tidak khawatir dan hadapilah ini semua,\" kata profesor Chris Del Mar dari Bond University di Gold Coast.

4. Seks oral

Seks oral yang tidak sehat bisa memicu kanker tenggorokan dan mulut. Menurut Oral Cancer Foundation, salah satu saluran HPV yang dikenal sebagai HPV 16 diketahui terkait dengan kanker mulut.

5. Perjalanan udara

Akibat paparan radiasi kosmik, awak kabin lima kali lebih risiko mengidap kanker payudara dan tiga kali lebih mungkin menderita bentuk kanker kulit paling mematikan. Perjalanan udara terutama dengan jarak jauh bisa mengganggu jam tubuh dan mempengaruhi kadar hormon yang meningkatkan risiko kanker.

\"Ada beberapa kekhawatiran terhadap laporan ini yang mengaitkan hal-hal umum dengan kanker. Studi tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut dan ukuran sampel yang lebih besar,\" kata profesor Ian Olver, chief executive Cancer Council Australia.(fny/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: