29 Satpol Ditipu Calo CPNS
BENGKULU, BE - Sebanyak 29 orang anggota Satpol PP Kota Bengkulu menjadi korban penipuan calo CPNS yang masih merupakan atasan mereka sendiri. Mereka ini honorer Satpol PP yang mulai bekerja terhitung sejak tahun 2005. Terduga pelaku calo CPNS ini Mantan Kasi Ops Satpol PP Kota TI, yang kini telah berpindah tugas ke Kabupaten Bengkulu Tengah. TI memungut sejumlah uang, dengan menginstruksikan kepada sebanyak 29 orang Satpol itu untuk menyetorkan uang masing-masing Rp 2,5 juta kepadanya, sebagai uang pelicin. Total dana yang terkumpul mencapai Rp 72,5 juta. Dengan janji kalau menyetorkan uang tersebut, maka anggota Satpol PP tersebut masuk dalam data base honorer katagori II (KII), untuk diangkat menjadi CPNS tahun 2013 ini. Apabila tidak masuk data base maka uang pungutan itu dikembalikan lagi. Namun setelah uang disetorkan, ternyata saat pengumuman data base honorer KII keluar, tak satupun dari 29 Satpol PP itu masuk database. Sebagai dasar untuk diangkat menjadi CPNS. Celakanya hingga kini uang Satpol PP itu tak kunjung dikembalikan juga. \'\'Kami berjumlah 29 orang itu sebanyak 24 orang menyetor secara tunai langsung ke Pak TI di rumahnya di Kawasan Rawa Makmur. Sisanya ada 5 orang menyusul dengan menyetor melalui rekening bank yang dikasihkan oleh Pak TI. Semuanya sama menyetor pada tanggal 13 Juli 2012, hanya jamnya saja yang beda. Ada yang berempat, berdua dan ada juga yang sendirian, \'\' ujar sumber BE. Beberapa anggota Satpol PP Kota yang menjadi korban, yang meminta namanya jangan disebutkan. Pungutan liar ini berawal pada awal Juli 2012 lalu ada kesempatan pengangkatan honorer katagori II tahun 2005 yang tidak lolos pada pengangkatan CPNS katagori I. Saat itu masih era Walikota Ahmad Kanedi SH MH dan Kasatpol PP Kota Bengkulu dijabat oleh Teguh A Roni. Oknum pejabat Satpol PP Kota ini memanfaatkan situasi ini untuk mengeruk keuntungan. TI sehari sebelum Satpol PP menyerahkan uang suap itu, memberitahukan kepada bawahannya yang tertipu itu untuk berkumpul di rumahnya. \'\'Besok kamu orang kumpul di rumah aku, siapkan uang Rp 2,5 juta itu,\'\' ucap sumber BE menirukan pernyataan TI. Satpol PP ini yakin dan mau menyetorkan uangnya kepada Te Ikwan, karena TI notabene sebagai atasan mereka, yang memang biasa memberikan perintah tugas secara langsung. Bisa dikatakan jabatan Kasi Ops itu nomor 2, setingkat di bawah Kasatpol PP. Biasanya bila Kasi Ops memerintahkan itu atas perintah Kasatpol. Selain itu TI juga meyakinkan dengan ucapannya, ia mengatakan dirinya tidak mau mengambil keuntungan pribadi atas pungutan itu. Ia murni hanya ingin membantu Satpol PP yang sudah lama mengabdi sebagai honorer menjadi CPNS. \'\'Saya tidak mau cari uang di sini, uang saya sudah banyak dikasih Pak Bupati waktu saya diminta ke sana. Masa kamu tidak percaya dengan saya. Lagipula uang itu kecil cuma Rp 2,5 juta. Dulu waktu zaman Kasatpol PP lama, disuruh setor sampai puluhan juta dan akhirnya ditipu kalian mau,\'\' begitu kata Pak TI ujar sumber BE ini lagi. Dengan pernyataan TI yang sangat meyakinkan ini, akhirnya ke-29 Satpol PP itu bersedia dan mereka pun menyetorkan uang yang diminta tersebut. Salah seorang Sumber BE ini pun menyatakan untuk mendapatkan uang Rp 2,5 juta itu, waktu itu ia harus menggadaikan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) motor miliknya. \'\'Demi jadi CPNS, sayo loncong ajo gadai BPKB seharga Rp 2,5 juta itulah. Begitu dapat uangnya langsung saya ke rumah Pak TI dan menyerahkan uang itu,\'\' kata sumber BE ini. Sumber BE ini mengaku ia menyerahkan uang itu ke rumah TI. Saat itu anak TI yang laki-laki sempat melihat mereka dan sumber BE ini pun yakin kalau anak TI itu tahu apa yang dilakukan ayahnya atas pungutan honorer ini. Sementara sumber BE yang lain mengaku bagi yang terlambat menyetorkan uang di pagi hari menyetorkan uang itu melalui rekening bank. \'\'Waktu itu ada yang agak terlambat sudah agak siang, kata Pak TI setor saja melalui rekening,\'\' katanya. TI memberikan rekening Bank Mandiri dengan nomor rekening 1130007255650 atas nama MK, SH. TI mengatakan kalau pemilik rekening itu memiliki akses dengan orang BKN (Badan Kepegawaian Negara), yang menentukan kelulusan data base. Orang ini infonya dikenal sebagai pengusaha dan beralamat di Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Waktu menyerahkan nomor rekening ini TI mewanti-wanti Satpol PP tak boleh memfotokopi bukti setorannya masing-masing. Bukti asli setoran asli itu setelah uang disetorkan ke bank, harus langsung diserahkan ke TI sebagai bukti Satpol PP telah menyetorkan uangnya. \'\'Namun saya tidak mau patuh 100% pada dia, diam-diam saya fokopikan bukti setoran bank itu,\'\' imbuhnya. Ada 5 orang yang menyetorkan uang pungli itu melalui rekening bank, yaitu Ma, Fr,SP, Kh, Sa dan Ha. Sebenarnya jumlah honorer Satpol PP tahun 2005 itu ada 32 orang. Namun saat diminta menyetorkan uang itu, ada 3 orang yang menolak. Mereka menyatakan mundur saja, tidak mau memberikan uang itu. Sumber BE pun tidak mengetahui apa alasan 3 Satpol PP itu tidak mau menyerahkan uang itu. Entah karena sudah tahu bakal ditipu, karena tidak punya uang atau memang sudah pesimis tidak akan bisa lagi diangkat menjadi CPNS. Pasca menyetorkan uang itu, Satpol PP itu mengaku sumringah. Mereka sangat yakin bakal masuk dalam data base honorer KII dan menjadi CPNS, seperti yang mereka dambakan selama ini. Satpol PP ini pun dengan sabar menunggu waktu pengumuman honorer KII tiba, serambi terus memantau perkembangan berita di media. Tibalah waktunya data base honorer katagori II itu diumumkan oleh masing-masing Pemda dimedia diawal tahun 2013 lalu. Termasuk database katagori II milik Pemda Kota Bengkulu. Satpol PP inipun cepat melihat pengumuman itu, ada yang melihat di koran, membaca di papan pengumuman di Kantor Walikota dan ada juga yang bertanya lewat temannya. Kenyataan pahit harus dialami 29 honorer Satpol PP Kota itu, ternyata tak satupun dari mereka masuk dalam data base itu. Dengan rasa kecewa dan geram mereka pun saling bertanya mengapa sampai tidak lulus. Satpol PP inipun berkumpul membicarakan apa yang harus mereka lakukan menyikapi masalah itu. Akhirnya pada hari itu juga Satpol PP mendatangi TI, meminta pertanggungjawaban mantan atasannya itu. Saat ditanya pertama kali kata sumber BE ini, TI mengatakan nanti ia urus, dengan menanyakan pada pemilik rekening bernama MK itu. Namun lama ditunggu tidak juga ada kejelasan dari TI. Jangankan mau masuk data base, kejelasan soal pengembalian uang Satpol PP masing-masing senilai Rp 2,5 juta itu saja tak ada. Satpol PP menuntut uang mereka dengan total Rp 72,5 juta itu dikembalikan pada mereka, sesuai janji TI disaat awal ia memungut uang tersebut. Satpol PP pun terus mengejar dan mendesak. TI sempat menyatakan ingin ke Curup menemui MK sang pemilik rekening bank itu. Namun setelah itu tak ada khabarnya lagi. Semakin lama Te Ikwan mencoba menghindar seolah lepas tangan. Bahkan pernah saat ada Satpol PP menanyakan perihal uang itu, Teh Iwan menyatakan minta sendiri sama Koyen itu, semua uang itu diserahkan ke rekening milik Koyen itu. Sementara semua honorer Satpol PP itu tak ada satupunyang tahu siapa sebenarnya si Koyen tersebut. \'\'Kami tidak tahu siapa MK itu, bertemu saja tidak pernah. Pak Te Iwan cuma mengatakan MK itu orang Curup dan di pengusaha itu saja,\'\' kata sumber BE. Kini sudah lewat dari setahun, uang sogokan Satpol PP itu tak kunjung dikembalikan. Setiap mau ditemui TI jarang di rumah, dan ia selalu menghindar dengan berbagai alasan. Satpol PP semakin sulit menghubungi TI, sejak masalah ini bergulir TI sering berganti nomor handphone. Begitu Satpol PP tahu nomornya, saat ditelepon awalnya diangkat, tapi besoknya sudah tidak aktif lagi. Tahu-tahu TI sudah berganti nomor baru, begitu seterusnya. \'\'Kami pernah sempat mengatakan mau melapor ke polisi, tapi Pak TI itu minta jangan dulu, Ia coba mengurusnya dulu, tapi uang kami tak kunjung ada kejelasan kapan mau dikembalikan. Makanya kami ceritakan ini ke wartawan, minta dibantu diberitakan agar uang kami cepat dikembalikan,\'\' imbuh sumber BE ini. Tudik Eks Kepala BKD Kemarin, BE mencoba mengkonfirmasi perihal masalah ini langsung ke TI. Memang cukup sulit menemui TI tersebut. Awalnya wartawan BE mencoba menyambanginya di kantor tempatnya bekerja di Kabupaten Bengkulu Tengah. Namun yang bersangkutan kemarin tidak masuk kerja. Tak kehilangan akal tadi malam BE lalu menyambangi rumahnya di kawasan Rawa Makmur, namun TI pun tak ada di rumah. Kata keluarganya TI sedang ada acara di rumah Bupati Bengkulu Tengah. Berikutnya BE mencoba mengkonfirmasi TI via handphonenya dan syukurnya diangkat. Saat ditanyakan Ti hanya menjawab.\'\'Semua urusan soal Satpol itu dengan saya sudah tuntas, sebagaian uang Satpol itu sudah ada yang dikembalikan. Kalau masih ada yang belum dikembalikan itu bukan urusan saya lagi. Itu sudah tanggung jawab Pak BU, (Mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota),\'\' katanya. Namun TI tidak menyebutkan uang siapa saja yang telah dikembalikan tersebut. Informasi yang berhasil BE himpun, pemilik rekening MK itu telah mengembalikan sebagian uang setoran Satpol PP itu ke TI. Nilainya sekitar Rp 15 hingga Rp 40 juta dari total pungutan senilai Rp 72,5 juta tersebut. Sementara sejauh ini belum diketahui honorer Satpol PP siapa saja, yang sudah menerima pengembalian uang pungutan itu. Sumber BE yang memberikan informasi berita ini juga menyatakan tidak mengetahui kalau ada uang yang sudah dikembalikan. Setahu dirinya belum ada Satpol yang menerima pengembalian uang pungutan itu, termasuk dirinya. (166/251) Daftar Anggota Satpol PP yang Menyetorkan Uang No Nama Jumlah Keterangan (Rp) 1. AD 2,5 Juta Setor tunai 2. Ap 2,5 Juta Setor Tunai 3. BI. M 2,5 Juta Setor Tunai 4. BI. Z 2,5 Juta Setor Tunai 5. Ba 2,5 Juta Setor Tunai 6. BH 2,5 Juta Setor Tunai 7. DS 2,5 Juta Setor Tunai 8. En 2,5 Juta Setor Tunai 9. FK 2,5 Juta Setor Tunai 10. Ha 2,5 Juta Setor Tunai 11. Hs 2,5 Juta Setor Tunai 12. HA 2,5 Juta Setor Tunai 13. Is 2,5 Juta Setor Tunai 14. LS 2,5 Juta Setor Tunai 15. NG 2,5 Juta Setor Tunai 16. Ru 2,5 Juta Setor Tunai 17. Sa 2,5 Juta Setor Tunai 18. Sa 2,5 Juta Setor Tunai 19. Su,SE 2,5 Juta Setor Tunai 20. DY 2,5 Juta Setor Tunai 21. YH 2,5 Juta Setor Tunai 22. ZA 2,5 Juta Setor Tunai 23. IS 2,5 Juta Setor Tunai 24. Su 2,5 Juta Setor Tunai 25. Ma 2,5 Juta Setor Bank 26. Fr 2,5 Juta Setor Bank 27. KP 2,5 Juta Setor Bank 28. Sa 2,5 Juta Setor Bank 29. HS 2,5 Juta Setor Bank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: