Kadis Dukcapil Bantah Berbelit

Kadis Dukcapil Bantah Berbelit

RATU SAMBAN, BE - Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Bengkulu, Joniawan Mahajaya, SH  membantah   melakukan pelayanan berbelit-belit kepada masyarakat Kota Bengkulu yang akan mengurus akta kelahiran.   Kepada wartawan  koran ini, Joniawan mengaku penumpukan blanko akta kelahiran itu disebabkan masih  belum memenuhi syarat, sehingga  belum bisa ditandatangani dan dikembalikan ke Kasi  Dukcapil untuk dilengkapi.  \"Itu bukan penumpukan, melainkan akta  kelahiran itu belum memenuhi syarat  jadi harus disimpan terlebih dahulu,\" katanya. Beberapa syarat yang belum terpenuhi menurut Joniawan, bisa saja  belum adanya pengantar dari kelurahan, buku nikahnya belum ada, jadi harus dicari terlebih dahulu.  Dan baru dilengkapi warga beberapa hari ke depan. Makanya berkas itu  menumpuk.  \"Kalau sudah lengkap, saya selaku Kepala Dinas siap untuk menekennya,\" terangnya. Lalu kenapa harus warga bersangkutan menghadap?  Ditanya hal ini Joniawan mengaku perubahan pelayanan dari  pimpinan sebelumnya, hal ini dilakukan  untuk mencari keterangan langsung kepada warga yang mengurus, apakah ada keluhan dan lain-lain sekaligus tindakan bertemu langsung dengan warga dapat menjalin silahturahmi. Tindakan ini juga bisa dimanfaatkan sekaligus untuk  memberikan pengarahan kepada warga agar segala sesuatu diurus langsung tanpa perantara, dan meminta kepada warga untuk menyampaikan kepada sanak famili lainnya yang belum memiliki akta segera mengurusnya baik akta kelahiran, akta kematian, izin perkawinan dan lain sebagainya. \"Dengan bertemu langsung warga pasti tahu siapa kepala dinasnya,  dengan begitu  akan semakin akrab, bukan memperpanjang birokrasi.   Yang membuat panjang birokrasi itu  kalau  berkas tidak lengkap,\" tegasnya. Sikap dan tindakan bertemu langsung dengan warga bukan tidak  beralasan.   Berdasarkan temuan, dan melihat kondisi Dukcapil selama ini, Joniawan mengibaratkan sebagai  pasar.   Semua masyarakat bebas masuk untuk melakukan pengurusan.   Padahal   pengurusan di  birokrasi itu ada tahapannya.  Tindakan  bebas inilah menyebabkan sejumlah oknum bermain mau bekerja  cepat  jika ada  insentif yang diiming-imingkan. \"Karena kebiasaan sebelumnya  di Dukcapil bebas masuk sehingga seperti pasar, inilah yang saya benahi.   Hal ini dilakukan dengan bertemu warga langsung juga dikarenakan adanya laporan dari warga   pelayanan terkesan lamban, juga termasuk adanya calo atau pungutan liar.   Nah  cara bertemu  langsung  kepada warga inilah salah satu cara untuk menekan  persoalan Pungli  ini  meluas,\" katanya. Ketidakhadiran dirinya di kantor Dukcapil juga diakui.  Karena ia harus mengikuti beberapa agenda walikota seperti undangan paripurna ke dewan, dan agenda penting lainya.   Namun ia tetap memprioritaskan berada di kantor  sebagai abdi negara dan melayani masyarakat umumnya,\'\' tukasnya.  (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: