SEA Games Makin Berat

SEA Games Makin Berat

JAKARTA - Tampilnya Ratchanok Intanon sebagai juara dunia tunggal putri memberi sinyal lampu kuning bagi Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Bicara SEA Games, kans medali emas sektor tunggal putri bisa susah direbut dari tangan Thailand.

Dari 20 besar dunia perorangan putri yang dirilis Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF, lima pemain Thailand bercokol di sana. Selain Ratchanok yang kini di rangking tiga dunia ada Sapsiree Taerattanachai (14 dunia), Nichaon Jindapon (15), Busanan Ongbumrungpan (17), dan Porntip Buranapasertsuk (18).

Kondisi tunggal putri Thailand yang mendominasi ini, njomplang dengan kekuatan Indonesia, Singapura, atau Malaysia. Indonesia hanya punta Linda Wenifanetri (11). Wakil Singapura ada Juan Gu (24). Dan Malaysia Sonia Su Ya Cheah (34).

Kabidhumas dan Sosial Media PP PBSI Yuni Kartika mengakui kondisi bahwa tunggal puti Thailand tumbuh menakutkan saat ini. Meski demikian, kemungkinan untuk mengejar prestasi Thailand masih sangat terbuka.

\"Kita secara teknik dan hasil ada kemajuan untuk tunggal putri. Asa untuk mengejar Thailand di SEA Games mendatang masih ada. Kita bisa genjot kok performa anak-anak buat mengejar Thailand,\" ucap YUni kemarin (11/8).

Menurut mantan pemain tunggal putri Indonesia era \"90-an tersebut peta persaingan tunggal putri secara keseluruhan sekarang lebih dinamis. Tak ada dominasi mutlak satu negara. Yuni mencontohkan meski wakil Tiongkok mencetak banyak pemain handal, namun dalam setiap kejuaraan mereka sering kalah secara tak terduga oleh lawan yang di bawah level mereka.

Pada SEA Games Myanmar mendatang, tunggal putri termasuk yang ditargetkan meraup perak. Emas dari cabang olahraga (cabor) bulu tangkis diproyeksikan dari ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Di sisi lain, dalam surat elektronik dari BWF Ratchanok mengomentari kemenangannya dengan kebanggaan luar biasa. Apalagi dari sisi histori, Ratchanok menjadi pemain asal Thailand pertama di kejuaraan dunia ini yang menggondol mahkota juara.

\"Saya melihat Li Xuerui tak bermain dengan kemampuan terbaik. Dia berada dalam tekanan besar oleh publik sendiri. Saya manfaatkan momen itu untuk menang dan menekannya. Saya bangga telah menyumbangkan gelar bagi negara saya,\" kata Ratchanok. (dra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: