Pasokan Pangan Dimonitoring
JAKARTA-Sistem monitoring rantai pasokan kebutuhan pokok hingga daging menjelang hari raya perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak kelangkaan dan lonjakan harga. Hal itu agar ada penataan pemantauan alur distribusi barang dari hulu hingga hilir.
”Ke depan catatannya, pemerintah perlu lebih cerdas dalam mengelola kebutuhan masyarakat melalui penataan sistem monitoring terhadap rantai pasokan kebutuhan,” ucap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu di Jakarta, Kamis (1/8).
Menurutnya, pemantauan holtikultura yang sebagian besar menjadi kebutuhan pokok seperti beras, gula pasir juga bawang tidak hanya dilihat dari sisi hasil panen saja. Namun lebih rinci dari pembibitan, budidaya hingga jumlah yang dihasilkan, sehingga terlihat seberapa besar potensi produksinya.
”Peningkatan produksi harus dilakukan per jenis dan kualitas untuk hortikultura, sedangkan ternak sapi memonitor perkembangannya tidak hanya melihat jumlah hasil sensus, tetapi juga dari jumlah sapi bertambah atau berkurang dalam jangka waktu tertentu,” tegas Bayu.
Selain mempersiapkan sistem monitoring, Wamendag berpandangan perlu ada mekanisme intervensi baik di level makro melalui buka tutup ekspor-impor maupun level mikro dengan melihat stok kebutuhan nasional. ”Perlu juga intervensi di level makro dan mikro,” tutur dia
Sementara itu, sambung Bayu, intervensi pemda perlu dilakukan dengan melihat karakteristik kebutuhan masyarakat sekaligus pasokan kebutuhan di wilayah yang bersangkutan. Sehingga kelangkaan maupun lonjakan pasokan kebutuhan bisa diatasi dari tingkat daerah.
”Tingkat kebutuhan dan harga menjelang hari raya tumbuh pesat, tidak hanya daging sapi saja, dugaan saya, jangan-jangan per daerah punya faktor pengaruh harga yang berbeda dan itu harus diketahui, sehingga dari awal mulai ditata sistem distribusinya dari petani sampai ke pasar,” terang Bayu.
Bayu juga berharap monitoring harga kebutuhan pokok tersebut harus dilakukan sejak dini, sehingga dapat mengetahui fluktuasi harga atau gejolak pasar di daerah masing-masing. Selain pemantauan dini harga kebutuhan pokok, Kemendag juga meminta pemerintah daerah untuk melakukan pemantauan berjenjang. ”Monitoring berjenjang dimulai dari jumlah produksi hingga ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat,” tuturnya.
Dia mengingatkan, bahwa monotoring berjenjang karena produksi suatu jenis kebutuhan pokok yang melimpah tidak menjamin harga komoditas itu akan stabil. ”Misalnya, tingginya harga daging sapi dan cabai merah di awal bulan Ramadhan sebagai bukti bahwa selama ini pemda tidak melakukan monitoring dengan cermat,” jelas Bayu. (fdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: