SJK-PWI Lahirkan 60 Wartawan Kebudayaan
BOGOR, BE - Sekolah Jurnalisme Kebudayaan (SJK-PWI) angkatan II 2013, melahirkan 60 wartawan kebudayaan. Seluruh peserta perwakilan dari provinsi se-Indonesia, serta sejumlah Direktorat dan Kementerian telah mendapatkan pendididkan jurnalisme kebudayaan pada 17-25 Juli di Bogor, Jawa Barat. Seluruh peserta, salah satunya wartawan Harian Bengkulu Ekspress dinyatakan lulus kompetensi wartawan kebudayaan. Direktur SJK-PWI Yusuf Susilo Hartono mengatakan seluruh peserta dinyatakan lulus, setelah mengikuti rangkaian pre tes dan post tes selama tujuh hari yang dilakukan sesudah dan sebelum materi. \"Dengan lahirnya wartawan kebudayaan ini, diharapkan dapat memberi pancingan untuk mengangkat budaya di masing-masing daerah,\" kata Yusuf. Yusuf menerangkan, SJK-PWI kedua ini dilaksanakan lebih baik, setelah lahirnya SJK-PWI tahap pertama. Ide mendirikan SJK-PWI sendiri digagas Ketua PWI Margiono pada saat temu redaktur 2012. \"SJK kedua digelar dengan format sama, tapi terdapat sejumlah penyempurnaan. Terutama dari sisi metodelogis, peserta juga diajak praktik langsung ke kawasan kebudayaan,\" tuturnya. Selama pendidikan, peserta mendapat pendidikan dari sejumlah pemateri hebat yang dipersiapkan panitia dari PWI serta Badan PSDMPKPMP Kemendikbud. Antara lain Junus Satrio Atmodjo (Ketua IAI), Dr Sal Murgiyanto, Prof Mudji Sutrisno, Prof. Wahyu Wibowo, Arbain Rambey, Bre Redana, Willy Hangguman, TD Asmadi, Efix Mulyadi, Asmudjo Jono Irianto dan Hendry Ch. Bangun. Direktur Sekolah Jurnalistik Indonesia PWI Pusat Surbakti mengatakan saat ini PWI gencar memberikan pendidikan kepada wartawan. Bahkan, pihaknya juga akan melakukan roadshow ke daerah-daerah untuk melaksanakan sekolah jurnalistik. \"Kita minta Bengkulu, sebelum dilaksanakan Hari Pers Nasional 2014, dapat menjadi tuan rumah Sekolah Jurnalistik Indonesia,\" katannya. Dia mengatakan, sebagai tuan rumah Sekolah Jurnalistik, pihaknya akan mendatangkan pemateri yang memiliki kepakaran di bidang jurnalistik. Semua biaya pemateri ditanggung oleh PWI pusat, sedangkan daerah diminta hanya menyiapkan peserta dan penginapan serta lokasi pelaksanaan. \"Pematerinya saya jamin luar biasa,\" katanya. Dia mengatakan, pendidikan kepada wartawan merupakan program PWI pusat. Sebab pembekalan kepada wartawan dinilai sangat perlu, tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme wartawan. \"Selama ini tidak ada yang memperhatian pendidikan wartawan, termasuk perusahaannya sendiri. Maka, kami hanya meminta kepada perusahaan untuk mengikhlaskan wartawannya mengikuti pendidikan beberapa hari,\" katanya. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: