Saatnya Mengoleksi Saham Big Cap

Saatnya Mengoleksi Saham Big Cap

JAKARTA - Sejumlah analis menilai pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) secara keseluruhan masih bakal berada pada tren negatif. Fakta teknikal seperti penutupan IHSG yang berada di bawah level high 4.818 selama sebulan terakhir, mengindikasikan bahwa tekanan aksi jual bakal terus berlangsung.

Senior Research PT HD Capital Yuganur Widjanarko menyebutkan, rebound minor yang sempat terjadi karena didorong bursa regional memang terlihat cukup menarik. \"Namun kita tak bisa mengabaikan fakta teknikal,\" ungkapnya.

Apabila terjadi aksi jual lanjutan ke target support 4.575, atau merupakan yang terendah dalam sebulan terakhir, ia merekomendasikan investor untuk mengakumulasi saham-saham yang berada di jajaran kapitalisasi besar. Saham-saham tersebut kini tengah berada pada level pelemahan sehingga investor bisa mulai buy on weakness.

\"Selain akumulasi on weakness di big cap, emiten lapis dua bervaluasi premium juga direkomendasikan,\" ujarnya.

Performa IHSG pada akhir pekan lalu sempat mengalami rebound pada awal sesi perdagangan, sebelum akhirnya kembali terkoreksi hingga akhir sesi penutupan. Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, selain lantaran terpengaruh laju bursa saham Asia yang cenderung melemah, investor asing juga makin menekan bursa dengan aksi jualnya hingga mencetak net sell alias jual bersih.

\"Bursa kurang begitu baik pada akhir pekan lalu, apalagi volume perdagangan dan nilai total transaksi ikut menunjukkan penurunan,\" jelasnya.

Sehingga, menurut Reza, perdagangan pada awal pekan ini cenderung mendorong IHSG bergerak pada kisaran support 4.624-4.642 dan resistance 4.685-4.732. Grafis MACD yang bergerak turun dengan histogram positif yang memendek, diperkuat dengan grafis RSI, William\"s %R, serta Stochastic yang mulai menjauhi area jenih beli.

\"Ada indikasi tekanan jual masih terus akan berlanjut. Melihat pola teknikalnya, masih ada kemungkinan pelemahan, namun kita harapkan dalam tahap terbatas,\" paparnya.

Sepanjang pekan lalu, IHSG bergerak lebih buruk dibandingkan pekan sebelumnya. IHSG tercatat menurun 65,54 poin (1,39 persen), atau lebih rendah ketimbang minggu sebelumnya yang naik 91,30 poin (1,97 persen).

Mayoritas indeks sektoral juga melemah, dengan kontribusi penurunan terbesar dari indeks konsumer (-4,17 persen), kemudian manufaktur (-2,88 persen), dan properti (-2,79 persen). Sementara satu-satunya sektor yang menguat sepanjang pekan adalah sektor infrastruktur dengan pertumbuhan tipis 0,36 persen.

\"Secara teknikal mingguan, indeks masih berada di sekitar area oversold (jenuh jual). Sehingga masih banyak ruang yang cukup besar, bila IHSG mau bergerak naik. Namun tentunya harus didukung oleh sentimen yang ada,\" jelasnya. (gal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: