Pedagang Pasar Subuh Pasrah
BENGKULU, BE - Para Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Subuh mengaku pasrah dengan keadaan mereka saat ini. Seperti yang disampaikan Dedi, salah seorang pedagang Pasar Subuh yang sehari-hari menjual kelapa parutan, ia tak lagi bersikeras ingin berjualan di Pasar Subuh yang berlokasi di Jalan KZ Abidin II tersebut. Dikatakannya, ia saat ini memilih berjualan di Pasar Tradisional Modern (PTM). Sementara untuk tempatnya sendiri, ia menumpang dengan rekannya sesama pedagang. \"Kalau mau kembali berjualan kayaknya sekarang sudah tidak mungkin lagi. Masak saya mau jualan sendiri. Sekarang pasrah saja. Teman-teman yang lain juga sudah tidak ada lagi yang berusaha untuk kembali berjualan di jalan,\" terang warga Kebun Dahri ini saat ditemui di rumahnya, kemarin. Mengenai jumlah omset yang ia peroleh saat ini, Dedi mengaku jumlahnya jauh berkurang dari perolehan yang ia bukukan. Namun disampaikannya, jumlah ini masih wajar mengingat secara keseluruhan pendapatan para pedagang di PTM juga menurun. \"Sejak jalanan itu di blokade memang pendapatan para pedagang di PTM cenderung menurun,\" paparnya. Di sisi lain, Tati Jubin, salah satu eks PKL Pasar Subuh lainnya yang memilih berjualan di Pasar Barukoto II juga mengeluhkan berkurangnya pendapatan dia sejak tidak lagi berjualan di Pasar Subuh. Biasanya ia dalam sehari bisa menghabiskan 4 karung buah dan sayur, namun selama 3 hari di Pasar Barukoto II ia hanya dapat menghabiskan sekarung. “Biasanya di Pasar Subuh dulu saya bisa mengumpulkan uang Rp 700 ribu perharinya. Sekarang di Barukoto ini, Rp 100 saja saja sulit terkumpul,\" keluhnya. Sementara Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bengkulu Muhammad Iqbal mengatakan, pihaknya telah melaporkan persoalan penangkapan sejumlah pengurus Persatuan Pasar Subuh Mandiri (PPSM) kepada Komnas HAM. \"Apa yang dilakukan oleh pihak aparat jelas adalah penculikan. Dinegara yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia tidak dibenarkan melakukan penangkapan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Bersama LSM Lentera Merah, surat kepada Komnas HAM sudah dikirimkan agar rekan-rekan pengurus Pasar Subuh dapat dibebaskan. Untuk di Bengkulu sendiri, kami telah meminta kepada pak Zulhendri selaku pengacara para tahanan Pasar Subuh. Selain itu, kami juga akan mengkonsolidasikan masalah ini kepada PB PMII di Jakarta,\" ujar mahasiswa yang aktif sejak awal melakukan advokasi terhadap para PKL Pasar Subuh ini. Iqbal membenarkan sebagian besar PKL Pasar Subuh saat ini pasrah akan keadaannya. Kepada Iqbal, para pedagang mengeluh tidak bisa selamanya mereka mengikuti demonstrasi karena harus mencari sesuap nasi. \"Akhirnya mereka ada yang memilih pindah ke PTM, Panorama bahkan ada juga yang ke Barukoto II,\" paparnya. Ditanya mengenai agenda yang akan dilakukannya dalam waktu dekat, Iqbal menyampaikan, pihaknya sedang menggalang aksi simpatik dalam bentuk sholat tarawih dan witir berjamaah di jalan. \"Kita tidak memaksakan para PKL Pasar Subuh untuk ikut dalam aksi ini. Mereka itu sifat kerjanya harian. Sehari saja mereka tidak berjualan, perekonomian mereka sekeluarga bisa mati. Ini saja sudah ribuan keluarga PKL yang menderita karena kebijakan relokasi,\" tukasnya. (009) Penjagaan Dikurangi Sekalipun akses masuk Pasar Subuh di Jalan KZ Abidin I masih ditutup, namun sejumlah personel aparat keamanan terdiri dari Satpol PP, Polres Bengkulu dan Dishubkominfo mulai dikurangi. Pun begitu tim keamanan masih melakukan penjagaan di beberapa titik jalan yang sempat diblokir. Seperti di simpang Sungai Itam, Sukamerindu, Sentiong, Simpang Jam, Basuki Rahmad, KZ Abidin dan Barukoto. Kepala Dinas Perhubungan komunikasi dan Informasi Kota Bengkulu, Ivansori SP mengungkapkan personel yang berjaga sudah dikurangi dari 900 orang yang dikerahkan sebelumnya. Misalnya di titik tertentu diturunkan sebelumnya 50 orang, saat ini hanya dijaga sebanyak 15 orang. Ini wajar dilakukan karena jika ditinggalkan begitu saja akan membuat peluang pedagang untuk kembali beraktifitas dan menduduki Pasar Subuh. \"Penjagaan tetap dilakukan. Belum dipastikan sampai kapan mereka ini untuk berjaga-jaga. Namun penjagaan dilakukan sampai keadaan benar-benar kondusif dan tidak ada pedagang lagi yang berjualan di lokasi pasar subuh lama,\" katanya. Pun begitu, mantan Kakan PBK itu mengakui akses pemblokiran angkot desa dapat menyebabkan langkanya penyuplaian sayur mayur di pasaran. Namun ditegaskan Ivan, angdes yang akan menyuplai sayuran dan dagangan ke Pasar Subuh perlu dilakukan pengawalan ketat dan diantar hingga lokasi. Ini dilakukan demi ketertiban dan tidak ada pedagang yang berjualan kembali di lokasi terlarang. \"Angdes yang mau masuk kita kawal dan diantar ke Baru oto atau ke PTM,\" ujarnya.(247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: