Ichwan Yunus Kembali ke Kampung Halaman (5)
Sepulang dari Mukomuko ke Jakarta, Ichwan Yunus tidak mau menunda-nunda waktu untuk segera memberikan pengertian dan meyakinkan istri dan anak-anaknya tentang ‘’temuan barunya’’ di Mukomuko. Di hadapan istri dan anak-anaknya ia ceritakan bagaimana kondisi riil masyarakat Mukomuko yang dangat memprihatinkan, sampai ada kejadian anak gadis menggantung diri karena tidak berhasil lulus menjadi pegawai negeri. Ia sudah berhasil menemukan akar permasalahannya, yaitu karena ketidakberdayaan mereka.
Setelah tahu masalahnya, maka tidak mungkin ia berpangku tangan dan membiarkan mereka dalam ketidakberdayaan. Ichwan Yunus merasa dirinya dan juga istrinya merupakan bagian tak terpisahkan dari rakyat Mukomuko, lahir dan dibesarkan disana. Tidak mungkin pula ia melupakan bahwa baik dirinya sendiri maupun istrinya pernah berada dan merasakan dalam lingkaran ketidakberdayaan itu.
Selanjutnya sampaikan Ichwan pada persoalan yang lebih serius bahwa selama di Mukomuko ia sudah menemukan semangat, cita-cita, tekad dan keyakinan baru untuk berbuat banyak dengan tangannya sendiri. Ichwan lantas menjelaskan maksud dari kata-kata terakhir yang baru saja ia ucapkan, ‘’berbuat banyak dengan tangannya sendiri.’’ Tangan yang dimaksud adalah kekuasaaan karena dengan kekuasaan lebih memungkinkan bagi dirinya membuat kebijakan, keputusan dan terobosan demi terobosan guna mempercepat terwujudnya cita-cita pengabdian dirinya.
Persoalannya sekarang adalah ia sendiri belum memiliki kekuasaan yang dimaksud. Untuk itu Ichwan Yunus meminta pengertian, doa restu, dan dukungan dari istri dan anak-anaknya untuk meraih kekuasaan tersebut. Dimulai dengan meramaikan bursa pencalonan Bupati Mukomuko.
Pernyataan ini cukup mengejutkan istri dan anak-anaknya. Semuanya menyatakan ketidaksetujuannya dengan cara dan ekspresi masing-masing. Ada yang bungkam seribu bahasa, ada yang tanpa pikir panjang langsung mengeluarkan kata-kata yang tegas melarang. Dan ada pula yang tidak tegas melarang, tapi meminta Ichwan Yunus berpikir panjang dan mempertimbangkan lagi rencananya itu. Termasuk memilih sikap yang terakhir ini adalah istrinya sendiri. Melihat suasana seperti ini, Ichwan Yunus tidak mau memaksakan diri dengan mengatakan mereka tidak perlu memberikan jawaban sekarang, masih ada waktu untuk kita mendiskusikan lagi.
Cukup lama Ichwan Yunus berjuang untuk mendapatkan restu keluarganya. Dalam setiap kesempatan, baik terpisah (satu persatu) maupun secara keseluruhan, Ichwan Yunus tidak bosan-bosannya memberikan pengertian dan meyakinkan istri dan anak-anaknya.(bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: