Hilal Tertutup Awan, Puasa Tak Serentak
BENGKULU, BE - Ibadah puasa umat muslim di Indonesia dipastikan tidak serentak. Ini setelah pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1434 Hijriah jatuh pada hari Rabu (10/7). Keputusan tersebut disampaikan Menteri Agama Suryadharma Ali setelah menggelar sidang Isbat di gedung Kementerian Agama, Jakarta, tadi malam (8/7). Sedangkan Muhammadiyah tetap memutuskan puasa dimulai Selasa (9/7). Bahkan tadi malah kalangan Muhammadiyah telah memulai salat tarawih perdana. \"Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, kami tetapkan bahwa 1 Ramadan 1434 Hijriah bertepatan dengan hari Rabu 10 Juli 2013,\" kata Menteri Agama Suryadharma Ali. Sejumlah perwakilan ormas Islam yang menghadiri sidang isbat antara lain Nahdlatul Ulama, Lembaga Persahabatan Ormas Islam, Wahdah Islamiyah, Alwasliah, Al Itihadiyah, Syarikat Islam dan Dewan Dakwah Islamiyah. Seluruh ormas yang hadir menyetujui hasil sidang isbat ini. Keputusan ini diambil setelah pemaparan laporan pengamatan hilal dari 36 orang di 33 provinsi. Laporan menyebutkan bahwa tidak ada satupun yang melihat kemunculan hilal. Seperti halnya di Bengkulu, pengamatan hilal dilakukan di Grage Hotel Horizon, kemarin sore. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu H Suardi Abbas SH MH memandu langsung prosesi Rukyatul Hilal bersama MUI dan ormas islam lainnya. Sayangnya keberadaan hilal tidak terlihat. Sebab saat pengamatan cuaca di lokasi pengamatan tertutup awan. \"Kita sudah melakukan pemantauan. Namun, hilal tidak bisa kita lihat karena tertutup oleh awan,\" ungkap Suardi. Berdasarkan pengamatan tim Kemenag Provinsi Bengkulu matahari terbenam pada pukul 18.12.59 WIB. Sedangkan bulan akan terlihat pada pukul 18.14.18 WIB dengan posisi matahari pada koordinat 292 derajat 25 menit dan 6 detik dengan posisi bulan 287 derajat 48 menit 7,98 detik dengan ketinggian hilal 00 derajat 19 menit dan 50,7 detik. Sementara itu berdasarkan hasil hisab bulan Sya\'ban telah berakhir pada pukul 14.16.06 WIB, Senin siang. \"Masalah penentuan kapan dimulainya puasa kita menentukan semuanya pada pemerintah,\" tambah Suardi Abbas. Selanjutnya ia mengatakan terkait keputusan Muhammadiyah yang sudah memulai puasa hari ini, ia meminta masyarakat Bengkulu unutuk bisa saling menghargai perbedaan pandangan dalam beragama.\"Perbedaan tersebut merupakan bagian dari keberagaam beragama,\" ucapnya. Pendapat berbeda diungkapkan oleh Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai Bengkulu Sudiyanto yang turut hadir dalam kesempatan tersebut. Ia mengatakan bahwa saat dilakukan pengamatan posisi bulan sudah berada lebih dari 2 derajat. dimana seperti yang selama ini kita ketahui berdasarkaan kesepakatan para ulama bahwa awal puasa bisa dilakukan apabila posisi bulan minimal 2 derajat. \"Bulan memang tidak terlihat karena tertutup awan comulusnimbus, tapi berdasarkan perhitungan kami posisi bulan sudah lebih dari 2 derajat. Namun untuk penetapan awal puasa kami serahkan sepenuhnya kepada kementerian Agama,\" ungkap Sudiyanto. Tarawih Pertama Di bagian lain tadi malam jemaah Muhammadiyah Kota Bengkulu menggelar salat tarawih pertama di Masjid Muhammadiyah Pasar Minggu Lama yang berlokasi di Jalan Soeprapto Kota Bengkulu. Disampaikan Drs. Tamrin Taher M.Ag yang bertindak sebagai penceramah, perbedaan 1 Ramadan tidak mengalanginya untuk melaksanakan ibadah tarawih. Ia menjalakan salat tarawih ini sudah sesuai dengan perhitungan hisab hakiki (perhitungan bulan). \"Sesuai dengan hitungan bulan, hari selasa Muhammadiya serentak untuk melaksanakan salat tarawih bersama,\" ungkapnya. Salat yang dimulai pukul 19.30 WIB sampai Pukul 20.00 WIB dengan jumlah 11 rakaat tersebut. Naqsyabandiyah Ikut Pemerintah Pusat ajaran ilmu tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah Kabupaten Rejang Lebong menegaskan akan tetap konsisten ikut dengan pemerintah soal penetapan tanggal 1 Ramadhan 1434 Hijriah. Hal itu ditegaskan Wakil Ketua Pengurus Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah M Edi ditemui Bengkulu Ekspress di gedung Tarekat Naqsyabandiyah Desa Suka Datang Kecamatan Curup Utara. \"Sejak ajaran ini didirikan, kami selalu ikut pemerintah dalam menentukan jadwal puasa Ramadhan hingga penetapan 1 Syawal,\" tegasnya. Edi mengakui, di sejumlah pemerintaan media televisi nasional disebutkan jika ada ajaran Naqsyabandiyah di Padang telah mulai puasa Ramadhan, bahkan menyebar hingga ke Bengkulu. \"Kami tegaskan itu bukan ajaran kami. Memang sejumlah cabang kami ada di beberapa daerah termasuk di Padang, namun kami tegaskan itu bukan kami,\" tegasnya. Seluruh murid yang ikut mempelajari ilmu tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah sejak dulu bahkan hingga kapanpun akan ikut dengan ketetapan pemerintah. \"Sesuai dengan ajaran Al-Qur\'an dan Hadis Nabi Muhammad. Nabi berpesan menaati ajaran Allah, Rasul dan pemimpin dalma hal ini Pemerintah,\" ujarnya. Dibagian lain, untuk pelaksanaan ritual suluk (zikit) pada bulan Ramadhan tahun ini, Edi mengungkapkan setidaknya telah 551 peserta suluk dari berbagai daerah yang telah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi. \"Untuk pelaksanaan suluk, tahun ini Alhamdulillah berkat rizki yang diberikan Allah kita tidak lagi pakai tenda namun sudah ada bangunan permanen, untuk air sudah cukup dikelola dengan baik. Hanya saja daya tampung peserta kami batasi hingga 650 orang saja,\" katanya. Untuk pelaksanaan suluk, seperti tahun sebelumnya di akan dilaksanakan dua gelombang. Gelombang pertama akan dilaksanakan pada puasa ke 3 malam ke 4 Ramadhan hingga 10 hari, sedangkan gelombang ke dua dilaksanakan pada 10 hari terakhir Ramadhan. \"Untuk gelombang pertama sengaja kita prioritaskan untuk jemaah dari luar daerah saja,\" terangnya. Sejumlah peserta yang telah mendaftar, diantaranya jemaah yang berasal dari Medan, Jakarta, Lampung, Pekan Baru, Jambi serta sejumlah daerah lainya di pulau Jawa. \"Sejumlah persiapan sudah kita lakukan, Alhamdulillah kerakraban kita dengan warga di desa Suka Datang, Tanjung Dalam dan sejumah desa lain di Kecamatan Curup Utara sudah semakin erat, bahkan warga bergotong royong membangun pos penjagaan dan persiapan lainnya untuk menyambut jemaah suluk,\" tutur Edi. (999/251/618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: