Pasar Subuh Dikepung Aparat

Pasar Subuh Dikepung Aparat

\"SAM_0067\" \"SAM_0049\"Edi Hendra: Kita Siap Mati BENGKULU, BE - Suasana Pasar Subuh tadi malam kembali mencekam.  Pemerintah Kota Bengkulu kembali  merelokasi pedagang pasar Subuh di Jalan KZ Abidin II ke Pasar Barukoto II, Kampung Cina.  Tak ingin gagal lagi, malam tadi ratusan personil keamanan diturunkan ke pasar Subuh, seperti Satpol PP,  kepolisian dari Polres, Brimob, TNI AD, TNI AL, dan Dishubkominfo Kota. Selain turun ke Pasar Subuh, ratusan personil yang sebelumnya sudah dikumpulkan di halaman kantor walikota itu juga berbagi tugas.  Seperti sebagian TNI AL dan Satpol PP menjaga Rumah Dinas Walikota, sebagian Brimob menjaga Mega Mall dan Kantor Walikota. Sedangkan sebagian lainnya masuk ke lokasi pasar Subuh. Personil keamanan itu masuk ke Pasar Subuh bukan mengusir pedagang secara paksa, melainkan mengepung jalan masuk ke pasar Subuh dari segala arah. Langkah ini dilakukan agar tidak ada lagi mobil yang keluar masuk mengangkut barang jualan pedagang. Hingga pukul 23.00 WIB tadi malam, ratusan personil keamanan itu masih berjaga di kawasan pasar Subuh. Demikian juga dengan ratusan pedagang yang sudah berkumpul tidak mau mundur sedikitpun. Sekitar pukul 22.00 WIB, Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH datang memberikan pengertian kepada pedagang agar bersedia pindah ke Pasar Barukoto II, namun hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh pedagang. \"Apapun yang terjadi kami akan tetap bertahan di sini,\" kata salah seorang pedagang, Effendy. Effendy sangat menyayangkan kebijakan pemerintah, karena menurutnya  semua jalan dibolehkan berjualan pada bulan puasa, tetapi  mereka yang di pasar Subuh digusur. Bahkan ia menganggap Pemerintah Kota dan pihak kepolisian telah memberlakukan pedagang seperti teroris dengan mengerahkan ratusan personil. \"Kami ini bukan orang jahat, kami hanya ingin mencari sesuap nasi, mencari belanja masuk puasa dan belanja anak sekolah,\" teriak Effendy. Melihat pedagang yang terus bertahan, Kapolres pun menyambutnya dengan lembut seraya mengatakan bahwa relokasi pedagang adalah program pemerintah sehingga  pihaknya tetap menjalankan program pemerintah tersebut.  \"Meskipun para pedagang tetap bertahan, kita tidak akan menggunakan kekerasan. Kita tetap meminta dengan baik bahwa besok pagi (pagi ini, red) mereka telah berjualan di pasar Barukoto II,\" kata Kapolres. Ia juga mengungkapkan bahwa akan bertahan di kawasan pasar Subuh itu sampai pagi, bila pedagang tetap bertahan tidak mau meninggalkan lokasi.  \"Jika pedagang tidak mau pindah, berarti anggota juga tetap berjaga,\" ujarnya. Dipindahkan Karena Melanggar Di bagian lain, Walikota Bengkulu, H Helmi Hasan SE mengatakan relokasi  tersebut karena pedagang tidak komitmen. Sebelumnya pemerintah telah memberikan kesempatan kepada pedagang agar berhenti berjualan tepat pukul 08.00 WIB, namun kenyataanya komitmen tersebut terus dilanggar. \"Pemerintah sudah mengikuti keinginan pedagang, sekarang saatnya pedagang mengikuti keinginan pemerintah,\" tegas Helmi Hasan. Helmi juga memastikan pedagang tidak akan mengalami kerugian bila ke pindah ke Barukoto II, karena mulai pagi ini Pemkot mengerahkan semua PNS dan pihak swasata untuk berbelanja ke pasar Subuh. \"Pemerintah jamin bahwa pedagang tidak akan sengsara bila pindak ke sana, karena tujuan relokasi itu semata-mata demi kesejahteraan pedagang,\" tandasnya. Menjadi Pasar Kaget Sebelumnya, Ketua Persatuan Pasar Subuh Mandiri (PPSM), Edi Hendra, mengatakan, dalam pertemuan bersama Kapolres Bengkulu AKBP Iksantyo Bagus Pramono SH MH, Sabtu (6/7), pasar Subuh akan dijadikan lokasi pasar kaget. Dijelaskannya, upaya untuk menjadikan Pasar Subuh sebagai pasar kaget tersebut telah mulai dilakukan dengan adanya sejumlah oknum yang membuat garis putih di sepanjang Jalan KZ Abidin II. Pasar kaget tersebut, kata dia, dilangsungkan selama bulan Ramadhan ini. Edi Hendra sendiri menyatakan penolakan anggotanya terhadap rencana tersebut. Dikatakannya, peralihan Pasar Subuh menjadi pasar kaget sama halnya dengan upaya relokasi terhadap mereka. Menurutnya langkah ini menunjukkan betapa naifnya pemerintah. \"Alangkah naifnya pemerintah. Saat kami terus diinstruksikan agar mau pindah ke Pasar Barukoto. Tapi mereka malah mengizinkan pedagang lainnya untuk berjualan pasar kaget disini,” ungkapnya saat dihubungi via telepon seluler, kemarin. Edi Hendra menambahkan, pihaknya bersedia direlokasi oleh pemerintah selama tidak jauh dari kawasan Pasar Minggu. “Bukankah sudah kami usulkan agar kami dipindahkan di dekat-dekat pasar minggu inilah. Ke Pasar Minggu tingkat ataupun ke lokasi lahan di belakang PTM dimana dari mengatakan itu bukan lahan mereka. Kalau begini sangat terlihat bahwa tidak ada keberpihakan pemerintah untuk rakyat kecil. Kaum pedagang seperti kami ini,” tandasnya. Bila pemerintah mengerahkan aparatnya untuk melakukan relokasi secara paksa, lanjut dia, pihaknya akan menentang habis-habisan. “Kita siap mati mempertahankan lokasi tempat kita mencari nafkah itu. Dan dari hasil pertemuan dengan Kapolres kemarin, jalan satu-satunya agar terjadi kesepakatan adalah agar melegalkan lokasi Jalan KZ Abidin II.  Kapolres telah berjanji akan menyampaikan usulan kami itu kepada Walikota. Kita tunggu saja keputusannya,” ungkapnya. (400/009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: