Pembacok Istri dan Mertua Ditemukan Tewas Tergorok
PENARIK, BE – Setelah sempat kabur, Ramidi (35) pelaku pembacokan istri dan mertuanya akhirnya ditemukan. Kondisinya mengenaskan terbujur kaku di dalam sumur sedalam 6 meter di belakang rumahnya dengan leher tergorok. Diduga kuat Ramidi sengaja bunuh diri dengan mengorok lehernya dengan sabit yang digunakannya membacok Purwanti (28) dan Suparmi (46), Kamis (11/10). “Pada sore hari saya bersama Kades Bumi Mulya daan puluhan warga serta pihak aparat penegak hukum mencari pelaku. Hanya saja tidak
membuahkan hasil,” kata Camat Penarik, Sahroni. Kendati demikian pencarian tetap dilakukan warga sekitar. Sekitar pukul 22.30 WIB usai kejadian, Mbah Ngatmo mencoba mencari ke arah sumur yang tepatnya berada di belakang rumah korban. Awalnya warganya tersebut melihat pipa air sumur tersebut patah. Saat tiba di TKP, warganya itu melihat bercak darah dan melihat ke dalam sumur terlihat seperti ada gelumbung. Karena curiga warganya itupun mengambil sebilah kayu dan menusuk-nusuk ke dalam sumur yang berisi air itu. \"Ternyata yang ada di dalam sumur adalah Ramidi,\" ucapnya.
Mengetahui itu, Ngatmo memanggil warga lainnya. Selang beberapa menit Ramidi berhasil diangkat warga. Kondisi Ramidi berlumuran darah dan lehernya luka robek akibat senjata tajam. Kemudian dibawa ke Puskesmas Lubuk Mukti, Penarik.
Dikatakan Camat, Ramidi diduga mengidap gangguan jiwa. Beberapa bulan lalu dilakukan rawat jalan di RSJ Bengkulu. “ Diduga kuat Ramidi bunuh diri, di sekitar sumur tampak darah berceceran. Setelah Ramidi menggorok lehernya sendiri kemudian masuk ke dalam sumur,” bebernya. Senada disampaikan Kepala Puskesmas Lubuk Mukti, Penarik dr Ferdinand David Philip Siregar. Pasiennya tersebut diduga bunuh diri. Ini dilihat dari pemeriksaan tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan ataupun luka lebam.
Hanya terdapat luka robek di bagian leher. Panjang luka robek di leher itu sekitar 15 cm dan kedalaman sepanjang telunjuk orang dewasa. “Diduga kuat pasien ini menggorok lehernya sendiri,” katanya. Ferdinand juga membenarkan pasien itu mengidap gangguan jiwa. “Informasi keluarga pasien, pasiennya itu tengah melakukan perawatan di RSJ Bengkulu,” bebernya.
Menurut Ferdinand gangguan jiwa yang dialami Ramidi itu merupakan gangguan jiwa yang terbilang labil. Sewaktu-waktu saja bisa berbuat nekad. Sendangkan 2 orang pasien lainya yakni Purwanti dan Suparmi yang menjadi korban pembacokan masih trauma. Kedua pasiennya itu minimal selama 1 minggu harus mendapat perawatan intensif.
“Kita berencana akan berkoordinasi dengan dokter kejiwaan yang berada di Kota Bengkulu. Tujuan untuk memastikan lebih jauh trauma yang dialami kedua pasiennya tersebut pasca peristiwa yang dialami tersebut,” demikian Ferdinand. (900)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: