200 Tukik Dilepas di Pantai Panjang

200 Tukik Dilepas di Pantai Panjang

\"BKSDABENGKULU, BE - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melepas 195 tukik penyu lekang dan 5 tukik penyu hijau, di kawasan Pantai Panjang kemarin. Tukik tersebut merupakan hasil penangkaran yang dilakukan di TWA Air Hitam Mukomuko, hasil usaha Kelompok Penyu Lestari (KPL) dan KP3LH. Kepala Balai BKSDA Ir Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan, pelepasan tukik di Pantai Panjang dilakukan dengan tujuan tempat tersebut dapat kembali menjadi lokasi penyu bertelur. Mengingat dulu wilayah Pantai Panjang pernah menjadi tempat penyu menyimpan telur, sebelum manusia sering melakukan aktivitas di kawasan tersebut. \"Di sini dulu ada habitatnya. Kita lakukan pelepasan di sini, dengan harapan penyu bisa bertelur lagi di sini. Selain itu kita juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Pak Walikota (H Helmi Hasan SE, red), membicarakan soal konservasi ini. Beliau respek dan mendukung. Selain itu, kami juga berharap masyarakat dapat membantu, sebab tanpa bantuan dari masyarakat dan pemerintah BKSDA sulit untuk bekerja sendiri,\" ujar Anggoro kepada wartawan kemarin. Anggoro melanjutkan saat ini ada lima jenis penyu yang ditangkarkan, yaitu penyu lekang, penyu hijau, penyu belimbing, penyu sisik, dan penyu tempayan. Diantara semuanya, yang saat ini sudah semakin langka adalah penyu hijau. Langkanya penyu terjadi karena dari setiap tukik yang dilepas atau hidup, tidak semuanya dapat bertahan hingga dewasa. Tidak heran kata dia, saat ini penyu masuk dalam salah satu hewan yang dilindungi oleh negara. Selain dari 200 tukik yang dilepas kemarin, masih ada 4000 telur penyu yang masih dalam proses penetasan. Dia berharap, dari sekian banyak tukik dan telur, ada yang dewasa menjadi penyu dan dapat melanjutkan proses pengembangbiakan. Sementara Ketua KPL Syafrudin dari Desa Tak Ilir Ipuh mengatakan, saat ini yang menjadi kendala adalah banyak tukik yang gagal hidup karena tersangkut pukat milik nelayan. Padahal kata dia, masyarakat di wilayahnya sudah mulai sadar pentingnya menjaga alam, khususnya penyu yang saat ini jumlahnya semakin sedikit. \"Sekarang itu yang jadi masalah di alam, banyak yang tersangkut di pukat. Kami sering ketemu yang sudah mati. Kalau dulu juga masih banyak yang mencuri telur. Tapi sekarang masyarakat sudah mulai sadar dan berangsur-angsur sama-sama menjaga. Malah ada masyarakat yang ketemu, memberitahu kepada petugas untuk segera diamankan telurnya agar bisa ditetaskan,\" jelasnya. (cw6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: