Konsumsi TV Berlebihan Pengaruhi Psikologis Anak
Anda memiliki balita yang suka menonton televisi atau memainkan konsol elektronik display lainnya? Hati-hatilah. Pasalnya, itu bisa mempengaruhi hubungan sosial anak-anak dan memicu timbulnya resiko berbagai penyakit \"Pada usia tujuh tahun, seorang anak lahir hari iniĀ telah menghabiskan setahun penuh waktunya hanya terpaku pada layar,\" ujar Dr Aric Sigman seorang ahli kesehatan anak dari Inggris. Menurut hasil penelitian, layar televisi termasuk juga penggunaan konsol permainan, komputer tablet, smart phone dan laptop telah dikaitkan dengan masalah obesitas maupun peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe dua. Karenanya, dia menyarankan agar para orang tua membatasi konsumsi anak-anak menonton televisi dan peralatan dengan display setidaknya hingga usia tiga tahun. \"Anak-anak yang berusia antara tiga dan tujuh tahun harus dibatasi hanya setengah jam untuk setiap hari didepan layar,\" katanya, seperti dilansir telegraph. Dijelaskannya, membatasi jumlah waktu anak-anak di depan layar bisa memiliki keuntungan yang signifikan untuk kesehatan dan kesejahteraan. Hal ini mengacu hasil studi yang mendapati, rata-rata waktu yang dihabiskan anak hingga usia 10 tahun. Setidaknya telah mengkonsumsi lima layar peralatan elektronik setiap harinya di rumah mereka. Bahkan, selama masa kanak-kanak, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV daripada di sekolahnya. Muncul kekhawatiran tentang jumlah waktu anak-anak menghabiskan tayangan televisi 3D dan konsol lainnya berpengaruh atas kondisi psikologisnya. Dalam kondisi normal, seharusnya anak yang berusia tujuh hingga 12 tahun maksimal satu jam berada di depan layar televisi. Sementara, untuk usia 12 hingga 15 tahun maksimum satu setengah jam di depan layar televisi dan konsol elektronik lainnya.(esy/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: