Jamkesprov Sulit Diakses

Jamkesprov Sulit Diakses

BENGKULU, BE - Jaminan Kesehatan Provinsi (Jamkesprov) masih sulit diakses oleh masyarakat miskin.  Banyak warga miskin yang enggan menggunakan Jamkesprov karena sulitnya akses untuk mendapatkan pelayanan gratis itu. \"Meskipun serapannya tinggi, kenyataannya masih banyak yang kesulitan mengkases Jamkesprov itu,\" ujar Direktur Yout Leadership  Center (YLC) Salahudin SIP, kemarin. Dia mengatakan, masih banyak ditemukan warga yang sakit tidak berani berobat ke rumah sakit, meski sudah ditanggung dengan APBD sebesar Rp 6 miliar.  \"Sosialisasi Jamkesprov belum menyentuh hingga ke desa-desa, sehingga banyak yang memilih menahan sakit, dari pada berobat ke rumah sakit,\" ujarnya. Selain itu diduga kurangnya pelayanan bagi rumah sakit. Dimana banyak laporan, jika pasien minta pelayanan Jamkesprov selalu tidak direspon, apabila tidak ada rekomendasi dari pejabat tertentu.  \"Biasanya begitu, di sana pasien datang sendiri, rumah sakit sering melayani.  Kecuali, apabila ada permintaan pejabat tertentu, agar rumah sakit menangani pasien tersebut,\" ujarnya. Sebelumnya, dia melihat ada penderita tumor membiarkan sakitnya, tanpa dilakukan pengobatan. Saat ditanya, dia mengaku tidak memiliki biaya untuk berobat. \"Padahal, Jamkesprov sebenarnya menanggung semua biaya. termasuk apabila dirujuk ke Jakarta, juga ditanggung biayanya,\" katanya. Dia mengatakan Komisi IV DPRD Provinsi harus segera melakukan evaluasi pelaksanaan Jamkesprov. Apakah Jamkesprov tepat sasaran atau tidak. \"Sebab anggaran yang diberikan selalu habis, tapi masih banyak warga miskin sakit yang tidak tersentuh. Ini harus dievaluasi dan dilakukan audit,\" ujarnya. Di sisi lain, realisasi penggunaan dana jamkesprov Bengkulu hingga Mei tahun 2013 sudah mencapai 95 persen dari anggaran senilai Rp 6 miliar.   Ini berdasarkan laporan resmi yang diterima Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu dari tim pengelola dana Jamkesprov di RSUD M Yunus Bengkulu. “Dari dana yang dianggarkan untuk Jamkesprov tahun 2013 senilai Rp 6 miliar melalui APBD 2013, hingga Mei sudah terpakai 95 persen atau Rp 5,6 miliar untuk pasien yang dirujuk ke 3 rumah sakit besar di Jakarta yakni RS Cipto Mangunkusumo, RS Jantung Harapan Kita dan RS Dharmais,” ujar Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Parial SH. Ditambahkannya, kalau sejak tahun anggaran 2012, pengelolaan dana Jamkesprov memang ditempatkan di kas RSUD M Yunus. Dan memang pada awal penerapan program Jamkesprov tersebut ditempatkan di kas Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. “Kita alihkan langsung ke RSUD M Yunus sebagai upaya untuk memperpendek birokrasi, jadi dana itu dimasukkan ke kas RSUD M Yunus yang sudah dibentuk tim pengelolanya,” imbuhnya. Dikatakannya pula, anggaran dana Jamkesprov yang terserap sebesar 95 persen diberikan untuk penanganan pasien di 3 rumah sakit besar di Jakarta yang memang sudah melakukan kerjasama dengan rincian ke RS Dharmais sebanyak 127 pasien, RS Cipto Mangunkusumo sebanyak 44 orang pasien dan ke RS Harapan Kita sebanyak 11 orang pasien. “Memang kalau dilihat, terbanyak penanganan pasien rujukan tersebut ke RS Dharmais sebanyak 127 orang pasien,” katanya. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: