Perahu Batu Tersebar di Maluku
Situs perahu batu, peninggalan leluhur masyarakat Tanimbar, ditemukan tersebar di lima lokasi di pesisir selatan Pulau Yamdena, Maluku Tenggara Barat, Maluku. Perahu batu atau warga setempat menyebutnya natar, memiliki peran sentral dalam kosmologi tradisional orang Tanimbar. Kelima perahu batu berada di Desa Lorulun, Arui Bab, dan dua di Sangliat Dol, semuanya di Kecamatan Wer Tamrian. Adapun satu lagi di Wermatang, Kecamatan Wer Maktian. Perahu yang terbuat dari bebatuan gamping dan koral itu memiliki ukuran yang hampir sama, panjang antara 14 meter sampai 18 meter, lebar sekitar sembilan meter, dan tinggi sekitar dua meter. Dari kelima perahu batu tersebut, hanya di Sangliat Dol dan Arui Bab yang masih utuh. Adapun di Lorulun dan Wermatang, situsnya sudah tidak utuh lagi. Selain itu, di situs perahu batu di Sangliat Dol dan Arui Bab, masih terlihat ukiran di batu. Motif ukiran diantaranya manusia dan hewan. Arkeolog di Balai Arkeologi Ambon, Marlon Ririmasse mengatakan, belum ada penanggalan pasti kapan perahu batu itu dibuat. Namun dia menduga dibuat sekitar abad ke-14. Ini merujuk pada penelitian situs serupa di Timor Leste. \"Besar kemungkinan perahu batu itu dibuat karena leluhur orang Tanimbar yang mendiami Pulau Yamdena datang dari laut dengan perahu,\" kata Marlon, Senin (27/5/2013). Perahu batu itu kemudian dijadikan sebagai pusat kosmologi masyarakat Tanimbar . Perahu batu menjadi pusat kegiatan ritual tradisional serta tempat para tokoh adat berkumpul dan membahas masalah-masalah di desa. Tak sebatas itu, masyarakatnya pun ditata paralel dengan posisi orang-orang yang mengendalikan perahu. \"Dalam konteks ini, perahu sebagai representasi semangat bahari, menjadi inspirasi bagi leluhur orang -orang Tanimbar untuk tata-kelola sosial dalam lingkup komunitas,\" jelas Marlon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: