Gapabara Desak APBB Dibubarkan
BENGKULU, BE - Gabungan Pengusaha Angkutan Batubara (Gapabara) mendesak APBB (Asosiasi Pengusaha Batubara Bengkulu) untuk dibubarkan. Menyusul pernyataan APBB beberapa waktu yang lalu terkait penolakan mereka untuk membuat jalan khusus angkutan batubara dan lebih memilih mengusulkan pembangunan jeti (Pelabuhan Kecil). \"Padahal selama ini mereka sama sekali tidak berperan dalam pembangunan di Bengkulu, misalnya saja dalam pembuatan raperda pengelolaan pertambangan batubara di DPRD Provinsi Bengkulu yang sama sekali tidak ada keterlibatan mereka,\" kata Ketua Gapabara Yurman Hamedi. Fungsi APBB adalah menyampaikan mengenai ini (Perda), kemudian sekarang malah justru ingin membangun pelabuhan sendiri. \"Ini jelas mimpi disaat mata tidak tidur ibaratnya. Jadi lebih baik APBB dibubarkan sajalah!,\" katanya. Ia menilai APBB tidak konsisten dalam memperjuangkan pengelolaan pertambangan batubara yang ada di Bengkulu. \"Padahal seharusnya APBB lah yang lebih mengerti kemampuan dari perusahaan pertambangan yang ada di Bengkulu ataupun kendala yang ada dan dapat disampaikan ke legislatif,\" lanjutnya. Justru dirinya menilai selama ini APBB selalu saja tidak berani muncul ke permukaan dan duduk bersama. \"Saat diundang untuk musyawarah oleh Gapabara ataupun pemerintah, APBB pasti selalu saja beralasan dan tidak mau hadir. Bagaimana mau ikut membangun Bengkulu kalau seperti ini dan hanya ingin mengambil keuntungan dari batubara yang dimiliki Bengkulu,\" katanya. Saat disinggung terkait pernyataannya tersebut merupakan bentuk kekhawatiran Gapabara jika APBB tetap mengajukan pembangunan jeti sehingga mengancam keberadaan pengusaha angkutan batubara, dirinya membantah diplomatis. \"Terlepas dari mereka tetap ingin menggunakan jasa kami (Gapabara) atau tidak, itu terserah. Mau mengangkut batubaranya dengan pesawat juga silakan. Kami hanya menilai secara objektif bahwa APBB tidak memiliki peran sama sekali dalam memperjuangkan kepentingan pengusaha batubara dan berkomitmen untuk membangun Bengkulu,\" tegasnya. Direktur eksekutif APBB Syafran Junaedi dikonfirmasi terkait pernyataan tersebut, menanggapinya dengan santai. \"Saya rasa itu hanya luapan emosi sesaat dari ketidakpuasan Gapabara terhadap kondisi APBB saat ini dan saya nilai nantinya akan selesai dengan sendirinya,\" katanya. Mengenai tudingan bahwa APBB tidak berperan dalam pembangunan Bengkulu terutama melalui CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) yang dinilai sering diselewengkan, dirinya kembali berdalih dengan diplomatis. \"Tidak benar itu, sudah banyak contohnya CSR yang kami berikan, seperti misalnya auning yang kami buat di pantai Panjang baru-baru ini. Jadi saya rasa tidak perlulah APBB sampai bubar, karena membentuknya juga susah,\" katanya. Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, M.Pd terkait kisruh tersebut hanya dapat tetap berharap bahwa selanjutnya APBB dan Gapabara tetap dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Bengkulu. \"Saya harap, pengusaha pertambangan dan angkutan dapat memberikan dampak positif dengan masyarakat Bengkulu melalui kewajiban sosialnya,\" katanya singkatb
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: