Pedagang Langgar Kesepakatan

Pedagang Langgar Kesepakatan

\"RUDIRATU SAMBAN, BE - Beberapa pedagang kaki lima (PKL) Pasar Subuh mulai melanggar perjanjian untuk tidak berjualan di atas pukul 08.00 WIB. Hal ini terlihat dagangan, gerobak dan meja-meja tempat berjualan masih tersisa  sekitar pukul 08.20 WIB, kemarin. \"Tampaknya memang susah kalau diharapkan mereka mampu menjaga kekompakan sebagaimana yang mereka perlihatkan seperti beberapa hari kebelakang. Apalagi ini hari Minggu. Saya lihat ada juga mahasiswa yang tampak di posko depan PTM (Pasar Tradisional Modern). Mereka sepertinya juga kesulitan untuk mengimbau agar para PKL stop berjualan sejak jam 7.30 sehingga pasar ini bersih pukul 8 tepat,\" kata Sofyan Hardi, anggota DPRD Kota Bengkulu yang dijumpai di tengah-tengah Pasar Subuh, kemarin. Relokasi, lanjutnya, merupakan upaya yang tak bisa elakkan. Ia mengisyaratkan, apabila PKL dapat memahami kebijaksanaan dibalik relokasi tersebut, ke depan PKL pasti akan bisa menerimanya dengan legowo. \"Lihat saja bagaimana dahulu PKL Pasar Minggu terasa sulit sekali dipindahkan ke Pasar Panorama. Sekarang terbukti Pasar Panorama menjadi pasar yang ramai bahkan paling ramai di seluruh Indonesia dengan luas kawasan lebih dari 2 hektare.  Saya optimis Pasar Barukoto II akan seperti itu juga,\" tukasnya. Namun ditegaskan Sofyan, sebagai wakil rakyat ia tetap membela hak-hak para PKL. Tapi dalam hal Pasar Subuh ini,  ia melihat kegigihan para PKL untuk menolak relokasi bukanlah sikap yang tepat. \"Saya menyarankan kepada Pemda Kota untuk kembali mengumpulkan orang-orang berpengaruh di pasar ini. Karena saya melihat ada beberapa orang yang bisa mempengaruhi 10 sampai 20 orang. Jelaskan kepada mereka secara baik-baik secara terus menerus hingga mereka mengerti bahwa relokasi adalah langkah yang positif dan baik yang harus mereka dukung demi kemajuan dan kebaikan kota ini ke depan,\" tandasnya. Butuh Kekompakan Sementara itu, para pedagang Pasar Subuh menengarai, relokasi yang dilakukan Pemda Kota membutuhkan kekompakan dari seluruh pedagang yang ada.  Misalnya yang disampaikan Khotimah, seorang penjual kopi dan gorengan di Pasar Subuh mengatakan, dirinya tak sepenuhnya menolak relokasi. Ia sendiri akan menurut kemana para pedagang lainnya pergi.  Warga Sawah Lebar ini berprinsip, dimana ada keramaian, di situ ia akan berjualan. \"Kalau sekarang para pedagang masih ingin bertahan, maka saya tetap akan bertahan di sini juga,\" katanya. Senada juga disampaikan Dedi, pedagang parutan kelapa. Ia menyatakan bahwa pada prinsipnya ia akan ikut dengan mayoritas pedagang Pasar Subuh lainnya. Ia merasa tak mungkin berjualan di Pasar Barukoto II bila banyak pedagang lainnya masih tetap bertahan di Jalan KZ Abidin II. \"Bisa-bisa dagangan saya laku jika jualan di sana (Pasar Barukoto II, red). Tapi kalau semua pindah, saya sendiri juga mau pindah kesana,\" jelasnya. Di sisi lain, para PKL yang berjualan di Pasar Barukoto II tampak sabar menanti kedatangan para PKL yang masih berjualan di Pasar Subuh. Sementara itu, Tauhid, pedagang ikan asin yang dahulu berjualan di Pasar Subuh menyatakan, kondisi Pasar Barukoto II saat ini belum seperti yang ia harapkan. Omset yang ia dapatkan turun drastis sejak hari kedua ia berjualan di pasar itu pada hari Kamis (16/5). \"Makanya besar harapan saya para PKL Pasar Subuh dapat segera pindah kesini. Pembeli mulai ada disini. Tapi tidak semua yang mereka cari ada. Saya yakin kalau pedagang sudah disini semua maka pasar ini akan ramai,\" pungkasnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: