Api Kembali Membara di Pasar Subuh

Api Kembali Membara di Pasar Subuh

\"RIO-PEDAGANGBENGKULU, BE - Kobaran api kembali membara di Pasar Subuh, kemarin. Namun massa pedagang kaki lima (PKL) bukan membakar seng dan kayu yang memagari pasar itu sebagaimana yang terjadi sebelumnya. Melainkan, para pedagang membakar sejumlah gerobak dan kotak kayu yang masih berada di pasar tersebut setelah lewat pukul 08.00 WIB. Api pertama kali membara dari sisi selatan Jalan KZ Abidin II sekitar pukul 08.15 WIB. Massa membakar sebuah gerobak yang diketahui milik pedagang tuak. Sebelum pembakaran ini dilakukan, sempat terjadi adu mulut diantara sejumlah pedagang Pasar Subuh dengan pemilik warung tuak tersebut. \"Kami hanya ingin menjalankan komiten dengan Pak Wali. Tadi ia sempat berkilah bahwa warung tuaknya itu tidak termasuk bagian dari Pasar Subuh. Tapi kami tidak mau tahu dengan alasannya itu. Yang jelas semua yang berada di jalan ini (Jalan KZ Abidin II, red), harus bersih tepat pada jam 8 pagi,\" kata Deni, warga Kebun Dahri yang berjualan kelapa parut di Pasar Subuh. Sayangnya sang pemilik warung tuak tak dapat dikonfirmasi mengenai hal ini. Usai gerobak dan sejumlah barangnya dibakar, ia langsung masuk ke dalam salah satu gang menuju kawasan Kebun Bungsu. Ketika dikejar, ia menghilang dibalik gang-gang sempit kawasan yang masuk dalam RT 7 Kelurahan Kebun Dahri tersebut. Sementara itu dalam pantuan Bengkulu Ekspress di lapangan, sekitar pukul 08.30 WIB, titik-titik api muncul semakin banyak hampir di sepanjang Jalan KZ Abidin II lainnya. Dalam kobaran api tersebut, terlihat bekas tumpukan sampah, sejumlah gerobak dan kayu-kayu bekas berjualan. \"Kami membakarnya karena memang diminta oleh pemiliknya. Ada beberapa gerobak yang memang tidak terpakai lagi. Kami bertekad pasar ini harus bersih pada jam 8 sebagaimana yang kami sepakati dengan walikota,\" jelas Effendi, pedagang ayam Pasar Subuh. Dijelaskannya, ia dan pedagang lainnya juga mengeluhkan masalah tumpukan koral dan pasir di sekitar Pasar Subuh. Kepada BE, ia berharap agar walikota dapat membantu pedagang untuk membersihkan koral dan pasir tersebut. \"Itu untuk membangun benteng atau gimana. Kesannya kotor kalau dibiarkan berada di jalan ini,\" sambungnya. Ida, warga Bentiring yang sehari-hari menjual bawang juga berharap agar pemerintah mau menertibkan tempat sampah yang berada persis di tengah-tengah kawasan Pasar Subuh. Tempat sampah berupa 3 bak besar tersebut ia nilai ikut mengganggu keindahan pemandangan di Pasar Subuh. \"Minimal dipindahkan atau gimana lah. Jelek kalau dibiarkan berserak di tengah-tengah ini,\" imbuhnya. Ia juga mengeluhkan sorotan tumpukan sampah hanya tertuju kepada Pasar Subuh. Padahal, kata Ida, tumpukan sampah juga ada di kawasan lainnya seperti di Pasar Minggu dan Jalan KZ Abidin I. \"Kami merasa jadi kayak anak tiri,\" ketusnya. Disisi lain, sejumlah mahasiswa juga tampak di tengah-tengah Pasar Subuh dan mengajak para pedagang untuk berdialog. Sekitar pukul 09.00 WIB, baik mahasiswa maupun pedagang berangsur-angsur pergi dari lokasi pasar yang telah menjadi sengketa sejak masa Walikota Chalik Effendi itu. Menanggapi hal ini, Walikota H Helmi Hasan SE mengatakan, ia masih terus menanti para PKL menunjukkan komitmen mereka atas kebersihan dan keteraturan pasar tersebut. Ia mensinyalir kedepan, penertiban bukan hanya akan dilakukan terhadap Pasar Subuh, melainkan pasar-pasar lain disekitarnya. \"Selain KZ Abidin II, nantinya KZ Abidin I maupun lokasi berjualan lainnya apabila melanggar maka akan ditertibkan semua. Pertimbangan ini merupakan kepentingan kita semua. Kami sudah memastikan pelaksanaan HPN (Hari Pers Nasional) akan dilaksanakan di Kota Bengkulu dan presiden akan hadir. Kalau tata kota kita buruk, tentu seluruh warga kota yang akan menanggung malu,\" urainya. Ia juga meminta media untuk memantau pelaksanaan komitmen yang Pemda Kota buat bersama para pedagang Pasar Subuh. Ia berharap apabila para pedagang ditemukan melanggar, maka para pedagang harus secara sukarela untuk berpindah ke Pasar Baru Koto II. \"Tidak ada lagi yang perlu mereka khawatirkan di Pasar Baru Koto II itu. PNS, polisi, bahkan pihak perbankan akan kami kerahkan sebagai pembeli. Tapi kalau sekarang belum bisa. Bagaimana pembeli mau belanja kalau pedagangnya saja belum ada,\" tukasnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: