Fatayat NU Belajar dari Kasus Ibu RT

Fatayat NU Belajar dari Kasus Ibu RT

\"2\"BENGKULU, BE - Kasus heboh pencabulan 7 remaja yang dilakukan Ibu RT telah melukai sekaligus jadi pelajaran berharga bagi perempuan. Kejadian itu membuat perempuan di Provinsi Bengkulu, memperkuat basis jaringan organisasi perempuan, salah satunya Perempuan Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Fatayat NU.

Ketua terpilih Fatayat NU Provinsi Bengkulu periode 2013-2018, Nurlaili, MPd mengatakan, program kerja dipengurusannya akan menitikberatkan pada pendidikan perempuan. Sebagai badan otonom NU, napas Islam menjadi mutlak untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

\"Kasus kekerasan terhadap perempuan di Bengkulu cukup tinggi. Namun, kasus pencabulan Ibu RT sangat melukai kita (perempuan). Terpenting selama jabatan 5 tahun kedepan ini, kepengurusan kami akan membuat program pencerdasan perempuan. Selain juga memperkuat lagi jaringan organisasi perempuan di Provinsi Bengkulu,\" katanya usai pelantikan dan rapat kerja wilayah Fatayat NU Provinsi Bengkulu di Gedung Serba Guna Pemprov kemarin.

Sementara itu, Gubernur Bengkulu H. Junaidi Hamsyah, S.Ag, MPd dalam sambutannya menyambut baik dan mendukung tumbuh kembangnya organisasi keagamaan di Bengkulu, termasuk Fatayat NU. Karena hal tersebut akan ikut mendukung pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan masyarakat.

Fatayat NU sejak didirikan pada 24 April 1926 menurut Gubernur, telah banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara. Organisasi perempuan NU tersebut menurutnya sangat penting terus berbenah dan mempertahankan nilai-nilai islami.

\"Pelantikan dan rapat kerja ini merupakan bagian penting dari upaya untuk menyamakan persepsi tentang program-program yang akan dijalankan. Penyatuan visi misi seperti ini sejalan dengan teori Law Of Atraction, bahwa penyatuan pikiran, perasaan dan keinginan sangat membantu dalam mewujudkan impian,\" ungkapnya.

Terkhusus lagi, Gubernur berharap, Fatayat NU Provinsi Bengkulu dapat memberikan sumbangsih nyata, berupa pemikiran dan kegiatan yang mendukung pembangunan daerah.

Ketua Pengurus Pusat Fatayat NU yang juga Ketua Komisi VIII DPR RI, Dra. Hj. Ida Fauziah menekankan pentingnya memperkuat struktur dan kader serta melakukan renponsif terhadap perkembangan (kebijakan) pemerintah. Dan yang paling penting yang harus dilakukan Fatayat NU adalah mempertahankan kultur Islam, Ahlusunnah Waljamaah.

Secara etimologis, Ahlusunnah Waljamaah adalah golongan yang senantiasa mengikuti jalan hidup Rasulullah SAW dan para sahabat. Atau dengan kata lain, Ahlusunnah Waljamaah merupakan ekspresi nyata dari isi kandungan Al Quran. \"Bila keempat poin tersebut dipegang teguh, terutama mempertahankan kultur Ahlusunnah Waljamaah, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,\" tegasnya.(100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: