Warga Dukung Pedagang ke Barukoto II
BENGKULU, BE – Masih adanya pedagang pasar subuh yang berjualan di luar batas jam yang telah ditentukan dan masih banyaknya pedagang pasar subuh yang belum pindah ke Barukoto II, membuat kondisi pasar subuh Jalan KZ Abidin II tak sedap dipandang mata.
Karena itu, warga sekitar pasar subuh meminta agar pedagang pasar subuh dapat mendukung program Walikota H Helmi Hasan yang akan merelokasi pedagang pasar subuh ke Pasar Barukoto II.
“Yang saya ketahui sampai saat ini masih ada beberapa pedagang pasar subuh yang belum mau pindah ke Barukoto, dengan alasan dagangan mereka takut tidak laku,” kata Yuniar (52) Ketua RT 8 Kelurahan Kebun Dahri ketika diwawancarai.
Dirinya menjelaskan, niatan Walikota untuk lebih mensejahterakan para pedagang, dengan memindahkan pedagang pasar subuh ke Barukoto II sangat didukung oleh pedagang pasar subuh, hanya saja pedagang pasar subuh akan pindah ke Barukoto II jika semua pedagang pasar subuh pindah.
“Beberapa pedagang yang berjualan pasar subuh adalah warga Kelurahan Kebun Dahri, mereka ingin pindah asalkan semua pedagang pasar subuh pindah ke Barukoto II,” cerita Yaniar.
Dirinya juga menjelaskan bahwa pedagang pasar subuh dari warga Kelurahan Kebun Dahri dinilai sangat tertib, karena sesudah berjualan pedagang kembali membawa pulang gerobak dagangngannya.
“Yang terkadang masih terlihat berserakan adalah pedagang pasar subuh dari luar. Sehingga tidak enak dipandang mata. Tapi pada prinsipnya pedagang di sini siap mendukung pemerintah kota, demi kepentingan bersama,” terangnya.
Hal senada juga dikatakan oleh tokoh masyarakat sekitar RT 8 Kelurahan Kebun Dahri, Muis (56). Dia mengaku sering berkomunikasi dengan pedagang pasar subuh, menurutnya sampai saat ini pedagang pasar subuh siap pindah ke Pasar Barukoto II, asalkan semua pedagang pasar subuh pindah.
“Memang kalau melihat kondisi jam-jam 10 sampai 11 siang, masih ada yang berjualan dan terkadang kondisi pasar terlihat semerawut, memang lebih baik pedagang pindah ke Barukoto karena lebih representatif,” harapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang pasar, Manendar, mengatakan solusi yang terbaik agar pasar subuh lebih tertata, pemerintah kota harus melakukan penertiban dengan tegas. “Misal sudah batas waktu berjualan jam 8 pagi, ya para pedagang harusnya tidak berjualan lagi dan membersihkan tempat jualannya,” ujarnya. (009/adv).
Tunggu Perintah Walikota Sementara itu, Kepala UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Pasar Barukoto, Edwin Agus Sukarta mengatakan, pihaknya siap menampung para pedang yang direlokasi dari pasar subuh. Dia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menunggu perintah dari Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE dalam perelokasian pedagang. \"Perelokasian pasar itu kan program dari pak wali.
Jadi bukan tidak jadi. Sejauh ini memang kami sedang menunggu realisasinya. Tetapi kami siap menerima, apapun yang diatur untuk menampung para pedagang,\" ujar Agus saat dihubungi Bengkulu Ekspress, Sabtu (4/5) kemarin.
Mengenai kesiapan tempat, Agus mengatakan saat ini bangunan dan ruang yang tersedia di Pasar Barukoto, cukup untuk menampung pedagang dari Pasar Minggu. Hanya saja saat ini pihaknya tinggal menunggu, kapan pelaksanaan relokasi dilakukan.
\"Kalau tempat, kita tidak ada masalah. Kalian bisa lihat sendiri, gedung bagus dan konsepnya juga bagus. Sekarang tinggal pelaksanaannya saja. Kalau sudah waktunya, silakan. Kami sudah siap,\" tandasnya. (009/adv/cw6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: