Imunisasi Tak Lengkap, Balita Rawan Sakit

Imunisasi Tak Lengkap, Balita Rawan Sakit

Banyak Ortu Masih Meremehkan SURABAYA - Kelengkapan imunisasi pada balita sangat penting. Sayangnya, masih banyak orang tua yang menyepelekan. Banyak alasan yang membuat orang tua (ortu) menunda atau bahkan tidak mengimunisasi anaknya. Salah satunya, ada urusan keluarga. Balita yang seharusnya mendapat imunisasi di posyandu malah dibawa ke luar kota. Yang lebih parah, ortu tidak menggantinya dengan mengunjungi bidan atau dokter untuk mendapatkan imunisasi tersebut. \"\"Jadi, imunisasi yang didapat balita tersebut bolong-bolong alias tidak lengkap,\"\" ungkap Kasi P3PMK Dinkes Jatim drg MVS Maharani MKes. Alasan lain yang kerap membuat balita tidak mendapat imunisasi lengkap adalah pindah rumah. Ketika sudah berpindah tempat tinggal, orang tua seharusnya segera datang dan mendaftar ke posyandu terdekat. Tapi, banyak ortu yang tidak melakukan hal tersebut. Selain alasan itu, banyak ortu yang takut imunisasi yang diberikan tidak halal, memicu panas, kasihan anak disuntik berkali-kali, hingga khawatir bayinya malah terkena penyakit. \"\"Anak panas setelah imunisasi justru karena saat itu vaksinnya sedang bekerja,\"\" terang Maharani. Demam menandakan kekebalan tubuh anak sedang terbentuk. Jika memang suhu tubuh naik cukup tinggi, obat penurun panas bisa diberikan. Biasanya, saat imunisasi, bidan di posyandu memberikan puyer penurun panas. Imunisasi memiliki beberapa tahap untuk membentuk kekebalan tubuh. Imunisasi DPT-HB diperlukan untuk mencegah difteri, pertusis, tetanus, dan hepatitis B. Pemberiannya tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Jika hanya diberikan sekali, kekebalan tubuh yang terbentuk tidak sempurna. Padahal, penyakit difteri sangat rawan. Misalnya, lebih sering menyerang anak-anak. Pun, masih banyak terjadi di Jatim. Dampaknya pun tidak sepele. Bisa terjadi penyumbatan jalan napas, melumpuhkan otot jantung, hingga mengakibatkan kematian. Demikian pula imunisasi polio yang wajib diberikan empat kali. Yakni, pada bayi berumur 1-4 bulan. Apalagi, polio yang ditandai lumpuh layuh itu merupakan salah satu penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan tentu berdampak pada cacat seumur hidup. Demikian pula tetanus yang mengancam nyawa. Anak-anak bahkan membutuhkan perlindungan terhadap tetanus hingga dewasa. Imunisasi tetanus pun tak cukup diberikan saat balita. Ketika usia sekolah, diberikan pula imunisasi berkala. \"\"Imunisasi ini ibarat tameng yang melindungi tubuh anak dari serangan virus dan bakteri. Jika imunisasi tidak lengkap, anak malah rentan sakit,\"\" tegasnya. (sha/c5/nda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: