HONDA BANNER

Anggaran DAK Dihapus, Pembangunan Tujuh Ruas Jalan di Mukomuko Tertunda

Anggaran DAK Dihapus, Pembangunan Tujuh Ruas Jalan di Mukomuko Tertunda

Salah satu ruas jalan di Kabupaten Mukomuko yang pembangunannya akan ditunda hingga tahun 2025.-(ist)-

BENGKULUEKSPRESS.COM – Sebanyak tujuh ruas jalan di Kabupaten Mukomuko dipastikan batal dibangun pada tahun 2025. Penyebabnya adalah pemangkasan total Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp51 miliar oleh pemerintah pusat, sebagai bagian dari kebijakan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT, menyatakan bahwa seluruh anggaran DAK untuk pembangunan jalan kini menjadi nol, sehingga proyek infrastruktur yang telah direncanakan tidak dapat direalisasikan.

"Penundaan ini merupakan dampak dari Instruksi Presiden tentang efisiensi APBN tahun 2025. DAK jalan untuk Kabupaten Mukomuko sekarang menjadi nol," kata Apriansyah, Kamis (13/2).

Keputusan ini mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran, yang mengatur pemangkasan belanja baik di tingkat APBN maupun APBD. Kebijakan ini diperkuat dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2025, yang membatasi transfer dana ke daerah.

BACA JUGA:Jelang Ramadan, Harga TBS Sawit di Mukomuko Naik, Petani Sumringah

BACA JUGA:Gas Elpiji 3 Kg Bisa Dijual Pengecer, DPRD Mukomuko: Harga Harus Dikontrol!

Akibat kebijakan ini, tujuh ruas jalan strategis di Mukomuko yang awalnya dijadwalkan untuk dibangun terpaksa ditunda, antara lain: ruas jalan di Kecamatan Air Rami dan Air Bikuk – Rp29 miliar, ruas jalan tematik akuatik perikanan – Rp21 miliar, Satuan Pemukiman (SP) X, dan Pantai Indah Mukomuko.

Menurut Apriansyah, proyek-proyek tersebut memiliki peran strategis dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat, terutama di daerah yang minim infrastruktur.

"Proyek ini sangat penting bagi masyarakat, terutama petani sawit. Kondisi jalan yang buruk menyebabkan biaya transportasi meningkat drastis," jelasnya.

Saat ini, petani sawit di Mukomuko harus mengeluarkan biaya transportasi sekitar Rp500 per kilogram. Jika jalan diperbaiki, biaya tersebut bisa ditekan hingga Rp200 per kilogram, sehingga petani bisa memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp300 per kilogram.

BACA JUGA:Pesta Rakyat Ditiadakan, Pemkab Mukomuko Fokus pada 14 Kegiatan Alternatif HUT ke-22

BACA JUGA:Ini Kategori Warga Yang Bisa Mendapatkan Pinjaman Bank BRI

"Ketika akses jalan baik, biaya logistik berkurang, keuntungan petani bertambah, dan distribusi barang lebih efisien," terangnya.

Selain merugikan sektor pertanian, mandeknya proyek infrastruktur juga berdampak besar pada pekerja konstruksi yang kini kehilangan sumber pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: