Merasa Digagalkan, Ancam Polisikan Timsel

Merasa Digagalkan, Ancam Polisikan Timsel

BENGKULU, BE - Anggota sekaligus calon komisioner KPU Provinsi Bengkulu yang gagal masuk 10 besar, Okti Fitriani SPd MSi  dalam waktu dekat ini akan melaporkan Tim Seleksi (Timsel) KPU Provinsi ke Polda Bengkulu.  Okti melapor karena berkas pencalonannya yang tidak diketahui keberadaannya.

\"Saya akan laporkan masalah ini ke Polda, karena seharusnya berkas pencalonan itu dititipkan kepada sekretariat KPU, tapi kenyataannya semua berkas itu diambil oleh Timsel,\" tegas Okti, kemarin.

Dengan hilangnya berkas tersebut, ia menuding bahwa Timsel sudah melakukan upaya penjegalan terhadapnya agar tidak bisa lolos ke 10 besar. \"Berkas  itu berjumlah 6 rangkap, yang semestinya tidak semua diambil oleh Timsel karena masih  berguna bagi pemiliknya.  Untuk itu, secepatnya akan saya laporkan masalah ini,\" ujarnya.

Okti mengaku, tujuannya melaporkan ke Polda bukan untuk membatalkan hasil 10 besar dan memasukkan namanya. Melainkan hanya memberikan pelajaran kepada Timsel agar lebih teliti dan tidak menganggap perekrutan calon anggota KPU adalah masalah masalah kecil.

Selain itu, Okti juga mengaku tidak lolos ke 10 besar karena sudah dikondisikan oleh Timsel. Okti mengaku upaya penjegalannya terlihat jelas saat proses seleski berlangsung. Seperti saat diawancara disuguhkan teori-teori politik dan sejumlah upaya tidak sehat lainnya.

\"Memang dari  awal sudah tercium ada upaya penjegalan. Tapi saya tetap mau melihat proses selanjutnya, dan ternyata Timsel memang subjektif memilih calon,\" ungkapnya.

Ia menegaskan tidak masuk akal nilai yang didapati jauh lebih kecil dari calon lainnya. Sebab, ia sendiri sudah beberapa periode menjadi anggota KPU. \"Saya sudah 2 periode menjadi KPU, artinya kemampuan saya sudah teruji dan saya sangat memahami masalah yang berkaitan dengan penyelenggara pemilu,\" paparnya.

Selain itu, ia juga menuding semua proses yang dilaksanakan Timsel tidak benar. Seperti tidak berani mengumumkan hasil tes atau memperlihatkan hasil tes kepada peserta. Rapat pleno dilakukan secara sembunyi-sembunyi sehingga tidak bisa dipantau apa yang dilakukan oleh Timsel.

\"Saya kecewa karena Timsel sudah membohongi publik dengan mengatakan semua yang masuk 20 besar adalah yang lolos semua rangkaian tes sebelumnya. Padahal sudah jelas ada tidak lolos,\" bebernya.

Sementara itu, juru bicara Timsel Drs H Khairudin Wahid mengaku bahwa berkas tersebut memang disimpan oleh Timsel. Karena semua berkas pendaftaran  tersebut menjadi hak dan kewenangan sepenuhnya Timsel.

\"Kalau disimpan oleh sekretariat yang justru rawan, makanya kami sendiri yang menyimpannya karena itu memang hak sepenuhnya Timsel,\" bantahnya.

Terkait dengan ancaman Okti melapor ke Polda itu juga disambut dingin Timsel. Timsel merasa selama ini pihaknya sudah bekerja dengan baik dan tidak ada satupun aturan yang dilanggarnya.(400)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: