Trayek Baru, Sopir Resah

Trayek Baru, Sopir Resah

BENGKULU, BE - Mulai disosialisasikannya trayek baru oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bengkulu dengan tujuan meramaikan Pasar Baru Koto, membuat sebagian sopir angkutan kota (Angkot) resah.  Sebab, sebagaimana yang diduga sebelumnya, pembukaan jalur trayek Angdes melalui Sungai Hitam, Jalan Bengkulen, Tapak Paderi hingga masuk Barukoto dinilai akan mengurangi pendapatan para sopir Angkot yang biasanya melawati jalur tersebut.

Udin (40), salah seorang sopir Angkot yang berhasil dijumpai di Sungai Hitam mengatakan, apabila pemerintah memang akan benar-benar menetapkan jalur angkutan desa hingga ke Pasar Baru Koto, maka pemerintah juga harus memikirkan trayek baru bagi angkot B1 seperti yang ia bawa.  \"Silakan jika mau membuka jalur itu buat Angdes. Namun solusinya buat kami juga harus dibuka jalur baru. Misal masuk lewat Kelurahan Bajak, atau depan Unihaz. Supaya kami dapat mengangkut penumpang masuk ke Barukoto.  Kalau tidak begitu, pendapatan kami bisa melorot,\" ungkapnya, kemarin.

Dijelaskan Udin, para sopir Angkot akan menyetujui relokasi Pasar Subuh ke Pasar Baru Koto selama relokasi tersebut akan menguntungkan bagi pendapatan mereka. Sebaliknya, apabila justru mengurangi pendapatan mereka, mereka merasa keberatan. \"Saran kami, jalur Angdes itu dibuka hanya pada malam hingga siang hari.  Kemudian pada siang hari kembali ditutup. Sehingga periuk nasi kami tidak terganggu,\" ujarnya.

Sementara itu, rencana tersebut juga dinilai akan mematikan Terminal Sungai Hitam. Sebab, apabila jalur trayek baru tersebut dibuka, maka akan membuat Angdes menjadi enggan untuk masuk ke terminal tersebut.

“Jika pemerintah ingin menghidupkan Pasar Barukoto dengan membuka jalur Angdes (Angkutan Pedesaan) langsung dari arah Pekik Nyaring tanpa masuk lagi ke Terminal Sungai Hitam, tentu itu akan berdampak sekali terhadap kelangsungan terminal. Selama ini seperti terlihat terminal ini sudah sepi.  Kalau tidak ada lagi Angdes masuk ke sini, terminal ini bisa mati,” jelas Kepala UPTD Terminal Sungai Hitam, Rudy Hartono SSos.

Dipaparkan Rudy, sejak 3 tahun terakhir, kondisi terminal Sungai Hitam sudah sepi akibat menjamurnya kendaraan plat hitam dan travel antar alamat. Dari semua kendaraan jenis-jenis tersebut, tidak ada yang mampir ke terminal. \"Kami berharap pemerintah bisa mengkaji ulang masalah ini,\" urainya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: