176 Siswa Tak Ikut UN

176 Siswa Tak Ikut UN

BENGKULU, BE - Hari pertama Ujian Nasional (UN) di Bengkulu relatif konfdusif, kemarin (15/4). Pun begitu, sebanyak 168 siswa tidak mengikuti ujian tersebut dari total 15.019 siswa SMA/MA dan 6.442 siswa SMK. Ketidak-hadiran peserta UN itu dengan alasan beragam. Paling dominan siswa tersebut didrop-out dan hamil di luar nikah.

Daerah paling banyak yang siswanya tak ikut ujian adalah Kota Bengkulu dengan 48 siswa. Kemudian disusul Bengkulu Utara 33 siswa, Kepahiang 19 siswa, Seluma dan Bengkulu Selatan masing-masing  16 siswa, Lebong dan Mukomuko masing-masing 14 siswa, dan Bengkulu Tengah 3 siswa. Sedangkan Rejang Lebong sejauh ini dilaporkan semua siswa mengikuti ujian tersebut.

Adapun untuk Kota Bengkulu dari 48 siswa itu terbanyak tak mengikuti ujian berasal dari SMK. Jumlahnya mencapai 40 orang, di antaranya 38 orang drop out dan 2 orang lagi sakit. Tingkat ketidakhadiran terbanyak ada di SMKN 2 Kota Bengkulu dengan 13 siswa drop out dan 1 siswa sakit.  Berbeda di Bengkulu Utara dari 33 siswa tak ujian terbanyak berasal dari SMA yang berjumlah 25 orang. Sedangkan SMK hanya 8 orang. Namun dari total itu 32 orang di antaranya telah drop out.

\"Mereka ini pada saat pendaftaran peserta UN namanya sudah terdaftar. Pada  saat mendekati ujian mereka tak mau sekolah lagi dengan berbagai alasan,\" ujar Kadis Dikbud Bengkulu Utara Haryadi SPd MM.  

Ujian di Lapas Sementara itu 3 siswa harus menjalani UN di Lapas Kelas II A Bengkulu. Ketiganya Arifin Saputra, Rico Saputra siswa SMA Palawa dan Ariadi Saputra siswa SMA Muhammadiyah Bengkulu. Mereka menjadi tahanan lantaran terlibat kasus pencabulan dan pencurian. Ketiga tahanan tersebut menjawab soal UN di ruang kerja Kepala Lapas dan dijaga ketat tiga orang pengawas dan dua orang polisi. \"Saya sudah berlajar, dengan membaca buku yang dikirimkan orang tua saya serta teman-teman. Sehingga saya siap mengerjakan soal ujian,\" ucap Ariada.  

SMS Kunci Jawaban Sementara itu di Bengkulu Tengah (Benteng) UN perdana diwarnai beredarnya SMS kunci jawaban di kalangan siswa. Informasi yang beredar jika yang memberikan kunci jawaban melalui SMS itu adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Benteng yang tidak mau hasil UN tahun ini anjlok. SMS itu pun ikut beredar di kalangan wartawan.

Dalam SMS itu, dijelaskan jika kunci jawaban itu untuk selama 3 hari saja. Namun, untuk hari keempat tidak bisa dibocorkan. Diterangkan pula, dalam kunci jawaban itu jika bukan paket a,b,c  dan d. Akan tetapi, jawabanya P12, P25, P39, P46 dan P54. Namun, ketika dikonfirmasikan Kepala Dinas Dikbud Benteng, Samsuri Anif, S.Pd didampingi Kabid Dikmen, Darpin Bustami, SPd membantah keras jika pihaknya telah menyebarkan  kunci jawaban tersebut. \" Kami tegaskan jika SMS kunci jawaban yang beredar itu, palsu dan tidak benar,\" terangnya.

Menurutnya, Dinas  Dikbud Benteng mengimbau kepada seluruh siswa untuk tidak percaya kunci jawaban itu karena dipastikan palsu. Melainkan, harus percaya diri dengan menjawab soal - soal yang telah diberikan. Yang terpenting saat ini, bagi siswa adalah belajar dengan sungguh - sungguh sehingga dapat mengisi seluruh soal yang diberikan. \"Saya imbau kepada siswa untuk percaya diri dan terus belajar. Jangan percaya dengan kunci jawaban palsu itu,\" tegasnya.

Dijelaskannya, soal yang diberikan kepada peserta dalam satu ruangan saja tidak sama atau berbeda. Sehingga, tidak ada celah untuk contek - contekan atau saling bekerja sama dengan teman seruanganya.Hal itulah yang diterapkan dengan metode sistem 20 paket. \" Soal dalam satu ruangan saja, antara peserta yang satu dengan yang lain tidak sama. bagaimana mungkin mereka bisa saling bercontekan,\" pungkasnya.  

Dipantau Irjen dan BNSP Pelaksanaan UN ini tak hanya dipantau pengawas dari Universitas Bengkulu (Unib), tapi juga Irjen dan Balitbang BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan  Pusat).

Tim Koordinator Auditor Ujian Nasional Inspektorat Kemendikbud, Drs Eddy Wijaya Kusuma,  mengatakan tim ke Bengkulu ingin melihat apakah pelaksanaan UN dilaksanakan sesuai dengan Standar Operasional prosedur  (SOP). Namun ia membantah jika dikaitkan dengan sejarah dugaan  bocornya kunci jawaban yang pernah terjadi di Bengkulu. \"Tidak ada kaitanya dengan kebocoran soal. Hanya monitoring rutin,\" katanya.

Tim yang diturunkan di Bengkulu sebanyak 3 orang terdiri dari 2 orang memantau Kota Bengkulu dan 1 orang di Bengkulu Selatan. Eddy sangat yakin, siswa di dalam ruangan tidak bisa menyontek karena soal dibuat sebanyak 20 variasi dari  30 variasi yang dicetak. \"Siswa tidak bisa contek-contekan, meskipun ada yang sama pasti harus dicocokan soal yang mana dikerjakan,\" katanya.

Sementara itu Koordinator Tim Pengawas Unib Wilayah Kota Bengkulu, Dra Yunilisiah MSi menuturkan, pihaknya mengawasi proses UN mulai dari awal pendistribusian hingga proses scaning yang akan dilaksanakan di Unib. \"Perbedaanya dengan tahun lalu, pelaksaaan pihak sekolah, Unib pendampingan. Tahun ini pengawas, dan scaning diserahkan ke Unib, \" katanya.  

Soal Kotor Sekalipun ujian berjalan lancar, banyak peserta yang mengeluhkan soal UN yang kotor. Kondisi ini sempat membuat siswa merasa terganggu. \"Soalnya banyak kotor. Memang masih terbaca tapi mengurangi konsentrasi kami dalam menjawab soal UN,\" ungkap Jafar, siswa SMKN 2 Argamakmur ini.

Menanggapi kondisi tersebut, Kadis Dikbud Bengkulu Utara, Haryadi SPd MM mengatakan sepanjang masih bisa dibaca tidak akan menjadi persolan. Terkait LJK dan soal UN banyak juga ditemui robek tidak akan menjadi kendala. Sebab tim dari Unib yang akan memeriksa LJK. \"Ya peserta sendiri yang merobek untuk memisahkan antara LJK dan soal. Kalaupun ada yang robek namun tak terlalu parah, dan ini tidak akan mempengaruhi penilaian,\" paparnya.(tim)

\"hhh\"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: